Setelah Alecia kembali terlelap dengan di temani Adela yang juga tidur di samping putriya, sedangkan Belyn yang di titipkan dikediaman Shamus masih bersekola seperti biasa dengan di temani Monica untuk memastikan keamanan adik Takeo. Sedangkan kakak-adik Alferd berada di halaman belakang untuk bersama dengan di temani beberapa pelayan.
Karena Alecia akhirnya bangun setelah beberapa hari mengalami proses pembangkitan. Kondisi tubuhnya dan membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya. Aric yang kini berdiri di hadapan meja kerja Jayden hanya bisa diam sambil menunggu ayahnya selesai berbicara dengan Morgan melalui laptopnya. Ia berencana untuk tidak kembali ke markas sampai keadaan putri mereka baik-baik saja.
"Kalau begitu, saya akan mengurus semuanya. Anda tidak perlu khawatir, Komandan," ucap Morgan.
Jayden menganggukkan kepala. "Aku serahkan semuanya kepadamu."
"Siap!"
Setelah selesai berbicara dengan Morgan, Jayden menatap Aric yang masih terdiam di hadapannya. Jayden memanggil Aric ke ruang kerjanya untuk membiacarakan mengenai perkembangan monster yang semakin sering muncul di lima tahun terakhir, dan juga membahas mengenai pergerakan WPC.
Meskipun WPC adalah organisasi Weirless terbesar. Namun, mereka adalah organisasi rahasia yang tidak pernah menunjukkan aktivitasnya selain saat melawan monster. Karena pasukan pertahanan negara juga bekerjasama dengan mereka.
Sehingga menjadikan WPC sebagai organisasi yang sangat berpengaruh dalam dunia Weirless. "Tapi itu dulu saat pemimpin mereka masih ada," ucap Jayden.
Mendengar perkataan ayahnya, Aric tidak terlihat bingung dengan perkataan ayahnya yang tiba-tiba. Karena, ia mengetahui maksud dari perkataan ayahnya. Selain itu, Aric juga sudah mengetahui kondisi WPC saat ini berkat bantuan Takeo beberapa hari lalu. Ia dapat menyimpulkan bagaimana kondisi WPC saat ini.
Meskipun masih memiliki pengaruh di dunia Weirless, pengaruh WPC di pasukan pertahanan Everland telah menurun, terutama saat mendapatkan komplain mengenai kedatangan anggota Weirless yang lebih lama dibandingkan pasukan pertahanan saat monster muncul.
Selain itu, Jayden mulai merekrut para Weirless yang tidak memiliki hubungan dengan WPC. Sehingga, membuat pasukan pertahanan tidak begitu mengandalkan WPC. Namun, karena pasukan Weirless dari pasukan pertahanan belum siap dipublikasikan, sehingga pasukan pertahanan masih mengandalkan WPC untuk menangani monster.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan? Membiarkan WPC bergerak semau mereka, atau memberikan peringatan?" tanya Aric. Sebagai salah satu kapten di pasukan pertahanan, Aric merasa jika akan lebih baik untuk menahan diri hingga pasukan Weirless dari pasukan pertahanan siap. Namun, sebagai seorang kakak yang melihat adiknya menahan sakit saat bukan waktunya untuk pembangkitan karena perbuatan salah satu anggota WPC, tentu saja Aric tidak bisa tinggal diam.
Bagaimanapun, Aric bukanlah orang yang mudah memaafkan siapapun yang membahayakan keluarganya. Meskipun di depan umum, Aric terlihat sebagai sosok pewaris keluarga Shamus yang misterius dan murah senyum. Namun, jika ada siapapun yang membuat orang kesayangannya dalam bahaya, Aric tidak akan tinggal diam begitu saja.
Jayden yang mendengar pertanyaan Aric, menatap putranya dalam diam. Ia sangat mengenali bagaimana sifat putranya jika marah. Meskipun di luar ia menunjukkan wajah tanpa ekspresi. Jayden dapat melihat dengan jelas bagaimana tatapan putranya saat ini.
