Saat Aric dan Jade kembali dengan Alecia yang tidak sadarkan diri di pelukan kakaknya. Takeo dan yang lainnya menjadi sangat terkejut. "Ada apa?" tanya Takeo.
"Kita kembali sekarang. Kondisi Alecia kelelahan," ucap Aric. Takeo dan yang lainnya langsung menganggukkan kepala dan mengikuti Aric berjalan meninggalkan wilayah taman bermain.
Ketiga anak yang ada di dalam mobil sangat khawatir dengan Alecia. Namun, mereka tidak berani bertanya apapun. Karena mereka merasa jika Aric saat ini terlihat sangat menakutkan dan berbeda dari sosok Aric yang selama ini mereka kenal.
"Hah … Aric tenanglah. Kau membuat anak-anak di sini ketakutan," ucap Takeo yang berusaha menenangkan Aric yang masih membawa Alecia dengan wajah datar dan dingin.
Aric melirik kearah Takeo lalu menatap adiknya yang terlelap dengan wajah tenang, sehingga membuat Aric mengembuskan napas dan menjadi lebih tenang. Ia menatap kearah tiga anak yang duduk di bagian kursi belakang sambil mengembangkan senyuman ramahnya.
"Maaf membuat kalian takut. Aku hanya khawatir dengan Cia," ucap Aric.
"Apa Alecia baik-baik saja?" tanya Lian yang memberanikandiri setelah melihat senyuman di wajah Aric.
"Tentu saja. Dia hanya merasa kelelahan dan sepertinya dia terkena demam ringan. Jadi, untuk seharian ini aku harap kalian tidak mengganggu waktu istirahatnya. Kalian bisa bermain bersama Jade untuk menghabiskan waktu," ucap Aric.
Lian dan kedua anak di sampingnya hanya bisa menganggukkan kepala. Setelah itu, perjalanan menuju kediaman Shamus berjalan dengan tenang tanpa adanya halangan dan suasana didalam mobil menjadi begitu hening.
.
.
.
Setelah tiba di kediaman keluarga Shamus, Takeo segera membawa ketiga anak lainnya untuk beristirahat bersama pelayan lain.Sedangkan Aric, dan Monica membawa Alecia ke kamarnya, dan Jade pergi untuk memanggil dokter pribadi keluarga mereka.
"Monica, segera hubungi ayah dan ibu untuk kembali dan beritahu mereka mengenai kondisi Alecia, dan katakan kepada mereka jika Alecia merindukan mereka," ucap Aric sambil meletakkan Alecia dengan hati-hati di tempat tidur.
"Baik, tuan muda."
Monica langsung pergi untuk melaksanakan perintah Aric. Saat ia membuka pintu, terlihat Jade yang akan mengetuk pintu kamar dan pria berambut silver pendek, bermata hijau tua dengan kacamata yang menghiasi wajahnya. Ia mengenakan jas laboratorium dengan wajah lelah. Monica yang mengenali jika pria itu adalah dokter keluarga segera memberikan jalan untuk Jade dan pria itu masuk.
"Tuan muda, saya sudah membawa dokter Gleytern," ucap Jade.
"Kau terlihat lelah, Araide," ucap Aric.
"Setiap hari saya selalu lelah, jadi saya sudah terbiasa tuan muda," ucap Araide.
Aric menganggukkan kepala lalu memberikan ruang bagi Araide untuk memeriksa kondisi Alecia. Araide segera memeriksa kondisi Alecia dengan hati-hati dan mengerutkan kening saat mengetahui bagaimana kondisi Alecia saat ini.
"Maaf sebelumnya tuan muda. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Araide yang menghentikan pemeriksaannya dan menatap Aric dengan mengerutkan keningnya.
"Hah … dia bertemu dengan adik dari ibunya, dan wajah mereka sangat mirip kecuali mata dari bibi Alecia berwarna merah. Tapi, untuk detailnya aku tidak tahu, saat aku tiba kondisi Alecia sudah cukup buruk," ucap Aric lalu melirik kearah Jade. "Jade, kau yang mengawasi mereka. Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Mohon maaf tuan muda, karena kejadiannya terjadi di dalam toilet wanita, saya tidak begitu mengetahuinya. Saat saya sedang memberikan peringatan kepada tuan Kaede, tiba-tiba nona muda berteriak. Tapi, saya tidak menemukan adanya bekas kekerasan saat saya masuk," ucap Jade.
Araide menganggukkan kepala. "Benar. Tidak ada bekas luka kekerasa di tubuh nona muda. Sehingga saya dapat menyimpulkan jika ini ada hubungannya dengan kondisi psikoligis nona muda."
"Sudah aku duga hal ini akan terjadi jika Alecia bertemu dengan wanita itu. Kau sudah membaca sendiri bagaimana keluarga Alecia yang dulu memperlakukannya bukan?" tanya Aric.
Araide menganggukkan kepala. "Saya sendiri tidak menyangkah jika ada manusia yang akan berbuat kejam kepada anak berusia tidak lebih dari lima tahun."
"Karena trauma yang di alami Alecia belum hilang, pertemuannya dengan Katelyn membuat Alecia berpikir jika bibinya itu adalah ibunya yang datang untuk melampiaskan kemarahannya," ucap Aric.
