Chereads / Berlin Assassin / Chapter 2 - Membunuh Kalinin Lewandowski

Chapter 2 - Membunuh Kalinin Lewandowski

Di sungai dibelakang Philip der Gross Gymnasium, Maria ditantang berkelahi oleh tujuh Anak-anak Laki Kelas X K, banyak anak-anak yang sedang melihat mereka.

"Hey, Vampir sialan! Wanita angkuh seperti dirimu harus diberi pelajaran. Kau telah menyalipku di jalanan waktu tadi pagi! Kau pikir, jalanan itu adalah milik Bapakmu, hah!!!" teriak Zwolf von Karlstein, Presiden Kelas X K, anggota dari Klub Tennis.

"Aku tidak bilang bahwa jalan itu milik, Ayahku. Selain itu, dalam kehidupan saling menyalip dan menyusul adalah hal yang wajar," ucap Maria dengan tenang.

"Aku tidak peduli kau itu siapa! Aku tidak peduli bahwa kau telah melumpuhkan Vasmovo! Kau memang gadis kurang ajar yang harus diberi pelajaran," ucap Zwolf dengan tatapan mata yang tajam.

"Kelahiranku adalah tiga puluh Desember. Akulah yang termuda di Kelas X, berilah aku pelajaran, dan aku akan terima dengan senang hati. Ayo, majulah," ucapnya menantang mereka.

"Habisi dia!"

Zwolf maju untuk menyerang Maria diikuti oleh keenam teman-temannya.

"Ayo, habisi mereka, Maria!" teriak Melissa Ostwald memberikan dukungan pada sahabatnya.

Maria masih berdiri dengan tenang sambil menenteng tasnya. Dia kemudian melangkah perlahan, tiga meter sebelum Zwolf dan rekan-rekannya mendekatinya, dia lalu melemparkan tasnya tinggi ke angkasa. Seluruh mata tertuju pada tas yang Maria terlempar ke udara.

Maria lalu melakukan cartwheel dan dengan kakinya, Maria menendang pundak Zwolf dua kali dan melakukan tendangan cangkulan kearah lehernya sehingga Zwolf jatuh tersungkur. Dengan menggunakan tangannya, Maria bergerak dengan tangannya sambil melakukan tendangan helikopter pada keenam rekan Zwolf hingga mereka terpental sejauh empat meter. Sebenarnya Maria menghajar mereka bertujuh dengan sebagian kecil kekuatannya, tetapi karena kekuatan Vampir jauh lebih besar dari Manusia. Mereka bertujuh langsung kalah dihajar oleh Maria. Banyak Laki-laki yang mengharapkan bisa melihat celana dalam Maria ketika dia melakukan cartwheel sambil melakukan tendangan, tapi sayangnya Maria selalu menggunakan celana pendek sehingga Para Lelaki hanya bisa memasang ekspresi datar.

Setelah menghajar Zwolf dan keenam rekannya kemudian Maria melangkah perlahan dan dengan tepat, tangannya menangkap tasnya yang jatuh dari angkasa.

Seluruh penonton memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Maria setelah berhasil menghajar Zwolf dan keenam rekannya, dia juga berhasil meraih tasnya kembali yang telah dia lemparkan ke angkasa.

Maria lalu berjalan menuju ke arah kekasihnya yang sedang berdiri menunggunya.

"Kau seperti Rindaman saja, ditantang berkelahi oleh banyak orang dipinggir sungai. Kau tahukan betapa repotnya aku ketika harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Ibumu," keluh Maximilian tentang keburukan kekasihnya itu.

Maria lalu mengaitkan tangannya ke Maximilian dan mereka berdua berjalan beriringan layaknya pengantin.

"Ayo pulang."

Para penonton bersiul dengan keras dan saling bersaut.

"Oh, romantisnya."

"Yang jomblo dilarang cemburu."

***

Kedua tangan mereka saling bertautan dan mereka berjalan dengan atmosfir yang romantis. Meskipun Maximilian memiliki pengalaman pacaran jauh lebih banyak daripada Maria, tetapi Pria berambut coklat tersebut masih sedikit grogi jika harus berjalan beriringan dengan Maria.

"Kau grogi?" tanya Maria.

"Ti-tidak, aku hanya. Aku hanya," ucap Max sedikit grogi.

Maria lalu melepaskan tangan dan berjalan sedikit lebih cepat, kemudian dia membalikkan badannya dan menyeringai.

"Kau tidak perlu grogi. Aku tidak akan memperkosamu," ujar Maria santai sambil menyeringai ke arah kekasihnya.

Muka Max seketika langsung memerah dan dia langsung emosi.

"Berhentilah mengerjaiku, Pacar brengsek! Itu tidak lucu!" teriak Maximilian yang kesal akan perkataan kekasihnya.

"Itu lucu kok, kau terlihat lebih lucu jika sedang teriak-teriak seperti Wanita ingin diperkosa."

