" Aku ingin akhiri hubungan kita! kamu mencintai Rahman kan... sekarang kamu bisa pergi kesana , tanpa harus ada aku.. aku hanya ingin kamu bahagia" ucap Kodi menatap Vanessa dengan sedih.
"Rahman.... katamu.. lalu kenapa kamu masuk Kodi ke masalalu jika hanya ini dari kata kata mu! kau tau aku ingin selesaikan semuanya ..lalu kau seenaknya memutuskan tentang kita Kodi" Vanessa berkata dengan pilu matanya merah menyala seakan ada amarah yang ada di perasaan Vanessa. Kodi tidak tau bahwa dia berkata seakan tidak menyadari suasana hati Vanessa membuat Kodi seakan rasa takut menghantui dirinya.
"Vaness.. bukan itu maksud ku!! kau lebih bahagia bersama Rahman dibandingkan aku kan.. dari itu aku memilih melepasmu" Kodi melemah suaranya.
"Kodi... kau mempermainkan ku!! kau bilang begitu karena aku hanyalah monster kan.. kau membuat aku kehilangan segalanya.. kau harus mati Kodi" teriak Vanessa mau menyerang Kodi oleh amarah dan sisi buasnya yang kini menguasai dirinya, namun ketika Vanessa mau menyerang Kodi yang sudah pastrah menutup matanya beruntung Steven datang menghampiri Vanessa dan mengagalkan tindakan Vanessa yang hendak membunuh Kodi.
"Vaness.. tenangkan dirimu!! Vanessa ingat tindakanmu salah..Kodi cepat pergi!"kata Steven hingga Kodi berlari dan keluar dari rumah.
"Papa... kenapa papa menghalanggiku.. kenapa pa!!..biarkan saja dia mati pa.. dia tidak pantas hidup" teriak Vanessa dengan penuh amarah yang mencoba mengejar Kodi tapi Steven menghalanginya.
"Vanessa sadarlah!! kau di rasuki oleh amarah mu.. jika kau membunuhnya maka kutukan itu akan menguasai desa ini dan membuat bangsa vampir akan hidup abadi selamanya" ucap Steven dengan tenang.
Vanessa menjadi melemah dan matanya yang merah menyala kini hilang dan seketika tubuhnya ambruk dan tak sadarkan diri. Steven mengankat tubuh yang ramping itu dan mencoba memahami tindakan bodoh putrinya yang mencoba membunuh Kodi.
Vanessa pun diletakan ditempat tidurnya , dengan tenang Steven duduk merenungi semua kesalahanya, mengapa dia menciptakan buku yang membawa ke masalalu , buku menghubungkan alam di mensi lain dan kini putrinya terpuruk akan masalalu yang menghantuinya.
Steven berlahan membawa Vanessa masuk ke dalam kamarnya dan meletakan Vanessa di dalam tempat hingga gadis itu tertidur tepat disampingnya. Steven tau Vanessa begitu terpukul dan menyadari semuanya begitu sulit baginya untuk bisa menguatkan putrinya dan kini langkahnya keluar dari kamar Vanessa.
*****
Kodi tiba di rumah dengan hati yang sangat terluka, perasaanya tak karuan jantung yang mulai berdetak sudah semakin menyiksanya seketika tubuhnya merasa sakit tepat di uluh hatinya dan ambruk begitu saja.
Vina masuk ke kamar mendegar Bi Inang melihat Kodi masuk ke kamar , dengan langkah tergesa gesa berharap anaknya baik baik saja Vina melihat Kodi pingsan.
"Kodi!!bangun apa yang terjadi dengan mu nak?"teriak Vina pada anaknya yang terlihat pucat pasih. Vina begitu panik dan berteriak.
"Inang!!inang!! panggilkan ambulan untuku " teriak Vina. Dengan cepat Bi Inang menelpon ambulan rumah sakit, dan membawa Kodi kerumah sakit.
Ambulan begitu cepat melaju membawa Kodi ke rumah sakit, Vina yang begitu cemas melihat keadaan anaknya membuat pikiranya tak karuan. Entah apa yang ada di benaknya adalah memikirkan Kurniawan mantan suaminya untuk memberi tahu kabar Kodi. Sayangnya beberapa kali Vina menghubungi mantan suaminya tersebut tak bisa diangkat, lalu dengan panik dia hanya bisa berdoa ketika Kodi di bawa keruang ICU.
