Chereads / Sang Luna Yang Beruntung / Chapter 14 - Gerombolan Asing

Chapter 14 - Gerombolan Asing

Pagi yang cerah diselimuti kabut, aku yang berjalan bersama dengan Ander, dimana Ander membawa diriku ke sebuah tempat yang membuatku cukup terkejut, aku sendiri juga belum pernah ke tempat yang akan kami kunjungi, diriku yang terbiasa hanya dengan pulang ke rumah dan juga berada pada pasar serta di toko saja, membuatku benar-benar takjub ketika Ander membawaku mengunjungi sebuah tempat yang begitu asing bagi diriku.

"Sebentar lagi kita sampai" Ander yang berjalan di samping, sambil menatap ke beberapa pepohonan di sekitar kami.

"Lumayan jauh, memangnya ini tempat apa?" Ucapku kepada dirinya.

"Nanti juga kamu akan tahu tempat yang akan kita kunjungi ini" Ucap Ander yang tidak langsung memberitahukan diriku tentang tempat yang akan kami kunjungi.

"Oh ya, memangnya ini tempat yang begitu bagus?" Tanyaku kembali kepadanya.

"Ya kira-kira begitulah, yang pasti kamu tidak akan menyesal ketika datang ke sini" Dia yang berkata dengan penuh percaya diri ketika berada di sekitar tempat itu.

"Kalau aku menyesal bagaimana?" Tanyaku meledeknya.

"Tenang saja, kalau kamu menyesal ke sini, maka aku akan mengajakmu ke tempat lainnya agar kamu tidak menyesal lagi" Ucap Ander sambil tersenyum menatap ke arahku.

"Baiklah kalau begitu, aku pegang kata-katamu" Ucapku yang ingin memastikan apa yang dia katakan.

"Pasti, kamu bisa memegang apa yang aku ucapkan" Ucapnya kembali tersenyum, seseorang yang penuh percaya diri dan juga memiliki sebuah hal yang sangat mengagumkan.

Kami berjalan cukup jauh dari rumahku, dan aku pun melewati pasar di mana tempat Melva berada, aku yang memang tidak begitu sering untuk pergi ke tempat-tempat yang cukup bagus, dimana bagiku untuk berjalan-jalan ke suatu tempat, mungkin hanya bersama dengan Melva saja, karena aku dan juga Melva sudah terbiasa untuk melakukan perjalanan yang cukup melelahkan.

Bagiku memasak dan berjualan serta melakukan perdagangan adalah sebuah hal yang sangat menyenangkan dan juga merupakan sesuatu yang begitu menarik perhatian, dimana aku dan juga Melva sudah terbiasa melakukan rutinitas yang sangat padat bersama-sama.

Langkah kakiku dan Ander, bersama-sama melangkah begitu jauh hingga kami berdua sudah tidak tahu lagi berapa langkah yang sudah kami tapaki, membuat kami berada begitu cukup jauh dari rumahku, aku juga belum tahu dimana rumahnya, dan membuatku juga sedikit bingung dengan apa yang terjadi kepadanya, sebab dia meninggalkan kawanannya, padahal dia merupakan seorang Alpha.

"Kamu manusia serigala dan juga seorang Alpha, apa tidak apa-apa bila kamu meninggalkan kawananmu?" Tanyaku yang bingung kepada dirinya.

"Tenang saja, seorang Alpha memang terbiasa melakukan perjalanan sendirian dan kawanan ku juga memiliki wakil ketika aku pergi" Jawab Ander yang memastikan kawanan mereka baik-baik saja.

"Oh jadi hal yang wajar dan biasa saja ya bila kamu keluar dari rumah dan pergi meninggalkan mereka?" Tanyaku lagi untuk memastikannya.

"Ya tentu saja itu merupakan hal yang wajar ketika aku dan juga kawananku pergi untuk sementara waktu, selalu ada yang tinggal dan menempati tempat kami ketika kami pergi, lagi pula ketika kami pergi untuk keperluan tugas atau juga melakukan penelitian, membuat kami bisa untuk terus berkarya kedepannya, sehingga bila kami pergi akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali lagi" Jelas Ander kepadaku dengan begitu lengkapnya.

