"Setiap orang yang berada di tempat baru yang belum terjamah lalu menjalin relasi baru yang asing pasti akan merasa gugup dan tidak pantas, aku pun dulu juga begitu. Tapi, selama ada orang yang menemani dirimu melangkah sampai sejauh ini, kamu pasti memikul harapan yang besar yang mereka titipkan, kamu tidak boleh terus menerus berpikir dirimu buruk justru kamu harus membuktikan kalau dirimu mampu berada di sini."
________
'Yang dia katakan ada benarnya, jika dilihat ke belakang lagi, aku yang dulu hanya penulis kecil tidak memiliki nama besar untuk disandang, aku hanya orang yang pantas dihujat dan menjadikan bahan bullian.'
'Ya, itu saat awal diriku berada di sini ....' Saat mengingat kembali masa-masa yang kelam dalam dirinya waktu itu, dan hampir menyerah rasanya saat ada sekawanan orang yang menghujatnya.
....
'Aku tahu, dia sedang memotivasiku ....'
'Aku benar-benar ingin mewujudkan semua itu ....'
****
'Kala itu, aku hanya seorang penulis yang bertemu Kawarimi untuk mengejar jejak Olivia ....'
'Untuk pertama kalinya, Olivia memberikanku sebuah kemenangan, kepercayaan meski dia tidak memaksa diriku untuk percaya, kerja keras, dan semangat pantang menyerahnya adalah hal yang pantas ditiru.'
'Aku bersyukur telah bertemu dengannya!'
'Aku tidak menyangka, kalau hasil kerja kerasku akan sampai sejauh ini, kupikir itu belum cukup dan membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi.'
'Yang editor Fitria katakan benar! Aku gugup karena aku pesimis, aku harus percaya diri!'
'Mulai saat ini ... aku harus percaya diri!'
....
Pembicaraan Editor Fitria dan Cynthia itu berlangsung sebentar, kini sang MC mulai membacakan para pemenang kategori nominasi karya terbaik dan akan dipilih sebanyak 10 orang.
"Eh, tapi, ke mana 2 orang lainnya, kok tidak ke panggung? Apa mereka tidak datang?" celetuk Cynthia dengan sangat heran, dari 10 orang yang masuk kategori nominasi karya terbaik itu hanya 8 orang datang.
"Ah~ aku diberitahu sebelumnya kalau undangan yang kami sebar itu dadakan. Ada beberapa penulis yang tidak bisa hadir karena sibuk dan sakit." Jelas Editor Fitria yang merespons perkataan Cynthia.
"Oh, begitu, ya."
"Ya," jawabnya lagi dengan singkat.
Cynthia mulai melihat sekelilingnya, di sini banyak tamu undangan yang datang ke acara ini, dan dari banyaknya tamu undangan itu, dia yakin pasti tidak semua orang akan mendapatkan juara, ini pikir Cynthia.
"...."
Acara pun berlanjut dan mulai dibacakan pemenang untuk kategori Bronze Awards untuk semua karya kompetisi, dilanjutkan lagi pemenang untuk kategori Silver Awards hingga Gold Awards yang artinya juara satu!
*Tuh keren, kan!? Yakinlah hasil akhir tidak akan mengkhianati usaha yang selama ini kita kerjakan.
Cynthia cemas, kenapa dirinya belum dipanggil-panggil?
Akhirnya, dia mencoba bertanya kembali pada editornya, "Oh, ya, bolehkah aku bertanya?"
"Ng?" editor Fitria yang merasa dipanggil itu menoleh keheranan ke arah Cynthia.
"Di ruangan ini orang-orang yang diundang itu adalah penulis yang memenangkan kompetisi saja, kan? Atau penulis–"
Belum sempat melanjutkan perkataannya, sang MC memanggil nama penanya, "... Untuk Kategori Golden Awards yang terakhir, jatuh kepada ..., Mawaru." Ini adalah tepuk tangan yang meriah dan paling mengharukan semua orang yang telah mendukungnya.
Tapi, "Eh!?" dia hanya memberi respons sedatar papan, dia tidak menyangka akan memenangkan kompetisi 'Best Novel of the Year' dan menerima penghargaan kategori Golden Awards.
"E-eh, tunggu dulu, itu artinya–"
Rasa terkejutnya belum kelar dan dia tidak tahu harus menelaah jalan hidupnya seperti ini lagi, dia sempat berpikir, 'Ini bukan mimpi, kan?'