Dokter datang memeriksa Kodi dan sedikit binggung akan kondisi Kodi saat ini , dia merasa ada yang tidak beres terjadi pada pasien ini dan menyuruh perawatnya untuk memanggil Vina di ruangannya. Dengan pelan Vina berjalan menghapus butiran air matanya dan masuk keruangan dokter Hardi yang berusia 45 tahun.
"Masuk lah Bu Vina !" ucap Dokter Hardi pada Vina yang tengah lesu.
"Bagaimana keadaan anak saya dok ! apakah dia baik baik saja?" tanya Vina dengan sedih seakan air matanya tidak bisa terbendung lagi membuat Dokter Hardi menjafi iba.
"Inilah yang membuat saya binggung bu.. ketika saya memeriksa seluruh kesehatan anak anda, semuanya baik baik saja ! hanya saya terdapat ke anehan yang menurut saya di luar jangkauan saya sebagai dokter.. jantung putra anda mengalami keanehan .. jantungnya ada sebuah lubang yang terlihat membeku dan saat ini sangat menghambat kesadaranya. Untuk itu saya sebagai dokter perlu memeriksanya lagi keanehan ..apakah yang sedang terjadi ! dan penyakit langka ini sangat jarang ditemukan." kata Dokter Hardi dalam menjelaskan pada Vina.
"Lalu apakah penyakit langka anak saya bisa di sembuhkan dok ?" tanya Vina seakan menguncang perasaanya mendegar penjelasan Dokter Hardi.
"Saya belum bisa memastikan bu... apakah anak anda bisa di selamatkan atau tidak.. dan sekarang dia memakai alat bantu pernapasan menggunakan tenaga medis ! anak ibu mengingatkan saya pada almarhum teman saya dulu... penyakit yang dia alami bukan lah dari segi medis melainkan ada hubungan masalalu yang belum terselesaikan" jawab Dokter Hardi sambil berdiri menatap jendela yang terlihat area pepohonan.
"Maksud dokter apa .. anak saya mengalami masalalu yang belum terselesaikan ! saya tidak mengerti dengan kata anda dokter" Vina berkata seakan meminta penegasan tentang kondisi Kodi saat ini.
"Bu Vina... anak anda sulit di jelaskan secara non medis, itu hanya dugaan saya sebagai dokter yang mengalami peristiwa di luar nalar saya. Bu Vina.. tolong jangan terus bersedih tentang kondisi anak anda saat ini..datanglah ke alamat ini barang kali anda mendapat petunjuk tentang anak anda" kata Dokter Hardi sambil memberikan sebuah alamat pada Vina.
"Omong kosong macam apa ini dok.. saya kesini membawa putra saya agar bisa sembuh ! dan dokter memberi alamat ini...dokter menyuruh saya ke paranormal begitu !! saya ini lelah dok... saya hanya ingin tau apakah anak saya bisa disembuhkan apa tidak... tapi anda bilang membuat saya menjadi binggung" kata Vina dengan panik bercampur amarah.
"Tenang bu...saya bukan bermaksud menyinggung perasaan ibu !! jika ibu merasa kata kata saya ini adalah omong kosong.. silahkan ibu bawa putra ibu ke rumah sakit lain dan saya yakin tidak ada dokter yang bisa mengerti tentang penyakit anak ibu. Saya sudah 25 tahun berprofesi sebagai dokter spesialis jantung, dan ketika saya sedikit menguingat penyakit langka anak ibu.. dan mengingat kan saya pada almarhumah teman saya.. dan saya hanya niat membantu !! percaya atau tidak terserah ibu.. dan ingat jangan biarkan kondisi anak ibu menjadi parah." Dokter Hardi berbicara dengan tegas dan lalu pergi.
Vina termenung sambil menghapus air matanya dan keluar sambil membawa kertas yang ditulis oleh Dokter Hardi. Dengan sedikit kebinggunga Vina menghubungi Pak Hasim agar menjaga Kodi di rumah sakit untuk sementara waktu.