Tangan besar Mu Tianyan yang kuat juga sudah meraih leher belakang Lu Zijia. Akan tetapi dia tidak punya waktu untuk mengerahkan kekuatannya.
"Siapa kamu?"
Mu Tianyan sedikit menambah tekanan di tangannya. Hal tersebut membuat Lu Zijia merasa sakit. Setidaknya, pria itu tidak mematahkan lehernya.
Setelah mengetahui jika Bibi Tertuanya bersekongkol dengan keluarga Lu, Mu Tianyan membaca semua informasi mengenai Lu Zijia.
Karena itu, dia yakin bahwa orang di depannya ini bukanlah Lu Zijia. Dari hasil penyelidikannya, Lu Zijia adalah gadis lemah yang mudah diintimidasi.
Kesabaran Mu Tianyan sudah habis. Tiba-tiba dia meledak layaknya monster ganas. Hal tersebut yang membuat orang-orang di sekitarnya akan merasa ketakutan.
Namun, sebagai kultivator tingkat Jin Dan di kehidupan sebelumnya, kekuatan Lu Zijia tidak bisa diragukan lagi.
Oleh karena itu, intimidasi Mu Tianyan yang mengerikan tidak begitu mempengaruhinya.
"Siapa aku? Tuan Muda Kedua Mu, bukankah kamu sudah menyelidikinya? Jadi jangan bertanya lagi."
Lu Zijia merasa bahwa dirinya sekarang sudah seperti kompor menyala yang bisa meledak kapan saja.
"Tuan Muda Kedua Mu, angkat tanganmu. Jika kamu tidak ingin sesuatu terjadi pada 'adikmu'."
Perlahan, Lu Zijia memindahkan moncong pistol itu ke bagian penting yang ada di bawah perut Mu Tianyan.
Kondisi tubuhnya semakin memburuk. Jika tidak segera diselesaikan secepat mungkin, dia takut dia yang akan terbunuh.
Jadi, untuk mencegah Mu Tianyan bertindak gegabah, dia akan menjadikan dirinya sebagai wanita mesum agar pria itu bisa berada di bawah kendalinya…
Sadar kalau bagian penting di bawah tubuhnya tengah ditekan pistol, wajah Mu Tianyan kembali menggelap. Seperti ada tanduk tak kasat mata yang muncul di kepalanya.
Suhu di dalam ruangan pun turun dalam sekejap. Hal tersebut menunjukkan betapa marahnya pria itu saat ini.
"Tuan Muda Kedua Mu, aku tidak cukup sabar. Jika kamu tidak mau bekerja sama, maka aku tidak punya pilihan lain untuk melakukannya."
Moncong pistol itu terasa semakin menekan bagian terpentingnya. Ada sedikit rasa ngilu saat benda itu menekan tulang rentannya sehingga membuatnya tak kuasa mengeluarkan erangan.
Mu Tianyan yakin akan membunuh wanita yang berani mengancamnya. Akan tetapi dia tidak yakin untuk melukai bagian terpenting yang dia miliki!
Dalam kondisi seperti ini, akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidup Mu Tianyan mau berkompromi. Meskipun dengan wajah yang geram.
Melihat Mu Tianyan yang mengangkat tangan dengan patuh, Lu Zijia diam-diam menghela napas lega.
Meskipun dia berani membunuh Mu Tianyan, tapi dia tidak ingin menimbulkan masalah besar untuk dirinya sendiri sebelum dia dapat sepenuhnya memahami dunia baru ini.
Sekilas, Mu Tianyan tidak terlihat seperti orang biasa. Jika Lu Zijia membunuhnya, dia yakin pasti akan ada banyak masalah yang akan menunggu dirinya.
"Menyingkirlah!"
Mu Tianyan sama sekali tidak takut meskipun hidupnya sedang terancam saat ini.
"Maaf, sepertinya tidak bisa."
Lu Zijia menolak dengan tegas.
Bukannya dia mendambakan dada bidang seorang pria. Akan tetapi pria ini memang terlalu berbahaya sehingga dia harus hati-hati.
Sebelum Mu Tianyan membuka mulut, Lu Zijia sudah berkata, "Aku adalah wanita, dan kamu seorang pria. Jika ada yang merasa dirugikan, itu pasti aku. Kenapa justru kamu yang begitu tegang?" Lu Zijia mengatakan sebenarnya.
Namun, aura Mu Tianyan yang begitu dingin membuat Lu Zijia tak kuasa menggigil gemetar.
"Jadi, apa sekarang kamu tidak punya malu telah melemparkan dirimu ke pelukanku?" tanya Mu Tianyan tajam.
Lu Zijia, "..."
'Pria ini benar-benar tetap mempermalukan namaku!'
"Meskipun kamu lumayan tampan, tapi itu tidak berhasil membuatku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Jadi jangan terlalu percaya diri."
Ketika Lu Zijia bicara, hangat napas wanita itu menerpa leher Mu Tianyan. Hal tersebut yang kemudian berhasil menarik penuh perhatian pria tersebut.