"Benar-benar menyenangkan ya, memiliki keluarga besar seperti itu" Ucapku sambil tersenyum kepada dirinya.

"Ya sangat menyenangkan memang ketika di rumah kita begitu ramai dan memiliki banyak sekali keluarga besar, membuat kita begitu sangat bersemangat dalam menjalankan aktifitas kita sehari-hari, namun itu tidak sepenuhnya benar juga, terkadang ada saja masalah dan juga suatu hal yang harus kita hadapi" Ucap Ander yang kembali menjelaskan tentang sebuah hal yang aku juga tidak ketahui.

"Oh ya, misalnya saja seperti apa?" Kataku kembali yang melanjutkan sesuatu yang membuatnya ingin untuk menjelaskan kembali kepada diriku.

"Misalnya saja, ketika kita berada pada sebuah tempat yang tidak kita ketahui dan tidak bisa pulang, lalu kawanan yang lain akan mencari kita, dimana sangat rentan dan begitu berbahaya bila kita memasuki kawasan milik orang lain, dan Alpha dari kawanan manusia serigala harus memberitahukan tentang mana saja daerah yang boleh dan juga tidak boleh untuk di lewati, membuat beberapa orang yang tidak senang dalam keluarga akan protes dan menuntut untuk bisa mendapatkan tempat tersebut, karena itulah terkadang akan ada yang namanya perebutan wilayah kekuasan, pertarungan tidak terhindari sesekali" Ander yang terlihat begitu serius dengan wajah yang sedikit pucat ketika menceritakan hal yang cukup mengerikan seperti itu.

"Maaf bila aku banyak bertanya Ander" Kataku yang mencoba untuk menghibur dirinya.

"Tidak masalah bagiku akan hal tersebut, karena itu adalah sebuah hal yang sangat baik dan juga merupakan sesuatu yang memang sudah menjadi sebuah rahasia umum, jadi itu merupakan sesuatu yang wajar saja menurutku" Ander yang terdengar begitu dewasa dan tidak begitu mempermasalahkan hanya karena kata-kata yang terlontar dari mulutku.

Melihatnya berjalan bersama denganku membuatku begitu sangat nyaman, begitu terasa lembut setiap kata yang dia keluarkan, dirinya benar-benar berbeda dari kebanyakan orang yang pernah aku temui sebelumnya, dimana kebanyakan orang-orang yang bertemu denganku.

"Kebanyakan orang mencium bau amis dari tubuhku, apa kamu juga menciumnya?" Tanya diriku yang penasaran dengan bau tubuh yang selama ini aku miliki.

"Jika manusia biasa mungkin akan menciumnya, namun tidak bagi manusia serigala seperti kami, itu justru tercium seperti wangi yang menyengat, aroma yang luar biasa harum menurutku" Sambil tersenyum matanya melihat ke arah diriku.

"Apa kamu hanya ingin menghiburku?" Aku yang takut kalau dirinya hanya mencoba untuk menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya.

"Kamu lihat Belbatom kemarin? Apa dia risih ketika berada di dekatmu? Dia juga seorang Alpha yang sama sepertiku, dan dia tidak merasa terganggu sama sekali bukan?" Jelasnya lagi kepadaku yang mencoba menjelaskan dengan sebuah penjelasan yang cukup panjang dan membuatku mulai mengerti dan juga memahi sesuatu yang sebenarnya.

"Iya juga sih, jadi bagi kalian hal ini tidak mengganggu sama sekali ya" Ucapku kepadanya, karena aku begitu khawatir kalau bau tubuhku akan mengganggu mereka, namun aku begitu takjub kepada Melva, jika orang-orang ini berada di dekatku karena tercium wangi, namun Melva yang mencium bau amis dan masih berada di dekatku, dia begitu kuat dan seperti sudah terbiasa dengan apa yang terjadi selama ini.

