Chereads / Sang Luna Yang Beruntung / Chapter 16 - Lamunan Diriku

Chapter 16 - Lamunan Diriku

Dalam lamunan yang membuat diriku begitu terhanyut dalam sebuah kisah nostalgia, membawaku kepada banyak hal yang bisa untuk aku temui, ini kah semua tanda itu? Pikiranku berkecamuk dan aku sedikit kelelahan karena pikiranku sendiri, kali ini aku pulang bersama dengannya, wajahnya yang begitu datar, dan sesekali melemparkan senyuman ke arahku, aku ingin tahu yang sebenarnya.

Membuat diriku begitu senang dengan apa yang aku lakukan bersama dengan dirinya, hari-hari ku seolah semua berubah menjadi penuh pelangi yang memiliki banyak warna di setiap sudutnya, membawa diriku kepada sebuah kenyataan bila hidup ini masih memiliki arti.

Tanda, sentuhan, dan semua kisah yang mendalam terjerat di sebuah hal yang membuat diriku menjadi mudah tersenyum, melihat dirinya membuatku melupakan banyak kesedihan yang ada.

Aku dan dirinya kemudian berjalan pulang, mengemas semua perlengkapan yang sudah kami pakai, membuangnya ke sebuah tempat sampah yang tersedia di tempat, tidak lupa kami membakar beberapa daun yang sudah usang, tidak dapat terpakai lagi karena sudah kusut.

Aku pun dengan segera untuk mengambil barang-barangku dan menyiapkan semuanya, perjalanan pulang yang sepertinya akan lumayan panjang dan memakan waktu, pikirku mungkin ini perjalanan yang cukup menyenangkan, sebab berdua dengan Ander untuk sesaat saja membuatku begitu menyukai apa pun yang terjadi.

Kejadian yang tidak terduga muncul, dimana beberapa orang yang sebelumnya menyerang kami di tengah hutan, kini mereka datang lagi, seperti masih belum terima dengan kekalahan yang terjadi kemarin sore, mereka masih ingin untuk mencoba melakukan pemberontakan, sebuah motif tersembunyi yang mereka miliki, membuat aku dan Ander waspada dengan tindakan mereka.

"Jangan jauh-jauh dariku" Ander memegang tanganku dengan erat, membuatku merasakan sentuhan hangat dari genggamannya.

"Baiklah" Ucapku tenang sambil menggenggam tangannya.

Kami berdua fokus dan waspada, melihat ke arah orang-orang yang berada di depan kami, membuat sebuah kemungkinan untuk mereka semua, dimana kami berdua yaitu aku dan Ander bersiap-siap dengan semua kemungkinan yang terjadi.

"Mau apa kalian?" Tanya Ander menatap tajam ke arah mereka.

"Tentu saja, ingin menyelesaikan masalah kita yang kemarin" Jawab salah seorang di antara mereka yang mulai mencoba untuk bertindak, sebuah gerakan kecil mereka lakukan, dimana salah seorang di antara mereka mulai bergerak maju secara perlahan.

Lalu sebuah panah di luncurkan dari kejauhan, sebuah panah yang melesat dengan kecepatan yang cukup tinggi dengan dorongan tenaga yang cukup kuat, Ander yang dengan mudahnya menangkap anak panah tersebut.

Ternyata anak panah yang di luncurkan tidak hanya satu buah, melainkan puluhan bahkan hingga ratusan, jika tanpa diriku, mungkin Ander dengan mudahnya menangkap dan menghindari semua anak panah tersebut, namun aku yang menjadi beban baginya membuat dirinya cukup kewalahan untuk menangkap atau juga menghindari itu semua, tatapan matanya fokus dan melihat anak-anak panah yang melesat, seseorang dengan keinginan untuk membunuh, maju secara perlahan dan membuat sebuah gerakan yang tidak terduga.

Sebuah tombak yang menancap di punggung Ander dari titik buta, membuat Ander tidak bisa mengelak serangan itu, menancap kuat di punggungnya, Ander yang masih memiliki tenaga menangkap orang yang ada di belakangnya.

