Chereads / Sang Luna Yang Beruntung / Chapter 21 - Makan Malam Bersama

Chapter 21 - Makan Malam Bersama

Akhirnya selesai juga hidangan yang sudah di siapkan oleh Melva, kemudian aku dan Melva serta nenek Chio, bersama-sama makan malam, dengan sebuah piring dan sendok serta garpu yang sudah di siapkan serta beberapa makanan yang siap saji dan membuat semua suasana begitu menyenangkan serta semua hal yang ada menjadi begitu sangat antusias untuk bisa di lakukan, dengan semua hal yang bisa untuk kami lakukan, aku dan Melva pun mengambilkan makanan untuk nenek tersebut yang terlihat begitu lemas dan sangat lemas.

"Ini nek dimakan dulu" Melva yang dengan sigapnya menuangkan makanan ke sebuah piring untuk di makan, dan kemudian di sambut dengan baik oleh nenek Chio, aku dan Melva yang dengan sigapnya untuk bisa menaruh makanan ke tempat yang sudah di sediakan.

Kami pun makan malam bersama sambil membicarakan beberapa hal bersama-sama, "Apa nenek punya keluarga?" Tanya Melva yang memulai percakapan dan mencoba mencairkan suasana yang tampak begitu dinginnya.

"Aku hanya memiliki seorang cucu saja" Ucap nenek tersebut sambil mengunyah makanan secara perlahan.

"Oh cucu nenek ada dimana?" Tanyaku kepada nenek tersebut, karena rasa penasaran mengapa dia meninggalkan cucunya seorang diri.

"Ada di gubuk yang letaknya cukup jauh" Ucap nenek tersebut terdengar berbicara dengan nada dan juga suara yang cukup pelan dan menahan sebuah rasa rindu atau juga sebuah perasaan lainnya.

Dari raut wajahnya sepertinya dia datang berkeliling mencari makanan dan juga mungkin untuk mencari pekerjaan yang cocok untuknya serta melihatnya yang seperti itu membuatku dan juga Melva mulai berfikir kembali untuk bisa membantunya agar bisa bekerja.

"Apa nenek mau tinggal di sini bersama cucu nenek, mungkin nenek bisa bekerja di sini pada pagi hari hingga sore, masalah makanan dan juga uang akan kami tanggung" Ucapku mencoba untuk membujuknya agar bisa untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari yang dia ingin kan.

"Aku tidak mau merepotkan kalian lebih dari ini" Ucapnya singkat sambil menahan air mata yang akan jatuh.

"Tidak kok nek, justru kami sangat senang karena nenek juga akan membantu kami, serta membuat kami menjadi seperti memiliki keluarga baru kembali" Melva yang menyambung apa yang aku ajukan, dimana Melva menyutujui apa yang aku ingin kan, dan kami berdua pun juga sepakat untuk saling membantu nenek Chio satu sama lain, di antara kami berdua sepertinya sudah saling mengerti dan memahami satu dengan yang lainnya.

Bahkan apa yang aku putuskan untuk mencoba membantu nenek tersebut agar bekerja di sini dan juga membuatnya tinggal bersama cucunya di sini merupakan sebuah keputusan spontan, tanpa aku mencoba untuk merundingkannya bersama Melva terlebih dahulu, namun Melva sudah mengerti dan membaca keinginanku serta dia juga tidak keberatan dengan apa yang aku putuskan, sepertinya pemikiran kami sama, hanya saja aku yang mungkin lebih dulu mengatakannya, membuat Melva menjadi begitu antusias untuk menyetujui apa yang aku ingin kan, kemudian kami berdua pun bergegas untuk pulang, setelah makan malam yang kami adakan.

"Nenek malam ini menginaplah di sini bersama kami" Ucap Melva yang melihat waktu yang semakin larut, angin yang begitu kencangnya, dapat menusuk tajam ke dalam kulit setiap orang, serta begitu sangat tidak biasa untuk melakukan semua hal yang mana aku dan juga Melva mengerti, tidak mungkin membiarkan seorang yang sudah tua renta, berjalan sendirian di tengah gelapnya malam dan dinginnya hembusan angin, itu sama saja seperti kami tidak memiliki rasa kemanusiaan.

