Chereads / Kamu Adalah Penggantinya / Chapter 9 - Mengetahui Rahasia Besar Presiden Fu

Chapter 9 - Mengetahui Rahasia Besar Presiden Fu

Fu Hansheng tidak pergi, sedangkan yang bisa kulakukan hanyalah pergi ke kamar tidur di lantai dua dengan enggan.

Sebelum naik ke atas, kepala pelayan menyerahkan piyama yang telah dia siapkan, kemudian aku membuka pintu tanpa repot-repot melihat model baju piyamanya.

Adegan sensual macam apa ini?

Fu Hansheng sudah selesai mandi. Di ujung rambut pendeknya masih ada sedikit tetesan air, yang menetes ke dagunya di sepanjang garis wajahnya. Pipinya sedikit memerah.

Tubuh bagian atasnya telanjang, hanya memakai handuk mandi di sekitar tubuh bagian bawahnya.

Dia berbalik seperti tidak ada orang lain, mengambil handuk dengan santai. Otot-otot lengannya tampak menggiurkan.

Tenggorokanku bergerak saat aku menelan ludah.

Melihat bahwa aku tidak bereaksi, dia menjadi sedikit tidak sabar, dan wajah tampannya menggelap, "Kenapa tidak cepat-cepat mandi? Apakah kamu mau aku bawa masuk?"

Jantungku berdetak kencang, dan aku buru-buru masuk ke kamar mandi.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk mandi. Ketika aku hendak berganti piyama, aku menyadari bahwa yang telah disiapkan kepala pelayan untukku sebenarnya adalah lingerie seksi yang sangat pendek, bahkan tidak bisa menutupi pantatku!

Apa-apaan ini?

Jika aku memakai ini, Fu Hansheng mungkin akan menunjuk ke hidungku dan memarahiku.

Aku memasukkan lingerie ini ke dalam sakuku dan mengenakan pakaianku yang tadi. Saat aku keluar dari kamar mandi, Fu Hansheng sudah pergi.

Aku berbaring di tempat tidur sambil berguling-guling. Saat akhirnya aku merasa sedikit mengantuk, aku menyadari adanya cahaya redup di sampingku.

Aku membuka mataku dengan linglung. Layar ponsel di dekatku memainkan gambar yang tak bisa dijelaskan. Lalu aku menyadari sesuatu, aku membuka mata lalu menyadari bahwa itu adalah dua pria yang sedang...

Dan yang menonton video bukan orang lain melainkan Fu Hansheng!

"Ah!"

Wajahku langsung tersipu, dan tubuhku menjadi panas. Fu Hansheng mendengar suaraku, lalu menutup ponselnya dan berbalik perlahan.

'Pak!' Ponselnya ditutup dan matanya yang dingin terkunci di mataku. Setelah diam selama beberapa saat, dia kemudian mencibir dengan suara rendah.

"Kenapa?"

"Aku… aku tidak lihat apa-apa!"

Aku menjelaskan dengan perasaan bersalah. Dia menyipitkan mata padaku, jelas tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Tetapi untuk menyelamatkan hidupku, aku masih berpura-pura bersumpah kepada Tuhan.

"Presiden Fu, aku bisa mengerti hobimu. Kamu bisa mempercayaiku jika aku tidak akan pernah mengatakannya pada siapapun."

"Oh?"

Fu Hansheng mengangkat alisnya kemudian bertanya padaku, "Hobi seperti apa yang aku punya?"

Mataku menyipit ketika aku tersenyum, "Itu hanya orientasi seksualmu. Normal bagi pria untuk menjadi bis*ksual!

Mungkin karena Su Li mengetahui rahasia ini dia jadi depresi. Siapa bilang kekasih lainnya itu wanita?

Memikirkannya seperti ini, sangat masuk akal bagi Su Li untuk berniat melompat dari gedung. Siapa yang bisa menerima jika prianya juga menyukai pria lain!

"Jiang Ran, kadang aku ingin membuka otakmu dan melihat ada apa di dalamnya."

Mata Fu Hansheng yang sedalam kolam berubah menjadi lebih gelap. Seakan dia ingin menyeretku ke pusaran tanpa dasar itu.

Tanpa menunggu aku untuk berpikir lagi, dia menarikku ke arahnya.

Aku menabrak dadanya, dan aku bisa merasakan otot dadanya yang kuat di telapak tanganku...

Dia mengerutkan kening, "Apa ini di sakumu?"

Apa maksudnya?

Otakku berhenti dan aku mengikuti tatapannya ke bawah. Aku melihat bahwa Fu Hansheng telah meraih lingerie yang aku sembunyikan di tangannya. Kenapa dia menyentuhnya dengan penuh provokasi?

Sekarang aku tak akan bisa membersihkan namaku tak peduli apapun yang aku katakan.

Wajahnya tidak berubah, tetapi matanya sudah merah. Dia mendekatiku dengan penuh semangat, kemudian menutup bibirku.

Saat bibir kami bertemu, otakku langsung kosong.

Ada apa ini?

Mengapa Fu Hansheng menciumku? Selama tiga tahun menikah, hanya berapa kali aku berbagi tempat tidur dengannya, itu pun bisa dihitung dengan jari. Malam ini, saat aku melihatnya menonton film p*rno, dia langsung menyerangku?

"Uh…"

Aku mencoba mendorongnya menjauh, tetapi dia memelukku lebih keras. Setelah beberapa saat, dia akhirnya melepaskanku.

"Teknik berciumanmu sangat buruk, sepertinya mantan pacarmu tidak mengajarimu dengan baik." Suaranya yang serak dan rendah terdengar di telingaku.

Sudut bibirku berkedut, "Mengapa kamu menyebutkannya?"

"Tebak." Dia meraih tanganku dan menggosoknya dengan keras, sebelum menggigit bahu kiriku ketika aku tidak siap.

Aku berteriak kesakitan, "Fu Hansheng, kamu c*bul. Aku sudah cukup baik untuk menyiapkan benda darurat untukmu, itu juga supaya kamu tidak terjangkit penyakit!"