Di pegang tangannya kemudian dia membantingnya ke depan, dengan sebuah bantingan yang cukup keras, membuat orang tersebut tidak sadarkan diri untuk sementara waktu, tetapi lawan Ander bukan satu atau dua manusia serigala, melainkan puluhan bahkan juga ratusan yang mengepung, seorang Alpha yang terdesak di sebuah kerumunan orang-orang, membuat dirinya bekerja dengan sangat keras, membuat perlawanan dan membuat perlindungan untuk diriku, bila saja aku memiliki kekuatan untuk membantunya, mungkin aku tidak menjadi beban untuknya, namun aku yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, membuatnya begitu sangat kewalahan dikarenakan diriku yang tidak memiliki apapun untuk bisa dilakukan sebuah hal yang bisa untuk melindungi diriku sendiri.

Aku pun dengan sangat khawatir bisa untuk melakukan sebuah perlawanan kepada orang-orang itu, bahkan untuk membuat pukulan saja aku begitu lemah dan tidak berdaya, apa mungkin karena aku wanita, atau mungkin karena aku tidak pernah melakukan kekerasan sebelumnya, entahlah yang mana, namun bagiku bisa dilindungi saja sudah membuatku begitu senang dan tenang.

Apalagi melihat Anderson yang begitu kuatnya, sehingga membuatku begitu takjub dengan apa yang dia lakukan kepadaku, melawan banyak orang, terluka dan berdarah, membuatku khawatir, tidak terasa air mataku menetes dengan pengorbanan yang dia lakukan, sebuah hal yang tidak pernah aku duga, membuatku begitu sangat ingin untuk bisa membalas semua kebaikannya kepada diriku.

"Maaf aku hanya bisa menjadi beban untukmu" Aku memegang tangannya dengan sangat erat, aku takut kehilangan dirinya.

Kami semakin terdesak, nafas Anderson terlihat tidak beraturan, namun dirinya terus melawan manusia serigala yang mengepung kami, beberapa puluh orang dia tumbangkan dengan tangannya, dia tidak membunuh mereka, hanya membuat mereka tidak sadarkan diri untuk sementara waktu, sedangkan itu, anak-anak panah yang terus melesat entah dari mana asalnya, yang terkadang mengenai teman mereka sendiri, aku berfikir sejenak apa mereka tega untuk melukai kawanan mereka sendiri.

Bagi mereka mungkin prioritasnya adalah untuk menangkap kami, sehingga mereka tidak perduli dengan berapa jumlah korban yang berjatuhan, membuatku benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang kulihat, hanya demi menangkap kami yang tidak berharga, mereka mengorbankan teman-teman seperjuangan mereka yang berharga, apa sebuah nyawa tidak berharga untuk mereka, membuatku bertanya dengan semua hal yang aku pikirkan dalam sebuah bayanganku.

"Tenang saja, jangan khawatir, kita pasti bisa melewati ini" Ucap Ander tersenyum, nafasnya tidak beraturan, gerakannya menjadi kacau, apakah dirinya sudah mencapai batasnya?

Aku begitu khawatir, meskipun dalam ketenangan yang terlihat, namun aku mengetahui bila dirinya pastilah sangat khawatir dengan keadaan saat ini, lalu Ander pun menyerang balik mereka semua dengan sebuah serangan yang cukup besar dan membuat beberapa orang kewalahan ketika menghadapi mereka semua.

Ander yang terus terdesak kemudian mengeluarkan wujudnya yaitu berubah menjadi manusia serigala, dengan warna putih penuh cahaya dengan gemerlap keemasan, membuat dirinya terlihat begitu terang.

Kemampuannya menyembuhkan diri berubah begitu pesat, dia mampu untuk menyembuhkan dirinya dengan begitu cepat dan membuat dirinya bergerak dengan sangat cepatnya, membuatnya bergerak ke sana ke sini dengan cepatnya.

Dia terus bergerak melompat, menyerang dan terus menyerang, menumbangkan semua musuh-musuhnya dengan begitu cepatnya dan tidak ada satupun yang tersisa, bahkan manusia serigala yang memanahnya dia kalahkan dengan begitu mudahnya, semua dijatuhkan ke tanah tanpa membunuh satu pun, membuat sebuah perlawanan yang sangat hebatnya dan juga membuat semua lawannya kewalahan, Ander benar-benar luar biasa di mataku.

