Kodi melangkah meletakan semua pakaian seragamnya dan mengantinya dengan pakaian kaos dan celana jeans. Sambil memakan snack dengan malas, dia keluar menggunakan jeket hitam dan celana jeans di padu dengan sepatu sneacker yang membuatnya terlihat tampan.
Bi Inang memandang Kodi dengan kagum dia menghampiri anak majikanya yang terlihat buru buru membawa tas ranselnya.
"Den....Den... tunggu mau kemana?" tanya Bu Inang dengan tergopoh gopoh dengan tubuh yang gemuk menghampiri Kodi.
"Mau jalan Bi" jawab Kodi singkat menghentikan langkahnya.
"Tapi nyonya tadi pergi seminggu dinas ke luar kota.. lalu Aden sendiri mau kemana bawa tas gitu" sahut Bi Inang dengan hati hati.
"Bi Inang.. aku mau nginap ke rumah teman, jadi Bi Inang hati hati jaga rumah ya! " ucap Kodi lalu pergi tanpa memperhatikan pertanyaan Bi Inang.
Kodi keluar di balik pintu yang tertutup dan menghampiri bangunan tua itu dan lalu melangkah masuk ke dalamnya, dengan hati hati Kodi menyusuri ruang terlihat klasik itu dan mencari perpustakaan tepat disamping anak tangga .
Kodi melangkah masuk dan melihat begitu banyak buku buku kono dan terlihat usang, Kodi mencoba mengingat semua perkataan Ali bahwa mereka tersesat disebuah buku yang terlihat besar. Mata Kodi mencari kesana kemari tiba tiba dia melihat kesebuah rak buku yang paling pojok dan terlihat besar , Kodi pun mengambilnya dan ingin segera membukanya. Tapi langkahnya terhenti mana kala seorang lelaki tua datang dengan rambut terlihat coklat dan agak mirip dengan Vanessa.
Kodi terlihat gugup ini baru pertamanya dia bertemu dengan Steven ayahnya Vanessa dengan tatapan tajam menatap Kodi yang menyelinap masuk kerumahnya tanpa izin.
"Paman , maaf kan aku telah masuk tanpa permisi di rumah mu.. aku hanya ingin menjemput Vanessa agar kembali kesini" kata Kodi dengan gugup .
"Kau tak usah minta maaf sebab aku tau niat mu baik... Kodi bawalah Vanessa kemari beritahu dia untuk tidak masuk masalalu sebab akan sangat bahaya untuknya, semua yang ada dalam buku masalalu itu hanyalah bersifat sementara, tidak akan mengubah takdir untuknya bersama Rahman .. dia akan mati begitu juga Rahman ... hanya saja tak setragis cerita masalalunya dulu" kata Steven dengan tenang.
Kodi menghembus nafas , dia kira Steven akan marah padanya karena masuk rumah tanpa izin . Kini Kodi menjadi tenang .
"Baik paman... aku akan memberi tahu Vanessa izinkan aku pergi " kata Kodi dan Steven hanya menganguk dan kemudian Kodi membukanya lalu sebuah sinar hijau membawanya dan membawa Kodi masuk kesebuah alam yang berbeda disana dia .
Tubuh Kodi melayang diantara sinar yang membawanya dengan sekejab dia terjatuh diantara pepohonan yang rimbun dengan begitu menyejukan kulitnya. Kodi menatap sebuah pohon itu dengan seksama begitu banyak pohon durian dengan aroma yang khas membuat Kodi merasa lapar ingin mencicipinya.
Kodi berjalan dan tak jauh disana dia melihat sebuah rumah dipinggir sungai dan terlihat seorang gadis berambut coklat bercengkrama dengan seorang laki laki yang mirip denganya.
Wajah Kodi terasa merah menahan cemburu menyeruak di dalam hatinya, melihat Vanessa dengan Rahman bersendah gurau di bawah pohon meskipun jarak mereka duduk tidak dekat tetap saja Kodi cemburu.
Kodi pun menghampiri mereka dan tanpa sengaja Kodi menampar wajah Rahman yang replek dan kaget, melihat wajah yang begitu mirip padanya.
"Ada apa tuan.. kenapa anda menampar saya" kata Rahman menjadi kaget dan melihat wajah mereka sama begitu persis. Sedangkan Vanessa menjadi syok dan terlihat pucat melihat Kodi disampingnya.