"Saya menyarankan untuk tidak mempertemukan nona Alecia dengan bibinya. Meskipun apa yang di alami nona muda di usianya yang masih balita dapat terlupakan saat dia ramaja nanti, namun tubuhnya akan mengingat trauma itu. Karena itu memiliki hubungan dengan kestabilan kekuatan nona muda nanti."
"Apa terjadi sesuatu dengan kekuatannya?" tanya Aric.
"Saat saya memeriksa kondisi nona Alecia, saya merasakan jika kondisi kekuatan nona muda sedang tidak stabil. Tapi, Anda tidak perlu khawatir, karena kekuatan nona muda sedang menyesuaikan diri dengan tubuhnya, dan ini tidak membahayakan. Mungkin nona muda hanya akan mengalami demam selama beberapa hari."
"Apa itu berarti Alecia mengalami pembangkitan?" tanya Aric.
Araide menganggukkan kepala. "Benar. Saat ini nona muda sedang mengalami pembangkitan, dan saat pembangkitan kita tidak bisa melakukan apapun kecuali membiarkan nona muda menahan rasa sakitnya. Tapi, sepertinya Anda tidak perlu khawatir. Karena nona muda masih dalam tahap pertama, dan tahap pertama biasanya hanya mengalami demam selama beberapa hari. Tapi bisa juga lebih tergantung dari besar kekuatannya."
"Hah … baiklah. Jika kau sudah selesai, kau bisa pergi," ucap Aric.
"Saya akan memberikan obat demam kepada Jade. Meskipun rasanya akan pahit sekali. Pastikan nona muda meminumnya tepat waktu," ucap Araide.
Aric hanya menganggukkan kepala lalu membiarkan Araide berjalan bersama Jade meninggalkan kamar Alecia.
***
Adela dan Jayden yang mendapatkan kabar dari Monica mengenai keadaan putri mereka segera kembali. Namun, karena Adela yang berada di luar negeri. Sehingga membutuhkannya waktu lebih lama untuk tiba di rumah dibandingkan Jayden.
Jayden yang turun dari helikopter pribadinya langsung disambut oleh Jade, dan langsung pergi menuju kamar Alecia. "Bagaimana keadaan Alecia?" tanya Jayden sambil berjalan mendekati putrinya yang sedang tidak sadarkan diri.
"Dia hanya mengalami demam karena dalam proses pembangkitan tahap pertama," ucap Aric yang berdiri di samping ayahnya, setelah membiarkan Jayden mengambil alih tempat duduknya di samping tempat tidur Alecia.
"Apa yang terjadi?" tanya Jayden.
"Alecia bertemu dengan salah satu anggota WPC."
"WPC?! Apa kau baik-baik saja?" tanya Jayden yang langsung berdiri sambil memeriksa keadaan putranya.
"Aku baik-baik saja. Salah satu anggota WPC itu bibi Alecia. Dengan kata lain dia adalah adik kandung ibu kandung Alecia yang sudah memutus hubungan dengan keluarganya. Hanya saja, wanita itu sangat mirip dengan ibu kandung Alecia. Sehingga membuat trauma Alecia muncul dan membuatnya begitu ketakutan.Araide menduga jika trauma itu yang membuat Alecia mengalami pembangkitan lebih cepat."
"Mereka selalu berbuat semaunya semenjak pemimpin mereka menghilang. Itulah kenapa aku tidak menyukai WPC," ucap Jayden.
Aric yang baru mengetahui kenyataan ini menatap ayahnya dengan ekspresi terkejut. WPC adalah organisasi besar yang sangat di kenal dalam dunia Weirless. Namun, pemimpin WPC menghilang?
"Bagaimana bisa pemimpin WPC menghilang? Jika memang dia menghilang, kenapa tidak ada yang menggantikkannya?" tanya Aric bingung.
"Aku tidak mengetahui detailnya. Tapi, meskipun tidak memiliki pemimpin. WPC saat ini di pimpin oleh dua belas anggota inti yang merupakan orang-orang setia dari pemimpin sebelumnya," ucap Jayden.
Aric yang mendengar itu hanya diam dan berusaha mencerna perkataan ayahnya. Ia tidak pernah menyangkah jika organisasi terbesar Weirless saat ini tidak memiliki pemimpin. Namun, ia sendiri tidak bisa mengingat siapa pemimpin WPC setelah kecelakaan yang di alaminya. Sehingga Aric memutuskan untuk tidak memikirkan masalah internal WPC dan fokus dengan keadaan Alecia.
"Intinya, saat ibumu datang nanti. Jangan pernah membahas masalah WPC di depannya," ucap Jayden.
"Kenapa?" tanya Aric bingung.
"Hah … hanya masa lalu yang tidak perlu di ingat. Sudahlah, kau jaga adikmu dulu. Ayah akan pergi untuk mengabari Morgan jika ayah akan kembali ke markas setelah memastikan adikmu sudah baik-baik saja," ucap Jayden sambil berdiri.
Aric hanya menganggukkan kepala lalu menatap Jayden yang berjalan meninggalkan kamar Alecia dengan ekspresi bingung. "Sebenarnya apa yang salah?" tanya Aric bingung.
Bersambung…