Aku meneteskan air mata bahagia karena kami berdua baik-baik saja, kemudian aku memeluk dirinya dengan sangat erat dan menjerit karena kaget, seperti sebuah hal yang membuatku bisa mendekapnya, membawa diriku pada sebuah tangisan yang cukup keras.

Diriku dan dirinya saat ini berada di dalam hutan yang jauh dari pemukiman, dan tidak ada lagi energi yang tersisa dari tubuh Ander, Ander yang sudah mengeluarkan wujud aslinya dan harus terbaring lemas setelah kembali ke wujud manusianya, membuatnya begitu sangat kewalahan.

"Ah syukurlah kita bisa selamat" Ucap Ander sambil memegang pipiku dengan mesra.

"Kamu tidak apa-apa kan?" Tanyaku kepadanya yang sangat khawatir, ku pegang tangannya dan aku taruh kepalaku di dadanya.

"Tenang saja, ini hanya masalah kecil, lagi pula aku tidak terluka sama sekali" Ucapnya yang begitu tenang sambil tersenyum ke arah diriku.

"Bagaimana aku bisa tenang melihatmu seperti tadi, seperti bukan dirimu saja" Ucapku tidak terasa sambil berbicara, air mataku menetes tanpa bisa aku kendalikan, diriku yang terus menerus memegang tangannya, hari ini aku benar-benar takut akan kehilangan dirinya.

"Seperti itulah diriku, dimana kami sudah terbiasa untuk melakukan pertarungan demi pertarungan, dari dulu kami memang sangat sering untuk bisa memperebutkan kekuasaan, kebanyakan manusia serigala tidak bisa mengendalikan kekuatannya, dan mereka yang bisa berubah wujud dengan mudah harus bisa mengontrol kekuatannya, bahkan setelah mereka menggunakan kekuatan mereka, butuh waktu untuk mengumpulkan energi kembali" Ucap Ander yang begitu tenang sambil melihat ke arah diriku.

Aku yang senang karena kami berdua tidak apa-apa, namun di sisi lain, aku begitu khawatir dan sangat takut dengan kejadian yang baru saja terjadi, kami pun berdiri, aku membantunya untuk berjalan, karena dia benar-benar lemah dan tidak orang lain yang mengetahui kondisi Ander saat ini, dimana kami benar-benar berada pada sebuah kondisi yang sangat kurang menguntungkan.

Aku dan Ander mencari tempat untuk bisa bersembunyi sementara waktu, dikarenakan diriku dan Ander berada pada sebuah keinginan untuk bisa melakukan sebuah hal yang sangat menyenangkan, namun setelah itu badai kembali muncul, sebuah hal yang tidak terduga menerpa kami berdua, dan membuat kami benar-benar berada pada sebuah titik yang kurang menguntungkan bagi kami, aku pun dengan segera membawa Ander ketempat beristirahat yang lebih aman, di sebuah goa yang gelap, tidak ada cahaya, hanya ada suara tetesan air yang cukup dalam, aku masuk menelusurinya, membawa Ander bersama denganku.

Sebuah hal yang membuatku terus terngiang, sebegitu berharganya diriku, hingga seseorang mau mengorbankan dirinya menjadi begitu sakit hanya demi diriku, dan mereka yang sangat ingin untuk bisa membawa diriku pergi, aku berpikir apa yang spesial dari diriku, sehingga membuat banyak orang rela menumpahkan darah hanya demi diriku yang tidak seberapa.

Padahal selama ini yang aku tahu hanyalah orang-orang yang membenci diriku dan mencemoohku, membuatku terluka dan membuatku menangis, tanpa belas kasih, tanpa perduli rasa sakit di dalam hatiku menerima semua perkataan, namun aku tetap menerima semua itu dengan lapang dada.

Aku pun dengan sangat senang bercampur rasa sedih dan takut, sebuah perasaan yang tercampur aduk dengan sangat tidak karuan, membuat diriku berpikir akan sesuatu yang tidak menentu, akupun membarikan Ander di sebuah batu yang cukup besar, badannya yang lemas membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.