Sehingga Komandan pasukan pertahanan negara itu hanya bisa mengembuskan napas pelan. Karena ia tahu, jika Jayden tidak akan bisa menghentikan rencana putranya dengan cara apapun. Bahkan ia tidak yakin jika Adela akan menghentikannya. 'Tidak, aku yakin jika Adela akan mendukung apapun yang akan di lakukan Aric … hah … kepalaku pusing, sepertinya aku perlu memanggil Araide nanti.'
"Apa ayah baik-baik saja?" tanya Aric bingung saat melihat ekspresi ayahnya yang terlihat kelelahan.
Jayden menganggukkan kepala sambil memijat pelipisnya. "Aku baik-baik saja. Aku serahkan masalah WPC kepadamu. Tapi, usahakan untuk tidak membuat mereka memutuskan hubungan dengan pasukan pertahanan. Karena pasukan Weirless kita belum siap untuk di publikasikan."
Aric menganggukkan kepala dan tersenyum lebar saat mendengar perkataan ayahnya. "Tentu saja. Ayah tidak perlu khawatir soal itu."
Jayden yang melihat senyuman lebar Aric seketika merasa akan menyesali keputusannya untuk membiarkan Aric mengurus WPC. Namun, ia menepis pikiran negatif itu. Ia yakin jika Aric tidak akan melakukan sesuatu yang berlebihan.
.
.
.
.
Saat malam tiba, Jayden dan Adela menghabiskan waktu mereka menonton berita di televisi, namun terlihat hanya Adela yang benar-benar fokus menonton, sedangkan Jayden sibuk dengan buku di tangan kiri dan secangkir kopi di tangan kanannya.
"Kami mengabarkan sebuah gedung apartemen di distrik Endia tiba-tiba mengalami ledakan di bagian atapnya pada pukul enam sore tadi. Kini kepolisian tengah menyelidiki sumber dari masalah ledakan ini…"
Mendengar berita itu, Jayden yang sedang menikmati minumannya tiba-tiba menyemburkan kopi yang ia minum hingga mengejutkan Adela. "Sayang, kau kenapa?" tanya Adela bingung sekaligus khawatir.
"Ah … maaf. Bukan apa-apa," ucap Jayden dan langsung menggunakan sapu tangannya untuk membersihkan mulutnya dan membiarkan pelayan mengambil minuman Jayden untuk di ganti yang baru. "Sayang, apa kau tahu kemana Aric?"
"Hm … dia pergi dari jam lima sore bersama Jade, dan mereka belum kembali," ucap Adela.
'Seharusnya aku mempercayai perasaanku tadi … hah…'
***
Aric yang sedang menyaksikan pemandangan atap salah satu gedung apartemen di distrik Endia tiba-tiba merasa sesuatu yang buruk akan terjadi saat ia pulang nanti. Namun, ia tidak mempedulikan hal itu, karena perasaannya menjadi lebih baik saat melihat gedung apartemen yang menjadi markas bagi WPC mengalami kebakaran.
"Apa ini tidak masalah, tuan muda?' tanya Jade setelah melepas topeng yang sebelumnya ia gunakan untuk menyembunyikan identitas mereka.
"Apa maksudmu? Ini tidak akan memberikan dampak yang besar bagi WPC, karena markas mereka sebenarnya ada di bawah tanah. Setidaknya ini hanya bayaran kecil yang perlu mereka bayar karena membuat adik manisku hampir saja dalam bahaya," ucap Aric.
Jade hanya bisa mengembuskan napas pelan, beruntung bagian apartemen yang terbakar tidak memiliki penghuni, sehingga tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, Jade masih tidak mengerti dengan apa yang dilakukan tuannya ini benar atau tidak. Ia hanya bisa mengikuti seluruh perintah tuannya.
"Tapi, bukankah yang membuat nona muda dalam bahaya adalah Katelyn? Kenapa tidak membakar atap rumahnya saja?" tanya Jade.
"Karena mereka akan langsung tahu jika aku yang melakukannya. Jika kita membakar bagian atas markas WPC, setidaknya mereka tidak akan tahu siapa pelakunya. Bukankah mereka organisasi terbaik? Seharusnya mereka bisa menemukan informasi siapa pelakunya lebih cepat dari kepolisian. Jika tidak … ya, itu akan mengecewakan," ucap Aric yang awalnya menyeringai langsung menatap gedung di hadapannya datar.
