Sejak masuk SMA itu, Cynthia tidak pernah ikut ekstrakulikuler apa pun.
Dia juga tidak dekat dengan guru mana pun, dan dia masih ada rasa sungkanyang besar dengan bu Alifia.
Dia menjadi tidak percaya diri, dan dia juga orang yang sukar berteman.
Dia ingin sekali sekelas dengan sahabat masa kecilnya tetapi orang tua sahabatnya yang tahu kalau dirinya ini berasal dari keluarga yang banyak hutangnya membuat mereka berdoa agar anaknya tidak pernah sekelas dengannya.
Tapi, walaupun begitu, Cynthia dan sahabat masa kecilnya ini tetap menjalin hubungan baik, yang jahat kan para orang tuanya.
Dia juga berpikir untuk kedua kalinya, mengapa para orang tua selalu tidak mengerti apa yang dipikirkan anaknya? Bukankah mereka adalah seorang individu yang terlahir dari darah dagingnya? Tapi, sebagian besar orang tua sering mengabaikan anaknya.
Hal yang paling Cynthia takuti adalah jika suatu saat nanti dia akan menjadi orang tua yang seperti itu, kalau anaknya meninggalkan dirinya lebih dulu ..., siapa yang bakal menanggung kesedihan terbesarnya?
Pasti ....
Saat dia termenung sendirian dan memikirkannya di suatu tempat, di bangku yang ada di taman belakang sekolah, seorang guru wanita berdada besar dengan paras cantik ini menghampirinya dengan menepuk pelan pundaknya.
Tadinya ingin membuatnya kaget namun, dia rasa tidak pantas apabila terlalu usil pada muridnya.
Hal yang paling dia sesali adalah ....
[Kehilangan Olivia] Hal yang sama-sama mereka rasakan.
Tapi, mereka sadar kalau mereka tidak boleh terus menerus meratapi hidupnya dengan kesedihan, walaupun ini adalah pembahasan pertama saat bertemu kembali.
****
Hari demi hari berlalu, Cynthia menunjukkan pada bu Alifia karya yang dia tulis saat ini, dia benar-benar bersungguh-sungguh ingin mengikuti jejak anaknya. Bu Alifia yang biasa dipanggil bu Alif ini selalu sibuk tapi, dia sering menyempatkan waktunya untuk bertemu dengan Cynthia yang tampaknya ingin berkonsulitasi dengannya.
Mereka benar-benar bertemu meski singkat. Perlahan Cynthia yang terus menerus bertemu dengannya itu mengingatkan dirinya pada Olivia. Perbedaan Cynthia dan Olivia terletak pada penyajian karyanya, Cynthia menjadi penulis untuk mengejar sesuatu. Sementara Olivia menjadi penulis karena disegani banyak orang tapi, keduanya sama-sama ingin menjadi penulis.
Cynthia berusaha keras dan tetap belajar konsisten dalam membuat karyanya.
Bu Alif berpikir, mungkin selama ini ... dia tidak pernah melihat sosok anaknya yang bahkan sampai seserius Cynthia.
Dengan kegigihanyang dimiliki oleh Cynthia ..., akhirnya bu Alif mencoba untuk membantunya, mungkin dia akan lebih baik dikenalkan pada seorang penerbit maupun editor yang menaungi Olivia sebelumnya daripada berkonsultasi padanya, itu pikirnya.
Hari demi hari, Cynthia mulai menyukai dunia kepenulisan dan dia seseorang yang duduk di dekatnya terkadang membaca tulisannya. Dia adalah seorang anak lelaki yang sakit-sakitan. Dia juga tidak pernah menyangka kalau setiap kali dirinya mendapatkan teman, pasti itu anak yang penyakitan terkecuali sahabatnya di masa kecil.
Malam itu, bu Alif mengundangnya Cynthia ke rumahnya, dan dia mengenalkan editor yang selama ini bekerja bersama Olivia ketika menyunting naskah tapi, editor tersebut juga merupakan penulis akusisi di suatu platform.
Editor tersebut akan menggandeng Cynthia apabila dia sudah mahir menulis novel dan berpengalaman. Saat ini Cynthia yang baru terjun ke dunia literasi belum mahir sama sekali.
"...."
Hal itu cukup membuat Cynthia minder selama beberapa waktu, dan membuat pikirannya tidak jernih.
Tapi, dia belum putus harapan. Dia menyadari dirinya dan Olivia memiliki perbedaan yang sangat besar jadi wajar saja editornya juga berkata seperti itu. Namun, tak hanya berhenti sampai situ, untuk melatih bakat terpendamnya ini ..., sang editor mengundangnya ke dalam suatu platform tempat dirinya menjadi penulis akusisi. Artinya, di platform tersebut sang editor hanyalah seorang yang tidak terikat kerja di sana.