Kami pun melewati sebuah hutan yang dalam, pohon-pohon yang menjulang tinggi, serta suara kicauan burung yang begitu indah terdengar nyanyian yang merdu dari mereka, membuatku takjub dengan keindahan alam yang selama ini belum pernah aku temui, dimana diriku terus menerus melakukan rutinitas dan hanya sesekali pergi keluar, namun kali ini ketika aku mendengar suara kicauan dan juga melihat indahnya pepohonan.

Terasa bila dunia ini begitu luas dan masih banyak hal yang belum aku ketahui, di depan jalan segerombolan orang yang datang.

"Kalian memasuki wilayah kami" Ucap seseorang di depan sana, membawa beberapa orang yang datang kepadaku dan juga Ander.

"Masa sih? Sejak kapan wilayah bebas seperti ini menjadi miliki kalian?" Tanya Ander yang mengerti akan sebuah wilayah kekuasaan, karena dia merupakan seorang pemimpin dari kawanan Salvador.

Membuat mereka semua harus berfikir beberapa kali untuk bisa melawan seorang pemimpin kawanan serigala.

"Apa kamu tidak tahu kami dari pack Roullete?" Tanya seseorang dengan badan yang cukup besar dan memiliki taring yang cukup panjang, sepertinya dia juga merupakan manusia serigala yang sama seperti Ander.

"Biarkan kami lewat!!! Dengan begitu tidak akan terjadi apapun di antara kita" Ucap Ander dengan nada yang mengancam kepada kawanan manusia serigala yang menghadang kami.

"Kalau begitu serahkan wanita yang bersamamu kepadaku, maka akan kami persilahkan kamu untuk lewat" Ucap salah seorang di antara mereka.

"Hahahaha berani sekali dia mengancam kita, belum tahu kita ini siapa ya" Salah seorang di antara mereka yang terdengar tertawa dengan senangnya karena mereka tidak mengerti sama sekali.

"Kita pergi saja yuk dari sini," Ajak diriku kepada Ander.

"Kita sudah sejauh ini, sangat sayang bila kita berputar arah dan tidak jadi ke tempat yang akan kita kunjungi" Ander yang ingin untuk mengajak diriku ke sebuah tempat yang sepertinya begitu sangat ingin dia kunjungi denganku, aku pun juga ingin pergi ke tempat yang ingin dia tunjukkan, karena memang kami sudah pergi untuk perjalanan yang cukup jauh, dan rasanya sudah semakin sore juga, butuh waktu yang cukup panjang bila kami harus pulang kembali.

Ander melangkahkan kakinya ke depan menggenggam tanganku begitu eratnya, benar-benar melindungi diriku dengan sebuah pegangan tangan yang sangat erat, membuat diriku begitu sangat terlindungi, matanya penuh dengan kewaspadaan, tatapan tajam ke depan melihat ke sebuah tempat yang sama-sama ingin untuk kami kunjungi berdua.

Hatinya kuat dan langkahnya tidak tergoyahkan, dia tidak perduli dengan orang-orang yang mencoba untuk menghadangnya, membuat aku bernar-benar terasa nyaman dan aman, membuatku yakin kalau dia mampu untuk melakukan hal apapun, karena dia terlihat begitu kuat dan memiliki kewibawaan serta kemampuan yang cukup besar, dengan semua hal yang dia miliki, rasanya dia memang begitu pantas untuk menjadi seorang Alpha dari kawanannya.

"Jangan takut, kita berjalan saja dan melewati mereka, bila mereka menyerang kita lebih dulu, setidaknya kita bisa membela diri" Ucap Ander yang begitu yakin dengan langkah yang dia miliki, sebuah langkah yang akan membawa kami entah kemana nantinya, sebuah langkah pasti yang membuatku begitu terkesima serta yakin dengan apa yang dia miliki selama ini, karena bagi diriku, dia benar-benar memiliki karisma dan juga kewibawaan yang begitu besar.

Tatapan matanya yang penuh keyakinan, berjalan dalam gelapnya hutan dan juga dinginnya udara di sekitar, angin yang berhembus begitu kencang, dan pepohonan yang mulai bergoyang, burung-burung yang sudah mulai terbang ke sana ke sini mencari tempat untuk berlindung.

