Ketika aku bangun keesokan harinya, matahari sudah tinggi, seluruh tubuhku pun sudah terasa lebih nyaman.
Hal pertama yang aku lakukan ketika aku bangun adalah memastikan bahwa Fu Hansheng ada bersamaku atau tidak. Setelah melihat sekeliling, aku yakin bahwa dia telah pergi.
Aku diam-diam mengulurkan tangan untuk mencubit pipiku. Aku ingat jika dia sepertinya menciumku tanpa alasan.
Perasaan ini, sepertinya juga tidak buruk.
'Jiang Ran, apa yang kamu pikirkan? Dia hanya mengirimmu ke rumah sakit karena sedikit berbaik hati.'
Perawat datang ke bangsal lalu menaruh obat-obatan yang harus kuminum. Dia menatapku dengan mata cerah seolah-olah dia mengingat sesuatu.
"Nyonya Fu, kamu tidak tahu seberapa khawatir suamimu tadi malam. Ketika dia membawamu ke rumah sakit, dia sangat khawatir dan takut sesuatu akan terjadi padamu." Tatapan perawat kecil itu penuh dengan rasa iri.
Heh, pria seperti anjing itu yang menyiksaku hingga membuat aku masuk ke rumah sakit, dan malah mendapatkan gambaran sebagai 'suami yang baik' untuk dirinya?
Sebelum aku bisa meluruskan kesalahpahamannya, aku mendengar dia berkata lagi, "Nyonya Fu, aku benar-benar iri padamu. Suamimu tidak hanya tampan, tetapi juga menyayangi istrinya."
Dapat dilihat bahwa Fu Hansheng, si orang munafik itu, cukup disukai oleh orang lain.
Ya, dia sangat memperhatikan citranya ketika dia berada di luar. Kecuali padaku, dia selalu bersikap sangat buruk padaku.
Pada akhirnya, aku pun tidak dapat menjelaskan yang sebenarnya, jadi aku hanya bisa mengatakan, "Terima kasih."
Perawat itu mendorong troli lalu melambai padaku, "Nyonya Fu, istirahatlah dengan baik."
"Ya."
Tidak butuh waktu lama bagi Fu Hansheng untuk kembali muncul. Kali ini dengan sarapan di tangannya. Orang ini cukup jenius. Aku memang merasa sedikit lapar.
Wajah Fu Hansheng cemberut. Dia meletakkan semua makanan di atas meja tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kemudian melotot padaku.
Kenapa orang ini mulai bersikap aneh lagi?
Aku seakan tersengat oleh tatapan itu, aku pun bergegas dan dengan patuh berjalan mendekat. Melihat makanan yang lezat, aku tidak langsung melahapnya, tetapi berbicara dengan sopan terlebih dahulu.
"Terima kasih karena sudah merawatku. Tapi ini semua juga karenamu, jadi memang sudah seharusnya kamu merawatku."
"Hm." Dia bahkan menatapku dengan dingin, "Setelah makan, ganti bajumu."
Aku menundukkan kepalaku, lalu baru menyadari jika aku mengenakan baju rumah sakit.
Sedangkan pakaian asliku telah lama tercabik-cabik. Wajahku langsung memerah.
"Oh." Aku menjawab dengan cemberut.
Fu Hansheng mengabaikanku lalu mengeluarkan tabletnya. Dia menatap layar dengan sungguh-sungguh, jari-jarinya pun terbang di atas layarnya dari waktu ke waktu.
Setelah aku selesai makan, aku membersihkan sampah di meja. Lalu mengambil pakaianku dan pergi ke kamar mandi. Dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dengan ringan lalu menatapku dengan tatapan jijik di matanya.
"Tidak usah berpura-pura. Tidak ada orang luar disini."
Bukankan suara itu adalah suaranya?
Aku tidak mengatakan apa-apa.
Fu Hansheng melemparkan tablet di tangannya kemudian mendekatiku selangkah demi selangkah. Secara reflek, aku segera berusaha menjauh, "Apa yang mau kamu lakukan?"
"Aku tidak tertarik dengan tubuhmu."
Dia mendengus. Kemudian membuka kancingku satu per satu dengan jari-jarinya. Aku sangat malu sehingga aku tidak berani mengangkat mataku.
"Infusnya sepertinya cukup efektif."
Dia terus membolak-balikku.
Prosedur untuk keluar dari rumah sakit cukup cepat. Aku membawa obatku lalu berjalan ke tempat parkir bersama dengan Fu Hansheng.
Sayangnya, aku bertemu Su Li lagi
Perutnya lebih besar dari sebelumnya. Aku menyipitkan mataku, bertanya-tanya apakah itu anak Fu Hansheng di perutnya.
Bagaimanapun, dia sudah memberitahukan sebelumnya. Dan aku juga bukan orang bodoh.
Namun, kali ini aku menatapnya dengan tatapan yang sedikit berempati.
Setelah diperhatikan baik-baik, ada sedikit kesamaan antara Jiang Yu dan Su Li. Keduanya sama-sama menjengkelkan.
"Kak Hansheng, kenapa kamu ada disini?"
Su Li mengabaikanku dan segera berjalan menuju ke arah Fu Hansheng. Dengan sanjungan tergambar di wajahnya. Aku tidak bisa meniru sikap j*lang kecil ini.
Aku berniat memberi ruang untuk mereka berdua, jadi aku memilih untuk berbalik lalu pergi.
"Jiang Ran."
Nada suara Fu Hansheng terdengar netral. Aku berbalik dan melihat bahwa dia sudah melemparkan tangan Su Li menjauh.
Wajah tampannya juga penuh dengan ekspresi jijik.
Dia memberi Su Li ultimatum, "Su Li, mulai hari ini kamu sebaiknya tidak muncul di depanku lagi."
"Hansheng…"
"Aku, Fu Hansheng, tidak memerlukan wanita yang sudah dihamili oleh orang lain. Sadari posisimu, dan jangan buat aku lebih membencimu lagi."
Otakku seakan berdengung.
Aku tidak begitu mengerti apa yang dimaksud Fu Hansheng.