Ega mendengar alarm nya telah berbunyi beberapa kali tapi ia tidak kunjung bangun mata nya masih berat apalagi untuk makan, yaa hari itu sudah memasuki 15 hari bulan puasa.
"Gaa, cepet bangun keburu subuh nanti", perintah ibu nya yang sedari tadi sibuk sendiri menyiapkan makan sahur untuk semua yang tinggal di mess.
" Iya buk bentar lagi,"jawab ega dengan suara parau
Ega mengumpulkan tenaga dan tekad untuk bangun dan sahur pada pagi itu,
"Lohh kamu ikutan sahur juga?" tanya ega kepada adiknya yang sedang makan disamping ibu nya.
"Biarin dia belajar puasa," ibu nya yang menjawab.
Ega hanya mengangguk dan berlalu ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar segar melewati adik dan ibu nya yang terlebih dulu makan sahur.
Setelah nya ega duduk dan mengambil piring berlauk kan ikan patin kesukaannya, ia mengambil porsi sedang dan meminum teh hangat.
"Mbak minta ikannya ya"pinta vika
" Punya mu masih gitu lhoo, habisin dulu punyamu"jawab ega
Ega justru segera melahap habis isi piringnya dan tidak menyisakannya untuk adiknya.
"Cepet banget makannya" tanya sang ibu
"Iya, takut laukku dihabisin vika" sambil berlalu membawa piring ke dapur
Ibu nya hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya itu.
Ega mendengar vika yang komplain karena tidak disisakan ikan darinya, ega tersenyum dan menggoda adiknya.
"Anak kecil ikutan puasa, emang kuat" goda ega kepada adiknya
"Sudah jangan digoda terus adikmu sana sholat subuh bentar lagi adzan" kata ibunya
Ega segera berlalu mengambil wudhu dan segera ke mushola untuk sholat subuh berjama'ah.
Hawa yang dingin dengan perut kenyang membuat ega mengantuk, ia kembali tidur sejenak.
Alarm nya kembali menyala tepat pukul 06.00 selama bulan puasa jam masuk sekolah 30 menit mundur sehingga ega lebih santai.
Selama puasa dia selalu diantar sekolah oleh bapak nya, pulang nya selalu naik becak.
"Ga, pr akuntasi sudah kamu kerjakan?" tanya hesti
"Udah dong",jawab ega sambil mengambil buku nya
" Nyontek ya", pinta hesti
"Ngapain aja semalem nggak ngerjain",jawab ega ketus
" Aku ketiduran ga, kekenyangan habis buka puasa",jawab hesti melas
"Yaudah nih, jangan ulangi lagi", sambil menyodorkan buku nya.
Ega termasuk siswa yang rajin meskipun bukan yang paling pintar tapi nilai nya tidak terlalu mengecawakan, dia selalu mengerjakan pr nya di rumah, dan tidak menyontek apalagi saat ulangan.
Bukannya sok suci melainkan ega takut kalau ketahuan, oleh karena itu berapapun nilai yang ia terima, ia selalu bangga karena itu dari pemikirannya sendiri, jika ia merasa kesulitan ia selalu bertanya kepada guru nya bahkan ia tak malu untuk bertanya kepada teman sekelas nya yang ia rasa lebih pintar.
Masa masa SMK /SMA adalah masa dimana seseorang mulai mencari jati diri begitu pun ega.
Karena di kelas nya ada dua murid pria yang menjadi primadona karena hanya mereka satu satunya pria dikelas itu, mereka sering di kerubuti murid perempuan.
Ega memiliki pendirian sendiri sehingga tidak terlalu dekat dengan kedua teman pria nya itu, yang satu adalah edy dia memiliki badan gemuk besar dan tinggi dia seperti playboy lebih berani, tapi lebih cerdas dari ega, dan satu nya adalah ilham seorang pria tapi agak kemayu seperti wanita namun dia kurang cerdas bahkan ega lebih cerdas dari nya.
Meski begitu ega lebih suka berteman dengan ilham karena edy termasuk pria agresif sehingga ega tidak menyukainya.