"Vanes..coba jelaskan siapa aku!.. kenapa kau begitu lama Vanessa ...aku menunggu mu! aku sudah lelah menunggu mu .. kau malah bersama Rahman apakah kau tak mencintaiku" ungkap Kodi dengan pilu menatap Vanessa dan membuat Rahman jadi binggung dia mencoba bertanya disaat hatinya di isi dengan kata cinta pada Vanessa kini timbul laki laki di depanya yang begitu mirip dengan wajahnya.
"Nona Vanes..coba jelaskan siapa dia?" tanya Rahman dengan begitu cemburu pada Vanessa.
"Aku pacarnya Vanessa yaitu kekasihnya! kau Rahman kan.. ingat Rahman jangan rebut Vanessa dari ku sebab dia bukan ditakdirkan untuk mu ...kalian tidak bisa bersama" sahut Kodi dengan berapi rapi.
"Kodi..kamu kenapa kesini!.. bukan kah aku sudah bilang pada Ali agar kau jangan menyusulku sebelum urusan ku selesai" Vanessa malah berbalik bertanya pada Kodi.
"Aku kecewa padamu Vanes..kau malah mengkhianati ku dan memilih dia! kau tau aku begitu mencemaskan mu... mengapa kamu berkata seperti itu..Rahman hanyalah masalalu mu dia tidak bisa bersama karena takdir kalian berbeda ! ayah mu tadi berpesan agar kau segera kembali ke dunia nyata sebab kegelapan akan menghantui seluruh desa untuk menghentikan para bangsa vampir" kata Kodi dengan pelan mencoba sekuat hati berkata, padahal hatinya hancur melihat tatapan Vanessa begitu banyak cinta antara Vanessa dan Rahman.
"Kodi...benarkah itu..maaf kan aku" kata Vanessa dengan binggung.
"Nona Vanes aku tak mengerti dengan orang ini! apakah kau kekasihnya.. tolong jelaskan" ucap Rahman seakan ada kesedihan di hati Rahman membuat Vanessa tak tertahan menjatuhkan air matanya.
"Iya.. Rahman...maafkan aku.. sepertinya aku harus pergi " kata Vanessa dan membuat Kodi merasa menang dihadapan Rahman.
"Nona Vanes..aku sangat senang mengenalmu.. jika itu kebahagiaan mu .. tapi aku jatuh hati padamu" ucap Rahman pada Vanessa membuat Kodi memalingkan wajahnya .
"Maaf kan aku Rahman... ini gelang mu akan aku kembalikan, sunguh ini begitu berat bagiku.. aku harus pergi" kata Vanessa ada wajah yang sedih terpancar di hati Rahman dan sangat berat padanya. Kini Vanessa dan Kodi mulai pergi menuju sebuah pohon beringin untuk pulang. Sebenarnya Kodi bukanlah rekarnasi dari Rahman, melainkan rekarnasi dari kembaran Rahman itu sendiri dan meninggal ketika dilahirkan.
Teka teki itu terjawab sudah, bahwa Rahman dan Kodi berbeda meskipun dengan wajah yang sama. Sebelum mereka dilahirlan bersama Kodi terlebih dulu rahim sebagai kakar Rahman tapi sayangnya meninggal, sedangkan Rahman lahir dengan selamat. Meskipun begitu ikatan diatara mereka tidak bisa terpisah bahwa tetap saja mereka diberikan hidup yang berbeda diantara kehidupan sebelumnya.
Kodi tau bahwa hidup dan bayangan masalalu menghantuinya bukanlah dia sesunguhnya melaikan bayangan masalalu antara Rahman dan Vanessa yang pernah hidup dan saling mencintai. Selama ini Vanessa hanyalah berharap dan bermimpi ribuan purnama mengharap rekarnasi dari Rahman tapi yang datang bukanlah Rahman melaikan kembaran Rahman yang meninggal dunia ketika dilahirkan. Tidak mungkin Kodi bisa masuk di ruang masalalu dan bisa bertemu dengan Rahman mestinya dia hanyalah bayangan jika memang benar Kodi rekarnasi Rahman, hati Vanessa begitu rapuh ketika dirinya dan juga Kodi sampai disebuah perpustakaan dengan wajah yang sedih terlihat di matanya.
"Vaness... aku tau perasaan mu... jika memang kau ingin mengakhiri hubungan kita aku rela!"kata Kodi dan ingin pergi meninggalkan Vanessa.
"Tunggu!!! kau bicara apa tadi hah!!" teriak Vanessa membuat langkah Kodi terhenti.