Cynthia yang baru pertama kali masuk sana belum paham dengan kebijakannya, dan dia juga bertanya-tanya apakah sebelumnya Olivia pernah menulis di sini?
Menurut sang editor, karya Olivia sangatlah banyak dan dia juga pernah masuk platform tersebut sebagai ghost-writer.
*Ghost Writer: Penulis bayangan atau penulis siluman adalah penulis profesional yang dibayar untuk menulis buku, artikel, cerita, laporan, atau teks lain yang secara resmi penghargaan atas karya tersebut jatuh kepada orang lain. Selebriti, eksekutif, dan para politikus sering menyewa penulis bayangan untuk menulis draf atau menyunting otobiografi, artikel majalah, atau bahan tertulis lainnya.
Dia sudah seprofesinal itu!
Dan, konon katanya juga banyak yang menyewa jasa ketikan Olivia. Tak tahu tepatnya karya yang mana pastinya yang menggunakan jasa milik seorang penulis terkenal itu, yang jelas nama akunnya bukan nama aslinya.
Nama pena yang digunakan sebagai akun samarannya.
"...."
Cynthia pun mulai tertarik saat mendengar hal tersebut. Itu artinya dirinya bebas berkreasi di platform ini. Ya! Karena tujuan editor yang mengundangnya itu hanya bertujuan agar Cynthia belajar mengenal banyak karya.
Cynthia ingin sekali mempublikasikan ceritanya tapi, masih sangat ragu. Bisa jadi tidak pantas atau tidak bernilai di mata banyak orang.
Dia butuh banyak referensi dan riset untuk mengembangkan ceritanya itu.
Lalu, suatu ketika ....
Dia menemukan sebuah cerita romansa fantasi yang ditulis dengan gaya bahasa yang khas seperti milik Olivia.
"...!!" ini? Apakah mungkin?
Tapi, dilihat dari unggahannya itu terakhir dua minggu yang lalu. Namun, dia yang sudah membaca begitu banyak karyanya Olivia pasti sudah hafal penyampaian gaya bahasanya.
'Bukankah Olivia itu sudah meninggal kurang lebih setahun yang lalu tapi, mengapa novel ini mirip sekali dengan tulisan Olivia ...?'
Kemudian, dia mencoba mencermatinya, dan dia juga pernah meninggalkan jejak komentar di karya milik seseorang yang mirip dengan Olivia itu.
Saat berkomentar, dia sama sekali tidak mendapatkan komentar balasan apa pun dari seorang penulis aslinya namun, beberapa pembaca lain mendapatkannya.
Karena Cynthia merasa tidak diperhatikan, akhirnya dia mencoba untuk mengomentarinya seperti ini, 'Saat membaca ini seketika aku teringat sosok penulis bernama "Aivilo" namanya sengaja ditulis terbalik supaya terlihat seperti anagram.
O-L-I-V-I-A = A-I-V-I-L-O
Sontak penulis aslinya pun saling membalasnya dengan nada sedikit marah. Salah satu komentar yang Cynthia tulis itu juga mengundang banyak pembaca lain yang kemudian ada beberapa pembaca yang teringat dengan nama penulis terkenal itu.
Komentar yang dilontarkan saat itu tidak bisa dihapus akhirnya merugikan penulis aslinya.
Kebetulan saat itu juga awal pertama Cynthia menulis di sana dan iseng-iseng mempublikasikan ceritanya. Sang penulis yang awalnya dikomentari oleh Cynthia ini juga datang ke karyanya dan memaki-maki Cynthia yang baru belajar menulis di platform itu.
Cynthia langsung terkena mental!!
Apa sebenarnya yang salah dengan dirinya? Hanya menyebutkan sosok penulis yang pernah dia kenali, penulis lain jadi sebenci itu?
Maki-maki dan hujatan pun tak kunjung kelar, beberapa pembaca yang mendukung karya penulis arogan tadi sempat muncul ke karya Cynthia lalu memberikan rate terburuk bahkan bintang satu.
Tega sekali!!
Ini tidak bisa dibiarkan seperti ini!
Lalu, Cynthia kembali menghubungi editornya Olivia, dan dia juga bilang ... selama beberapa bulan ini memang ada orang yang usil melakukan hal tersebut, dia juga pernah kena sebelumnya tapi tidak separah dirinya.
Dia pikir, sang editor pasti tahu siapa Olivia yang asli di dalam platform tersebut?
Lalu, jika Cynthia ingin mengetahuinya, dia menyarankannya untuk bergabung ke komunitas dunia literasi platform tersebut.
________
Kira-kira komunitas seperti apa itu?
*To be Continued