"Lagipula, jika mereka tahu aku yang melakukannya, apa yang akan mereka lakukan? Setidaknya aku tidak membunuh salah satu anggota mereka sebagai bayaran karena membahayakan Alecia, bukan?"
Mendengar perkataan itu, Jade hanya bisa terdiam. Ia mengakui jika apa yang dilakukan Aric adalah sesuatu yang bisa di bilang sebagai kebaikan dari tuannya. Karena Jade yang sudah menemani tuannya dari kecil sangat mengetahu, jika tuannya ini bisa melakukan sesuatu yang lebih kejam dibandingkan saat ini. Sehingga Jade hanya bisa setuju dengan perkataan Aric. "Benar, tuan muda."
"Hm … sudahlah, apinya juga sudah padam. Sebaiknya kita kembali sekarang, setidaknya peringatanku sudah selesai. Bagaimana WPC mengetahuinya jika itu adalah peringatan dariku atau bukan. Itu urusan mereka," ucap Aric yang langsung meloncat dari atap gedung dengan diikuti Jade dan setelah mendarat dengan mulus, mereka langsung masuk ke mobil yang di parkir tidak jauh dari lokasi mereka.
.
.
.
Saat Aric dan Jade kembali, Jayden sudah menunggu kedatangan mereka di ruang tamu setelah memastikan jika Adela telah tidur. "Bisa jelaskan apa yang kalian lakukan?" tanya Jayden saat melihat kemunculan Aric dan Jade di ruang tamu.
Jade hanya bisa diam dengan gugup saat mendapatkan pertanyaan dari tuanya. Sedangkan Aric hanya diam tanpa menghilangkan senyuman yang mengembang di wajahnya. "Apa maksud ayah?"
"Hah … Aric, kau tahu apa yang ayah maksud," ucap Jayden sambil memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit karena memikirkan melihat perbuatan Aric.
Ia tidak bisa menghukum Aric karena apa yang dilakukan putranya itu tidak menyebabkan korban jiwa, dan jika Adela tahu. Jayden sangat yakin jika Adela akan mendukung sikap putranya. Karena ia tahu jika Adela sendiri sebenarnya ingin melakukan hal yang sama kepada WPC.
"Aku tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi sikapmu ini. Hah … setidaknya buatlah agar tidak muncul di berita secara langsung," ucap Jayden.
"Agar ibu tidak tahu?" tanya Aric.
Jayden menggelengkan kepalanya pelan dan mengembuskan napas. "Agar aku tidak mengalami sakit kepala setiap kali melihat perbuatanmu kepada WPC. Meskipun kau menyembunyikannya dengan baik, ibumu akan tetap mengetahui apapun yang kau lakukan dengan WPC."
Mendengar itu, Aric menatap Jayden dengan bingung. Ia tahu jika ibunya adalah seorang Weirless. Namun, ia tidak pernah tahu jika ibunya memiliki hubungan dengan WPC. Mengetahui hal ini, membuat Aric menjadi khawatir. Ia khawatir jika apa yang dilakukan Aric akan membuat ibunya sedih.
Ia tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi kepada WPC, namun berbeda jika ibunya memiliki hubungan dengan WPC. Seperti mengetahui isi pikiran putranya, Jayden menepuk pundak Aric untuk menyadarkannya. "Tenang saja. Ibumu tidak memiliki hubungan khusus dengan WPC. Ibumu hanyalah mantan anggota WPC sebelum menikah dengan ayah, dan Adela tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi terhadap WPC sekarang."
Aric hanya bisa terdiam sambil menganggukkan kepala. Karena ia sendiri sangat terkejut mengetahui jika ibunya merupakan mantan anggota WPC. Selama ini, ia selalu berpikir jika ibunya hanya seorang Weirless yang tidak memiliki ikatan dengan organisasi manapun. Namun, siapa sangkah jika ibunya sendiri adalah mantan anggota WPC. Setelah itu Jayden berjalan meninggalkan Aric yang masih terdiam karena terkejut bersama Jade, untuk beristirahat.
"Itu … cukup mengejutkan," ucap Aric pelan.
Bersambung…