Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 75 - Terjebak di Masalalu 7.

Chapter 75 - Terjebak di Masalalu 7.

Kodi sudah merasa tidak sabar ingin cepat pulang dari sekolahnya, Ali dan Vino menyadari sahabatnya kelihatan galau mereka menatap Kodi penuh rasa kasian tapi tak bisa berbuat apa apa. Laras memandang Kodi ketika pelajaran Bu Dian di mulai saat itu.

Reva yang duduk di sebelah Dina juga ikut melihat Kodi kecuali Stepi yang matanya terlihat kosong penuh misteri dengan pelan mengerjakan soal yang di berikan Bu Dian .

Tidak terasa jam istirahat telah tiba, Kodi dengan cepat keluar dari kelas sambil membawa sebuah tasnya dan berniat untuk pulang. Namun dia duduk di depan pintu ruangan menanti Ali dan Vino keluar dari kelas. Ketika Vino dan Ali keluar dari ruangan dengan terburu buru menghindar dari Stepi dia melihat Kodi yang langsung mengajak mereka ke kantin.

"Kodi..loe terlihat sedih kayaknya apakah loe ..mengingat Vanessa" tanya Vino yang tengah duduk di sebuah kursi duduk berdekatan dengan Ali . Mereka menanti bakso yang mereka pesan berada dalam meja .

"Iya.. Vino ..dan kamu juga Ali.. pikiran ku saat ini kacau penuh kebingungan tidak karuan, kalian tau Vanessa itu pacar ku dan aku tengah memikirkanya! tolong kasih tau aku dimana kalian bisa masuk ke alam yang membawa kalian ke masalalu!" tanya Kodi menatap Vino dan Ali yang tengah mau menyantap bakso yang ada di atas meja yang baru saja datang.

"Kod... bukanya gue tidak kasih tau loe .. tapi Vanessa meminta kami untuk jangan mencarinya sementara waktu" sahut Ali dia merasa berat mengucapkan pada Kodi.

"Terus.. kalian biarkan Vanessa ku di rebut sama Rahman gitu!... Ali... aku dari dulu tidak pernah jatuh cinta , hanya dengan Vanessa lah aku jatuh cinta... jika kalian tidak memberitahu ku , jangan harap persahabatan kita dengan tim basket kita akan utuh!" ancam Kodi pada mereka berdua dengan penuh emosi membuat Vino terbatuk batuk ketika mendegar ucapan Kodi.

"Huk...huk....jahat amat loe Kod..sama kita!. Ok.. demi tim basket gue akan kasih tau"sahut Vino dan Ali menatap tajam Vino seakan menyuruh untuk diam.

"Loe..jangan natap gue gitu .. Kod.. loe jangan emosi..loe tenang aja Vanessa baik baik aja, jika loe mau kesana ..! loe datangin rumah Vanessa dan masuk sebuah ruangan perpustakaan dan carilah buku yang paling atas dan terlihat besar sebab itu yang akan membawa kita ke masalalu" ucap Vino lagi dan Ali seakan tak berdaya ketika Vino berterus terang.

"Ok.. makasih Vin.. aku harus pergi sekarang" kata Kodi meletakan uang 100 ribu diatas meja dan mengambis tas nya.

"Eh..loe mau kemana pelajaran belum selesai!" tanya Ali pada Kodi.

"Aku mau pulang.. kalian bilang saja aku sakit bila ada salah satu guru bertanya tentang aku" sahut Kodi dan lalu pergi.

Ali hanya merasa binggung dan tak enak hati pada Kodi saat ini , dia mencoba memakan baksonya tapi sudah tak ada selera.

"Vin..loe kok bilang sama Kodi tentang semuanya..seharusnya loe diam gue rasa ngak enak nih sama Vanessa padahal gue udah janji sama dia" kata Ali yang tengah minum teh es dengan perasaan galau.

"Udah Li.. biarkan saja Kodi sama Vanessa menyelesaikan masalahnya bukan kah mereka pacaran" sahut Vino yang telah habis memakan baksonya.

"Loe emang benar Vin... tapi loe emang keterlaluan sampai makan bakso gitu kok..loe ngak mikir tentang masalah Vanessa sama Kodi!" keluh Ali pada Vino.