Kemudian, sang editor beranjak dari kursinya lalu, dia mengulurkan tangannya dan mencoba untuk menuntun Mawaru ke panggung.
"Berdirilah! Mari kita melangkah!" serunya sambil tersenyum optimis.
"Editor, apa ini nyata? Aku pantas memenangkannya?" tanya Cynthia dengan perasaan gelisah.
"Ya, tentu saja. Semua kerja kerasmu akhirnya terbayarkan! Selamat, Mawaru!" editor pun tersenyum dengan tulus, itu bukan senyum yang dipaksakan, bahkan dia memberi Cynthia ucapan selamat.
Saat dia tersadar kalau ini bukanlah mimpi, bukanlah di dunia khayalnya, matanya perlahan berkaca-kaca, rasanya air mata yang penuh di matanya itu hampir saja menetes dan membanjiri wajahnya.
"...!!"
Cynthia menahannya! Dia berusaha menahannya rasa senang bercampur haru itu, supaya dia terlihat good looking di depan kamera, seorang penulis tidak boleh menangis! Dan dia merasa dirinya harus punya pasion yang bagus!
Kini dia menahannya dengan mengedipkan matanya sejenak, kemudian dia meraih tangan editor dan berdiri dengan tegap sambil menatap sungguh-sungguh panggung kemegahan itu. Dengan tangan yang mulai lembap dan dingin dipenuhi keringatnya, dia bersedia melangkah, menguatkan langkahnya ketika sang editor mulai melepaskan tangannya itu.
Naik di tangga perlahan untuk menuju ke atas panggung. Dengan membusungkan dadanya, kali ini, dia meraih Golden Trophy yang telah disiapkan para juri untuknya.
*Para juri itu terdiri dari seorang ahli sastra, penulis senior, dan editor buku ternama. Di sana mereka yang bertugas untuk memberikan Trophy untuk para penulis pemenang kompetisi ini.
Cynthia berhasil meraihnya, dia berusaha menggenggamnya erat supaya tidak jatuh.
Sekarang kemenangan itu benar-benar sudah di depan mata, dan dia dapat meraihnya dengan kerja kerasnya. Dia tidak pernah lupa perjuangan orang-orang yang telah mendukungnya sampai sejauh ini.
Perjuangan yang tidak sia-sia dan membuahkan hasil se-memuaskan ini. Tepuk tangan para hadirin di ruangan ini begitu meriah bahkan beberapa dari penulis yang hadir pun menatapnya hingga berkaca-kaca, saking bahagianya.
Di panggung, para penulis pemenang diminta untuk memberikan sambutan dengan kata-kata terbaiknya. Mereka juga harus tersenyum untuk sesi pengambilan gambar.
Cynthia yang masih baru itu tidak mengetahui semua ini tapi, dia mencoba untuk bersikap senatural mungkin seperti penulis yang lain, bagaimana menyikapi kejuaraan ini.
Rasa pesimis itu perlahan terhapuskan, dan tergantikan oleh rasa percaya diri yang besar.
Dia sekarang punya nama, dia sekarang bisa berada di atas, dia sekarang penulis yang besar.
Tapi, bukan berarti dia yang telah berada di atas sudah tidak akan melihat ke bawah lagi, dia masihlah Cynthia yang dulu, yang suka anime dan menggambar, dia suka hidup dalam kesederhanaan, dan dia ingin berjuang dan belajar banyak hal untuk menekuni profesi ini.
Hidupnya akan berubah tidak lama lagi tapi, perasaan untuk terus mewujudkan sesuatu yang menjadi harapan semua orang itu tidak akan pernah berubah.
'Olivia, aku berhasil mendapatkannya ....'
'Terima kasih, sudah menunjukkan padaku dunia ini ....'
'Terima kasih, karenamu ..., aku menemukan tempat di mana seharusnya diriku berada.'
****
"Selanjutnya, Author Mawaru akan memberi sambutan." Ucap sang MC yang mengarahkan mic nya ke Cynthia segera.
"E-eh, a-aku?" dia masih gugup dan bertanya-tanya harus mengatakan apa!?
'Eeeeeh, bagaimana ini!?'
________
*Apakah kali ini Cynthia bisa memberikan kata-kata terbaiknya dengan lancar?
To be Continued.