"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu…"
Wang An'an mengeluarkan sebatang rokok dari tasnya. Kemudian, dia menjepitnya di bibir bersiap menyalakannya. Namun, dia merasa ragu ketika melihat perut buncit Mi Xiaomi. Akhirnya dia pun mematikan apinya.
Tindakan kecil itu sedikit mengurangi rasa jijik Mi Xiaomi padanya.
Sepertinya, hidup akhirnya berhasil mengajarkannya cara untuk sedikit memperhatikan orang lain.
Mi Xiaomi tidak bertanya apa yang ingin Wang An'an bicarakan. Dia justru berkata lemah, "Semuanya sudah berakhir."
"Sebenarnya, Ji Nanfeng menyukaimu. Aku sengaja memalsukan jawaban yang dia berikan padamu, Hehe…"
"Waktu itu, aku juga sangat menyukai Ji Nanfeng. Aku memeriksa lokernya. Aku juga menemukan ada dua buah surat di dalamnya. Satu yang kamu tulis untuknya, dan satu lagi yang dia tulis untukmu. Kedua surat tersebut belum dibuka. Aku diam-diam mengambil surat yang kamu tulis. Kemudian, aku mengganti surat yang dia tulis untukmu dengan tulisanku. Setelah kamu membaca suratnya, aku menulis lagi surat balasan untuknya atas namamu…"
Wang An'an menatap sinis Mi Xiaomi dengan sebatang rokok terapit di bibirnya.
Dia ingin melihat Mi Xiaomi marah.
Dulu, dia paling benci ketika melihat Mi Xiaomi yang selalu terlihat tenang dan masa bodoh.
Namun…
Ini justru menjadi bumerang untuknya.
"Hahaha!"
Bekas luka di dalam hati Mi Xiaomi selama ini langsung sembuh. Senyum lega terlukis di wajahnya.
Dulu saat SMA, dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Ji Nanfeng. Akhirnya, suatu hari saat dia sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi. Diam-diam dia menulis surat cinta pada pemuda itu. Lalu, meletakkannya di loker kelas.
Keesokan harinya, dia menerima surat balasan yang penuh dengan penghinaan dan ejekan untuknya. Hal itu membuat sebagian hatinya terasa mati seketika.
Karena itu…
Cinta pertamanya yang bahkan belum dimulai, berakhir dengan begitu menyedihkan.
Karena itu juga, dia tidak berani menyukai orang lain lagi. Dia tidak berani jatuh cinta dan tidak berani menikah.
"Terima kasih telah mengatakannya."
Mi Xiaomi menyeringai jahat, "Sebenarnya, aku juga ingin memberitahumu sesuatu."
"Apa?" Wang An'an dengan cepat menatap Mi Xiaomi. Lalu, dia menundukkan kepalanya lagi.
"Aku lah yang melaporkan ayahmu ke kejaksaan."
Mi Xiaomi berkata, "Butuh tiga bulan bagiku untuk menyelidiki dan memilah berkas-berkasnya, hahaha."
"Kamu…" Wang An'an menatap Mi Xiaomi dengan tatapan tidak percaya.
"Benar, itu aku! Aku sedikit kejam. Kalau kamu memberiku satu pukulan, maka aku harus membalasmu sepuluh pukulan, hehe." Kata Mi Xiaomi sambil terkekeh.
Wang An'an menatap Mi Xiaomi yang tampak lembut dan tidak berbahaya, namun ternyata wanita itu justru seorang yang kejam dan menakutkan. Dia bertanya marah, "Apa kamu tahu apa yang kulakukan setelah putus sekolah?"
"Aku tidak tertarik untuk tahu."
Mi Xiaomi berkata dengan ekspresi dingin, "Kamu juga tidak perlu memberitahuku. Sekalipun kamu jadi pelacur ataupun perampok karena keluargamu bangkrut, aku tidak akan merasa bersalah sama sekali. Tindakan ayahmu itu kriminal dan melanggar hukum. Aku hanya melakukan tugasku sebagai warga negara yang baik."
"Mi Xiaomi, kamu jahat sekali. Dulu aku kira kamu adalah kelinci putih kecil. Tak kusangka, ternyata kamu adalah ular berbisa."
Wang An'an menahan rasa sakit hatinya yang kembali muncul. Dia melotot marah pada Mi Xiaomi, "Setelah keluargaku bangkrut, ayah menjualku di sebuah klub malam untuk melunasi hutang. Dia melakukan itu untuk menghidupi keluarga kami."
"Itu menyedihkan. Akan tetapi tidak ada hubungannya denganku. Kalau ada yang harus disalahkan, salahkan saja uang haram ayahmu." Mi Xiaomi tidak merasa kasihan sedikitpun.
"Jika aku bisa terlahir lagi dan kembali ke masa SMA, aku pasti akan memperingatkan diriku sendiri untuk tidak menyinggungmu."
"Yah, kamu benar!"
"Mi Xiaomi, harusnya kamu mati!"
"Haha, aku tidak pernah berpikir ingin mati. Lagi pula, semua orang pasti akan mati pada akhirnya. Lalu, apa bedanya mati dengan baik atau buruk?" Mi Xiaomi mengedikkan bahu acuh.
Saat ini dia menderita tumor, sejak awal dia memang tidak bisa mati dengan baik. Jadi dia tidak peduli jika ada satu orang lagi yang mengutuknya.
"Kamu…" Wang An'an sampai tidak bisa berkata apa-apa sangking marahnya. Dia hanya memelototi Mi Xiaomi dan berjalan pergi menggunakan sepatu hak tingginya.
Mi Xiaomi menatap punggungnya. Wang An'an hanya berpura-pura angkuh meskipun sebenarnya kesepian, hati Mi Xiaomi ikut terenyuh.
Tapi dia tidak akan meminta maaf!
Ini bukan salahnya!
Suara notifikasi pesan WeChat terdengar dari ponselnya. Mi Xiaomi membukanya. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Qin Yuanyuan. [ Xiaomi, tebak siapa yang baru saja kutemui di bandara?]
[Siapa?]
[Ji Nanfeng.]