"Hari ini kami mau berkencan, berdua saja."
"Aih~ berkencan? Dengar ya Beibei, aku sama sekali tak mempercayai kata-katamu."
Shi Beiyu mengabaikannya dengan malas lalu berkata dengan suara rendah, "Oke, itu saja. Aku akan bergabung lain hari."
Mendengar ini, Huo Sikai tiba-tiba berteriak, "Hei, tidak! Kamu…"
Sebelum dia selesai berbicara, Shi Beiyu sudah mematikan telepon dengan kejam.
Mu Siyin menatapnya, dia tidak bisa berkata-kata, "Kamu jelas punya janji dengan temanmu, lalu kenapa kamu malah menyeretku dan mengabaikan mereka?"
Shi Beiyu mengangkat alisnya sedikit, "Karena aku ingin berkencan denganmu."
Mu Siyin, "..."
Shi Beiyu membawa Mu Siyin ke restoran romantis bertema barat.
Mu Siyin berdiri di depan pintu dan melihat tulisan besar 'Qing Diao', dia memutar kepalanya untuk melihat Shi Beiyu di sampingnya.
Dia tidak menyangka bahwa pria ini tahu tempat seperti ini.
Ini adalah restoran terkenal untuk para pasangan di ibu kota. Di kehidupan terakhirnya, dia dan b*jingan Gu Yifan itu juga mengunjungi tempat ini dua kali.
Ketika Shi Beiyu melihat Mu Siyin berdiri di sana sambil menatapnya, dia mengangkat alisnya, "Ada apa?"
Mu Siyin mendekatinya lalu berbisik, "Kamu pernah datang ke sini sebelumnya?"
Shi Beiyu berpikir sejenak kemudian mengangguk, "Hm."
Karena restoran ini adalah milik ayah Huo Sikai, Shi Beiyu dan temannya yang lain sering datang ke sini. Makanannya enak, suasananya juga nyaman, apalagi ini adalah tempat yang cocok untuk berkencan.
Mu Siyin menatapnya dengan tatapan aneh, "Bukankah sebelumnya kamu lajang? Mengapa kamu suka datang ke sini?"
Begitu dia selesai bicara, Yan Ze, yang mengikuti mereka di belakang, langsung mengeluarkan tawa kecil.
Lajang?
Ini adalah pertama kalinya kata ini digunakan pada Tuan muda!!
Terdengar menyegarkan.
Suasana hati Shi Beiyu langsung menjadi tidak baik. Dia bertanya sambil menatap Mu Siyin dengan curiga, seperti sinar X-ray, ingin melihat ke organ dalamnya dengan jelas.
"Kamu dan Gu Yifan pernah datang kemari?"
Begitu kata-kata ini keluar, Yan Ze segera menghela nafas di dalam hatinya dia berkata, 'Kecemburuan ini begitu kuat, aku tak bisa menahannya lagi.'
Saat Mu Siyin sadar dia sudah mengatakan sesuatu yang salah karena rasa penasarannya. Dia langsung memutar matanya yang hitam dan besar, lalu mendengus kemudian berkata, "Tidak. Aku tidak akan pergi dengannya. Jika bukan karena pertunangan ini, aku tidak akan repot-repot memperhatikannya!
Setelah mendengar ucapan Mu Siyin, ekspresi tidak suka di wajah Shi Beiyu menjadi sedikit lebih baik, lalu dia mendengus dengan arogan, "Sebaiknya terus seperti itu!"
Lalu dia melingkarkan tangannya yang besar di pinggang Mu Siyin dan berjalan masuk ke restoran.
Ketika Shi Beiyu dan Mu Siyin berdiri di depan pintu, semua karyawan dan manajer di dalam sudah memperhatikannya, mereka sudah siap untuk menyambut dan melayaninya.
Awalnya, semua orang cukup penasaran dengan identitas Mu Siyin. Bagaimanapun, kebencian Shi Beiyu terhadap wanita sudah diketahui semua orang. Jadi semua orang tidak berpikir bahwa Mu Siyin adalah pacar Shi Beiyu.
Namun siapa sangka… Tuan muda Shi memeluk wanita itu di pelukannya. Seketika itu, wajah semua karyawan berubah menjadi terkejut!
Bom itu dijatuhkan begitu cepat sehingga mereka tidak punya waktu untuk bereaksi.
Ketika manajer melihat bahwa Shi Beiyu datang dengan Mu Siyin dalam pelukannya, dia berkata sambil tergagap, "Tu-tuan muda Shi, Anda datang."
Ketika Mu Siyin mendengar ini, dia berkedip. Sepertinya Shi Beiyu adalah pengunjung tetap disini.
Shi Beiyu berkata dengan ringin, "Tempat yang biasa."
"Baik, baik, saya akan mengantarkan Anda."
Mereka berjalan ke lantai tiga, tak lama kemudian mereka sampai di 'tempat biasa' yang dikatakan Shi Baiyu.
Saat pintu terbuka, mata Mu Siyin langsung berkilau cerah.
Jendela besar yang menjulang dari lantai hingga ke langit-langit dihiasi dengan tirai yang tertiup angin. Ruangan ini penuh dengan keanggunan dan ketenangan, dengan mawar merah muda di seluruh sudut. Semua ini sangat indah, cantik dan mewah.