" baiklah kalau begitu, sampai ketemu besok ya Rose, " ucap pihak tersebut dan mengakhiri pembicaraan itu. Rose pun melanjutkan novelnya yang tak kunjung selesai sedangkan itu harus segera dikirimkan kepada penerbit untuk dibukukan dan disebarkan ke seluruh toko buku.
TOK... TOK...
" Rose... ada teman kamu yang datang, cepatlah keluar!" karena penasaran, dia pun keluar dari kamarnya dan membukakan pintunya, tapi... " Hai Rose, apa kabar?" Rose merasa kaget ternyata orang yang datang ke rumahnya itu mantannya saat SMA, namun ia menahan rasa sedihnya. " Alhamdulillah, aku baik dan kamu?" tanya Rose tersenyum manis pada mantannya itu, " aku baik, terimakasih. Rose, apa bisa aku bicara denganmu? kalau kamu gak keberatan, aku ingin ajak kamu ke suatu tempat agar kita bisa berbicara dengan santai tanpa ada rasa canggung antara kita berdua."
Begitulah yang Rose hadapi saat itu, pekerjaan yang tidak ada kata kelar dan kehadiran mantannya itu membuat ia teringat dengan kenangan masa lalu yang berakhir dengan kekecewaan yang berat. " ok, aku ambil tas dulu ya." Akhirnya mereka berdua pergi ke cafe, " pegangan Rose... nanti kamu jatuh loh..." Rose pun menangis karena sudah lama tak bertemu dengannya, tapi rasa kecewa yang masih menyesak dadanya sampai sekarang membuat Rose menganggapnya seperti orang biasa. Ia menghapus air matanya dan memberi jarak antara dia dengan mantannya itu selama berkendara.
" kamu kenapa? are you okay, honey?" tanya Rio, mantannya si Rose setelah duduk di tempat yang sudah tersedia. " aku okay tuhh...emang kenapa?" tatapan Rio seperti ragu dengan jawaban Rose itu. " aku tau kamu bohong sama aku. Apa kamu masih kecewa sama aku?" tanya Rio memegang kedua tangannya, " kenapa kamu kembali hadir disini? bukannya kita sudah lama putus?" tanya Rose dengan penuh rasa kesal dan tidak menoleh padanya, " iya, memang kita sudah lama putus dan tidak ada komunikasi lagi, tapi kalau boleh aku jujur sama kamu sampai detik ini aku gak bisa move on dari kamu," jelas Rio berkata jujur.
Rose terdiam dan tidak berkata apapun setelah ia mengaku jujur, " Rose..." Barulah ia menoleh dan menatap wajahnya, rupanya tak berubah dari dulu hingga sekarang. " Aku...." Tak kuasa menahan tangis ini dan ia berlari menuju ke wastafel, " Rose, kamu mau kemana?" akhirnya, Rio menyusulnya ingin mengetahui mengapa tiba-tiba Rose pergi ke kamar mandi tanpa berkata apapun.