Siang itu jam pelajaran olahraga anak anak perempuan bergiliran berganti baju di kelas dan dikamar mandi, ega menuggu giliran untuk berganti di kamar mandi saja.
Setelah selesai berganti baju olahraga ega segera menyimpan seragamnya di laci kelas, agak terburu buru dan sedikit berlari, betapa terkejutnya ega ternyata di dalam kelas hanya ada 2 orang laki laki dan perempuan yang duduk berhadapan seperti kaget dengan kedatangan ega, mereka segera pergi keluar
Orang itu tak lain adalah edy dan dian.
Ega yang kaget jadi salah tingkah dan bingung.
Ega dan teman sekelasnya berkumpul untuk pemanasan sebelum berolah raga, mereka berlari mengelilingi lapangan dengan lari kecil. Sesekali ega melihat edy dan dian saling pandang dan memberi kode.
Dian yang sadar telah diperhatikan ega segera berlalu dan meninggalkannya.
Ega tahu bahwa itu bukan urusannya, ia segera mengalihkan pandangannya dan mendekati hesti.
Ega juga tidak mau berurusan dengan edy karena dia memiliki temperament yang kurang stabil dan cenderung kasar.
Karena masih bulan puasa ega melakukan olahraga ringan ia sengaja menyimpan tenaga nya.
Hari itu matahari sangat terik, ia segera masuk kelas dan istirahat didalamnya.
Ega dan ilham memang sudah kembali bersikap biasa, ega sekuat tenaga untuk memaafkan ilham karena bagaimanapun mereka satu kelas, tidak nyaman jika mereka harus bertengkar terlalu lama.
Pelajaran olahraga telah selesai semua telah berganti pakaian dan siap untuk pelajaran selanjutnya.
Untunglah guru hanya menyuruh mereka untuk mencatat tidak telalu membutuhkan tenaga untuk berfikir.
Ega pun lega karena fisiknya termasuk lemah hingga sering lemas dan pusing saat sedang berpuasa.
Karena jarak dari sekolah ke jalan raya cukup jauh dan harus ditempuh dengan jalan kaki ega sengaja menyimpan nomor telpon supir becak sehingga sewaktu waktu pulang sekolah ia akan menelponnya, ia selalu mengajak hesti untuk ikut bersama nya karena mess ega melewati kost hesti.
Ega tidak menceritakan apa yang dia lihat di kelas tadi kepada siapapun termasuk kepada hesti, dan bersikap biasa saja.
***
Sesampainya dirumah ia ingin segera istirahat karena matahari yang sangat terik,
" Buk, aku pulang"yang selalu ega katakan sesampainya di rumah.
Ia mencari ibu nya dan ternyata sedang duduk menyuapi vika adiknya.
"Halah katanya puasa baru jam segini udah makan"hardik ega kepada adiknya
" Biarin aku kan masih kecil mbak",jawab adiknya sambil mejulurkan lidah
Ega langsung masuk kedalam kamar mengunci kamarnya takut jika adiknya tiba tiba masuk dan menggodanya.
Setelah berganti pakaian dan mencuci muka ega berbaring diatas kasur tiba tiba ia teringat edy dan dian di kelas tadi
"Kira kira apa yang tadi mereka lakukan ya, aku jadi nggak enak udah mergokin mereka," guman ega
Ega tertidur sangking lelah nya.
Sore itu ibu nya membangunkan nya,
"Ga, bangun cepet mandi sudah sore" pinta ibu nya sambil mengetuk pintu kamar ega
Ega yang samar samar mulai membuka mata, badannya menjadi tambah lemas tetapi lelah nya sudah hilang.
"Iya buk," jawab ega
Ia segera beranjak dari kamar nya dan menuju kamar mandi ia segera membersihkan badannya.
Sore itu ega dan adiknya ingin ikut ibu nya ke toko untuk belanja makanan dan perlengkapan bulanan.