"Cucuku sedang menunggu diriku dirumah sendirian, aku harus pulang" Air mata nenek Chio seketika tumpah tak terbendung, berlinang air matanya membasahi pipinya, terdengar suaranya yang begitu sayu dan juga membuatnya begitu sangat ingin untuk bisa bertemu dengan cucunya kembali.

"Baiklah kalau begitu, kita bertiga akan menemui cucu nenek, dan kita menjemputnya untuk tinggal di sini bersama nenek, bagaimana nek?" Tanyaku kepada nenek Chio untuk bisa memastikan keadaan cucunya juga, di karenakan pasti sangatlah melelahkan bila dirinya harus berjalan seorang diri tanpa ada yang menemani, meskipun dirinya juga sudah cukup tua renta, namun dapat dipastikan kembali melihat dia yang begitu sangat ingin menemui cucunya, pastilah dia tidak akan kerasan bila harus tinggal di sini malam ini.

"Bagaimana Melva?" Tanyaku kepada Melva, mata kami berdua bertemu dan Melva yang menyetujui dengan apa yang aku katakan, melihat sebuah kemungkinan dan juga potensi untuk kami berdua agar bisa menemui cucunya.

"Ayo nek kita pergi menemui cucu nenek, agar besok kita bisa membawanya kemarin, sekalian masih banyak juga makanan yang tersisa kita bisa membawakannya untuk cucu nenek" Melva tersenyum kepada nenek dan mencoba membujuk nenek tersebut agar mau mengajak kami berdua menemui cucunya.

"Terima kasih sekali kalian mau membantuku, baiklah kalau begitu, kita akan pergi untuk menemuinya setelah makan ini, ayo habiskan dulu makanannya, jangan membuat makanan tersebut menjadi sia-sia" Ucap nenek Chio yang mencoba untuk mengingatkan kami berdua agar tidak menyia-nyiakan makanan yang ada.

Menyantap semua makanan yang ada di meja, dengan semua hal yang kami lakukan, sebuah masakan yang cukup membuat selera untuk kami semua, rasa dan juga aroma, benar-benar pas dan membuat nafsu makan menjadi begitu berlebih, hal ini tentu saja membuat aku, Melva, serta nenek Chio bisa saling berbagi dan juga menikmati serta menyantap makanan yang akan kami makan, aku dan nenek Chio menghabiskan semua makanan yang ada di meja, tidak lupa menyisakan beberapa bagian untuk kami berikan kepada cucunya.

Dengan membawa makanan yang cukup dan juga pakain yang tebal, dimana kami mencoba mengganti pakaian nenek Chio sebelumnya yang sudah cukup usang dan begitu tipis, tentu saja pakaian tipis tersebut hanya akan membuatnya merasakan hembusan angin yang menembus kulit, bahkan dada sang nenek juga dapat tertusuk bila saja dia tidak menggunakan pakaian yang tebal, oleh karena itu lah, aku mencarikan beberapa pakaian yang tebal, serta tidak lupa memberikan jaket yang sangat tebal untuknya.

Apalagi dirinya yang sudah sangat tua, pastilah sangat mudah untuk merasakan rasa dingin, di tambah usia yang memang tidak berbohong dengan keadaan dan juga suhu iklim, serta membuatnya sangat tidak mungkin untuk bisa berjalan jauh, jika dia masih menggunkaan sebuah pakaian yang tipis, kami yang sudah menyiapkan pakaian khusus untuk kami bertiga agar bisa berjalan cukup jauh.

Merapihkan semua peralatan yang sudah kami siapkan serta membuat semua peralatan tersebut untuk dirapihkan dan juga membuat semua itu menjadi lebih rapih dan tidak berantakan seperti sebelumnya, aku dan Melva pun merapihkan semuanya serta membuatnya menjadi lebih baik sebelum kami pergi dari kedai.