"Berisik!"

"Aku pulang dulu, sampai jumpa."

Kemudian Maria segera meninggalkan Max.

Daendels dan anak-anak Kelas X B lainnya kemudian menghampiri Max.

"Yang sabar, yah," ucap Daendels sambil menepukbahu Max.

"Sabar adalah bagian dari Iman," ucap Viktor pada Max.

"Ternyata Maria sedikit usil seperti Takagi-san," ucap Melissa.

***

Maria sedang berada di sebuah bangunan berwarna putih di desa Der Lipka, dia sedang menunggu Vladimir Putin karena ada janjian dengannya. Setelah sepuluh menit menunggu, akhirnya Putin datang.

"Halo, Bocah. Bagaimana hari-harimu di Gymnasium (SMA)?" Putin menyapa Maria dengan ramah.

"Aku bukan bocah. Hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Maria to the point.

"Sepertinya kau tidak suka basa-basi. Baiklah, aku ingin kau pergi Kota Zwolfburg, Suddetenland."

[Suddetenland, adalah Wilayah di Republik Ceko yang dihuni oleh Etnis Jerman.]

"Itu saja."

"Tugasmu adalah membunuh seorang bernama Kalinin Lewandowski," perintah Putin sambil menyerahkan sebuah Foto seorang Laki-laki berkepala botak.

"Begitu. Aku akan beraksi sehabis pulang sekolah besok."

Kemudian Putin memberikan sebuah kotak ke Maria.

"Kau bisa membukanya di rumah. Itu akan berguna untuk misimu nanti."

***

Maria lalu membuka kotak yang telah diberikan oleh Putin. Didalam kotak tersebut terdapat sepuluh gram Emas dua puluh empat karat dan sebuah catatan yang bertuliskan, "Semoga Berhasil." Maria berangkat dari rumahnya pukul 04:26 sehabis pulang sekolah. Di dalam kamarnya, Maria merapal segel Pataka, Trichule, Boar, Snake dan Rat. Maria lalu mengucapkan "Zwolfburg, Portal Dimension: Through the Land," didalam hatinya dan setelah itu, tato di seluruh tubuhnya menyala dan kemudian muncul sebuah portal antar dimensi.

Maria lalu memasuki portal tersebut dan kemudian dia tiba di sebuah Halte Bis yang terletak di jalanan yang sepi. Wilayah ini merupakan salah satu tempat terpencil di Suddetenland. Portal tersebut segera menghilang dan Maria berjalan menyusuri jalanan yang sepi.

"Wilayah yang sangat sepi dan sunyi. Kota Zwolfburg terletak satu km dari sini."

Setelah lima belas menit berjalan kaki akhirnya Maria tiba di pintu masuk Kota Zwolfburg. Kota ini adalah salah satu kota kecil yang terpencil. Meskipun kota ini terpencil, kota ini dikenal dengan sebutan Kota Seribu Hiburan. Banyak sekali Kasino, Rumah Pelacuran, Café dan Diskotik bertebaran di Kota ini. Jalanan Kota ini dipenuhi dengan para Berandalan dan Pelacur.

Maria melangkahkan kakinya memasuki Kota Zwolfburg, dia terus melangkah hingga akhirnya dia menuju ke sebuah café. Café tersebut bernama Toraja kafé, sebuah Ckfé dengan nuansa Toraja, Indonesia. Maria duduk di salah satu kursi.

Pelayan kafé berparas cantik, bertubuh seksi dengan dada berukuran G Cup dan mengenakan pakaian seksi kemudian menghampiri Maria.

"Mau pesan apa, Nyonya Muda?" tanya si pelayan seksi tersebut.

"Aku pesan Segelas Kopi Mocca Toraja dan satu Piring Roti Coklat Almond."

"Baiklah, tunggu sebentar. Kami akan segera melayanimu, Nyonya Muda."

Kemudian pelayan tersebut meninggalkan Maria.

Seseorang sedang berjalan menghampiri Maria, dia membawa Belati di tangan kanannya. Ketika dia ingin menodongkan belatinya ke Maria, Maria segera bergerak cepat dengan mencengkram tangannya lalu membantingya. Setelah membantingnya, Maria kemudian memutuskan pergelangan tangan Pria tersebut kemudian menginjak lehernya dengan keras sehingga dia pingsan. Maria kemudian membopong pria tersebut. Maria berjalan keluar café, lalu Maria melempar pria tersebut ke tempat sampah. Setelah itu, Maria kembali lagi ke dalam café.

Orang-orang didalam café memperhatikan Maria dengan waspada. Maria tetap tenang dan berjalan menuju kursinya kembali. Beberapa menit kemudian, pelayan seksi tersebut membawa pesanan Maria.

"Ini pesanannya, Nyonya Muda," ucapnya sambil menaruh Segelas Kopi Mocca Toraja dan satu Piring Roti Coklat Almond.