"Eh...itu urusan mereka! ngapain goe ikut campur..loe kira semuanya kita yang nanggung..udah Li..mending loe kasih aja baksonya buat goe .. daripada mubazir" kata Vino sambil kepedasan.

"Ambil aja semuanya...gue ngak selera makan" kata Ali lalu pergi dan menyerahkan baksonya pada Vino.

Ketika langkah Ali mau pergi dia melihat Laras , Reva dan juga Dina menghampirinya.

"Ali.. loe kok ngak sama Stepi sih ! tumben!" kata Reva dengan curiga.

"Goe lagi males aja" ucap Ali berbohong.

"Setelah loe tidurin dia atau loe tau siapa dia" sahut Dina membuat Ali malu dan menarik mereka bertiga untuk menjauh dari kantin.

"Tutup mulut kalian... goe ngak suka loe bahas soal Stepi disekolahan .. kalian tau kan itu bukan Stepi.. atau kalian merahasiakan sesuatu dari goe" kata Ali seakan membuat mereka pucat pasi terutama Reva dia merasa bersalah atas Stepi.

"Li... goe udah bilang... bahwa dia bukan Stepi.. tapi loe malah ngeyel... ok kami akan cerita tapi loe jaga rahasia kita" sahut Laras secara lantang pada Ali.

"Laras ...loe apaan sih... goe ngak setuju loe kasih tau semuanya..! ini masalah privasi goe!" protes Reva seakan tak setuju dengan ucapan Laras.

"Lantas loe mau satu kelas mati oleh Stepi atau loe nyimpan privasi loe tapi semuanya dalam masalah" Laras berkata dengan marah pada Reva membuat Reva jadi geram.

"Mulut loe ya Ras..jaga... ok fine goe akan cerita semuanya nanti kita bertemu di cafe nanti ketika pulang sekolah.. gimana Li! loe setuju untuk jaga rahasia kita?" tanya Reva pada Ali.

"Ok. goe setuju kita akan ketemu nanti ...by" ucap Ali lalu pergi.

"Busyet ganteng amat sih Ali.." kata Dina seakan terpesona akan Ali di matanya.

"Eh..loe awas suka sama Ali..dia itu bekas Stepi tau" sahut Laras dengan cuek.

"Bodo amat.. kan goe ngak virgin.. ngomong ngomong apa loe yakin akan cerita semuanya pada Ali" tanya Dina seakan meminta keputusan teman temanya.

"Tanya aja sama teman loe yang virgin" sahut Reva dengan kesal melirik Laras.

"Loe kira goe teman apaan yang hanya bisa bilang aib teman.. goe punya rencana kita bilang saja sama Ali jalan jalan ke club terus yang kerjanya gitu cuma Stepi... bukan kalian berdua dan yang jadi sasaranya adalah Jhon guru kita ..gimana" kata Laras memandang malas wajah Reva.

"Ok.. goe setuju" kata Dina dan Reva hanya menganguk kecil.

"Ya..udah kita pergi aja goe udah lapar " sahut Laras dan mereka menuju kantin lagi.

Dari kejauhan mata mengintai menatap mereka dan terlihat senyuman licik yang terlihat dari wajahnya dia adalah Stepi memiliki rencana yang jahat. Stepi menghampiri Jhon yang tengah duduk di sebuah ruangan rahasia.

Jhon begitu kaget melihat Stepi menghampirinya dan terlihat tidak suka.

"Kenapa kau datang secara tiba tiba" kata Jhon dengan kesal.

"Aku hanya ingin sentuhan mu,sayang" ucap Stepi yang tengah membuka kancing bajunya.

"Stop Stepi!! ini sekolahan.. kau mau apa?" teriak Jhon dan Stepi kaget membuat hatinya terasa panas.

"Jhon..sekolahan kamu bilang,,, kau buat aku begini karena ulah mu! bahkan teman teman ku menjahuiku oleh mu! apakah kau.. masih menolaku.. kau tau aku ini seperti hidup dalam kehampaan oleh mu.." kata Stepi dengan sedihnya membuat Jhon melemah.