Membuatku begitu tenang dengan keadaan yang tidak tenang, membuatku begitu yakin untuk terus menatap ke depan dan berusaha semaksimal mungkin yang aku bisa, ingatanku memang samar-samar, tidak ada ingatan di diriku sama sekali tentang masa kecilku, ketika mataku terbuka, hanya ada sahabatku Melva dan seorang kakek tua renta yang mengasuhku, itu pun tidak berselang beberapa lama, kakek tua itu meninggalkan aku dan Melva di rumah.

Dia tidak pernah kembali bahkan untuk menengok kami sebentar saja, rasanya benar-benar sepi, diriku tidak mengerti apa itu keluarga, bagiku Melva sudah seperti keluarga yang ada di dekatku, satu orang saja sudah cukup untukku memahami dengan apa yang terjadi, membuatku begitu sangat yakin dengan arti keluarga, yaitu kebersamaan dan keinginan untuk saling tolong menolong dan bahu membahu satu dengan yang lainnya.

"Hei apa kalian berani menantang kami?" Ucap salah seorang di antara gerombolan yang ada di dekat kami, membuat Ander untuk terus melangkah maju dan semakin yakin serta pasti, dan dia tidak ingin untuk pulang, baginya maju kedepan bersama denganku adalah sebuah hal yang sangat menyenangkan, kami berdua menikmati setiap hal yang membuat kami terus untuk maju dan melangkah, membuat kami ingin melihat sebuah tempat yang begitu indah untuk kami kunjungi.

Lalu seseorang yang tidak sabar mulai maju dan menyerang, dai menarik bajuku dan menahanku, "Lepaskan tanganmu dari Verona" Tatap Ander tajam ke arah mata orang tersebut.

"Oh jadi perempuan ini namanya Verona, nama yang manis" Seorang pria berambut botak dan bertaring serta menatapku dengan pandangan yang penuh nafsu, lalu tangannya mencoba menyentuh pipiku, namun Ander dengan sigap langsung menepisnya, merebut tangannya dan memelintirkannya, membuatnya mengerang kesakitan dan juga membuatnya berada pada sebuah situasi yang cukup memprihatinkan.

"Aaargghh…" Ucap pria berkepala botak dan wajah yang penuh luka itu.

"Berani sekali kau" Teman-temannya yang melihat langsung membantu dan menyerang Ander, sebuah pertarungan terjadi di antara mereka, Ander yang bertarung dengan penuh rasa percaya diri, mencoba untuk melindungi diriku dan juga membuatku merasa begitu tenang dalam perlindungannya, dia begitu serius dan penuh dengan tingkat kewaspadaan, dirinya begitu tenang dalam menepis dan menghalau semua serangan yang di lancarkan oleh orang-orang yang tidak kami kenali, membuatku begitu yakin kalau mereka semua bukanlah lawan Ander.

Pertarungan yang begitu mendebarkanku, karena aku baru kali ini melihat pertarungan langsung di antara kawanan manusia serigala, terlihat cara mereka bertarung benar-benar cepat dan mataku tidak begitu bisa untuk mengikuti setiap gerakan yang mereka semua lancarkan, tidak dapat terlihat dengan mataku, karena mereka semua bergerak begitu cepatnya, tinju, cakaran, dan juga tendangan yang saling beradu, semua menyerang ke arah Ander dan dirinya begitu cepat menghindari itu semua, Ander memanglah jauh di atas mereka semua, terlihat kekuatannya yang begitu besar dan memiliki banyak sekali kemampuan, Ander berada di atas rata-rata untuk hal itu.

Tiba-tiba saat Ander sedang fokus untuk menyerang dan bertahan melawan mereka, dari arah belakang, seseorang memegangku dan menutup mulutku, membekapku dengan tangannya membuatku tidak berdaya dengan apa yang dia lakukan, aku sendiri tidak bisa melawannya, karena tangannya yang begitu kuat, dia membuatku kewalahan karena diriku tidak bisa untuk membuat perlawanan.

Ander yang belum menyadari diriku yang sudah dalam genggaman seseorang, dimana Ander masih terlihat bertarung melawan mereka semua.