"Terima Kasih," ucap Maria, kemudian dia segera menghabiskan sepiring roti coklat almond dan segelas kopi mocca toraja.

"Kau makan dengan lahap," ucap pelayan seksi tersebut sambil memeluk pinggang Maria.

Maria lalu memberikan uang 50 US$ kepada pelayan tersebut.

"Hey, Pelayan. Apakah kau tahu tempat dimana orang-orang saling beradu kekuatan. Aku dengar di Kota ini terkenal akan pertarungannya yang brutal."

"I-itu. I-itu terletak di Alun-alun Zwolfburg."

Lalu Maria beranjak pergi meninggalkan cafe tersebut.

Alun-alun Zwolfburg

Mikael membanting lawannya hingga tidak sadarkan diri. Seluruh orang bersorak sorai untuk Mikael.

"Hidup Mikael."

"Kau hebat, Mikael."

Wasit kemudian berkata, "Adakah yang mau menantang Mikael."

Sejenak seluruh orang pada diam.

"Jika kau menang, maka kau akan mendapatkan 2.000 US$."

Kemudian Maria mengacungkan tangan kanannya dan berjalan memasuki arena gulat.

"Kini kita telah mendapatkan penantang baru. Dia seorang perempuan. Siapakah namamu?" tanya MC pada Maria.

"Aku Catherine Elizabeth Caesarina," jawab Maria dengan menggunakan nama samaran.

"Disaat para Lelaki tidak ada yang berani menghadapi Mikael. Justru, Catherine yang paling siap untuk menantang Mikael."

Maria telah memasuki arena tarung.

Mikael segera maju ke arah Maria dan melancarkan pukulan-pukulan dan tendangan-tendangan lurusnya. Maria menghindari setiap serangan yang dilancarkan Mikael. Para penonton bersorak-sorai dengan meriah dan keras.

Maria lalu lompat salto ke udara dan mengunci leher Mikael dan membantingnya. Setelah menjatuhkan Mikael dengan kakinya. Maria lalu menekan lehernya dengan kedua kakinya dan menguncinya, lalu Maria melemparkan Mikael ke angkasa tinggi.

"Aaaahhhhhh..." teriak Mikael.

Para penonton kemudian berorak-sorai atas kemenangan Maria. Dia menerima 2.000 US$ dari panitia pertarungan adu fisik dan mental.

***

Maria sedang melangkah menuju ke sebuah Villa. Di Villa tersebut sedang diadakan sebuah pesta. Maria berjalan perlahan ke arah pintu masuk belakang, dimana pintu masuk belakang itu hanya dijaga oleh 2 orang penjaga. Maria lalu menembakkan cakra esnya kepada kedua penjaga tersebut. Kedua penjaga tersebut membeku menjadi patung es.

Seketika Maria segera melangkah memasuki Villa tersebut dengan mengenakan pakaian ala barista dan mengenakan kacamata hitam. Saking banyaknya orang, banyak orang yang tidak menyadari bahwa ada orang asing. Maria lalu masuk ke halaman terbuka dimana pesta sedang berlangsung. Semua orang sedang menikmati pesta malam di Villa tersebut.

"Meskipun dia tidak botak, tetapi wajahnya sama."

Maria berjalanan menuju ke arah Kalinin yang sedang berpesta dengan para wanita. Kemudian Maria menghampiri Kalinin, lalu dia menodongkan AK-47 ke wajah Kalinin dan segera memberondong Kalinin dengan peluru.

"Dor xxxxxxxxxx." Suara berondongan peluru. Kepala Kalinin hancur diberondong oleh peluru.

Para pengunjung pesta mulai panic berlarian.

"Aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh....."

Kemudian Maria menembakkan senjata Riffle Otomatisnya secara membabi-buta ke langit untuk menakut-nakutin pengjung.

Para penjaga yang ada segera menembaki Maria. Tetapi, Maria menangkis brondongan peluru dengan Katananya. Maria balik memberondong para penjaga dengan senapannya, hingga mereka tewas. Setelah memberondong para penjaga, Maria segera bergegas pergi menuju ke hutan untuk pulang menuju Berlin dengan menggunakan teknik portal antar dimensi.

***

Maria menulis laporan kerjanya di Komputerya.

Kalinin Lewandowski telah berhasil aku bunuh. Lebih jelasnya, buka Zwolfburgmedia.net dan cari informasi tentang penembakan brutal di website tersebut. Yang jelas, pelakunya tidak diketahui. Laporan singkat selesai.

Kemudian Maria mengirim laporan singkatnya ke Putin.

Di sebuah rumah dikawasan Potsdam. Putin sedang membaca sebuah berita di PC Tabletnya. Sebuah Inbox masuk dan Putin membuka isinya

"Dasar, kebiasaan sekali dia mengirim laporan yang singkat."