"Mbak cepetan gantian mandinya nanti ditinggal ibuk," rengek vika adiknya
"Iya sabar dong, tadi nggak duluan mandi giliran aku mandi ikut ikutan," jawab ega galak
Adik nya masih menunggu diluar sambil tetap menggedor pintu kamar mandi
"Ihhh adik nggak sabar banget sih kamu," kata ega kesal
"Mbak sih mandi nya lama," balas vika
Ega segera menyelesaikan mandinya dan segera keluar, saat pintu kamar mandi baru dibuka sedikit vika segera mendorongnya
"Ya ampun ni bocah nggak sabar banget," kata ega mulai emosi
Vika tidak memperdulikan kakak nya yang marah, ia segera mandi karena takut ditinggal ibu nya.
Ega yang masih emosi ngedumel sendiri, ia melihat ibu nya sudah menunggu di kamar dan sudah siap berangkat.
Ega segera bersiap dan berdandan, memakai parfum agar lebih segar dan segera menemui ibu nya untuk berangkat,
"Hahaha belum selesai, cepet mbak kan siap siap nya" goda ega kepada adiknya yang masih siap siap
"Mbak sih mandinya lama aku jadi ketinggalan" jawab vika kesal
Melihat adiknya yang kesal ega justru terus menggodanya dan tertawa.
Akhirnya setelah menunggu agak lama mereka pun berangkat ke toko yang jaraknya hanya 400 meter dari mess, mereka hanya berjalan kaki untuk menuju ketempat itu, di perjalanan ega dan vika terus saling menggoda, bagi ibu nya hal seperti itu sudah biasa.
Sesampainya di toko ibu dan ega segera membeli semua yang mereka butuhkan sedangkan vika sibuk mencari jajan.
Mereka membeli semua kebutuhan selama sebulan di toko itu, lumayan habis banyak sampai 3 kresek belanjaan
"Udah cukup deh buk kaya nya, ayo segera pulang sebelum buka puasa," ajak ega
"Iya kayak nya ini udah cukup yuk pulang," kata ibu nya
Mereka segera pulang karena sebentar lagi akan buka puasa.
Sesampainya dirumah mereka segera membongkar hasil belanjaan mereka, dan vika lah yang paling banyak jajan dengan berbagai macam jajajan.
"Astaga dek, jajan kamu sampe satu kresek begini," kata ega sambil menggelengkan kepalanya
Vika hanya cuek dengan pernyataan kakaknya, ia malah ingin segera membuka jajannya.
Ibu nya membantu vika membuka jajan dan sengaja makan didepan ega yang masih berpuasa menunggu beduk maghrib.
"Ehh dek dosa tau gak sih, makan didepan orang puasa," kata ega
Vika tidak berkata apapun dan terus memakan jajanannya sambil menggoda ega.
Ega kesal dan pergi meninggalkan adiknya itu.
Terdengar "Dug Dug Dug" beduk maghrib telah berkumandang tanda sudah berbuka puasa, ega segera mengambil air putih satu botol yang sudah ia persiapkan dan langsung meminum nya.
"Alkhamdulillah,,,,"kata ega lega
Ega segera menghampiri adiknya untuk meminta jajan kepada nya
" Dek kasih sedikit es susu yang kamu minum itu,"pinta ega
"Nggak mau beli sendiri," jawab vika
"Pelit banget sih," kata ega kesal
Vika tidak menggubris kakak nya yang mulai kesal ia terus menyedot es susu di tangannya, bahkan melubangi tutup nya untuk ia serot, dan lugu nya ega terus melihat pemandangan itu.
"Kasih sedikit aja mbak e," pinta ibu kepada vika
Tapi vika tetap tidak menggubris dan tetap menikmati es susu itu sambil meledek kakaknya.
Ega yang kesal tiba tiba menekan botol es susu yang diminum adiknya berharap isi nya tumpah,tetapi malah membuat lidah vika tersangkut ke dalam dan tidak bisa di tarik, vika yang panik hanya bisa teriak sebisa nya, ibu menjadi panik melihatnya, berbeda dengan ega yang malah tertawa terpingkal pingkal melihat adiknya
"Aduh gimana ini gaaa,,kamu apakan adikmu",kata ibu nya cemas
Ega segera mengambil pisau dan membelah botol susu itu, barulah lidah vika bisa keluar,
Ega dan ibunya lega dan mereka tertawa bersama melihat adiknya yang ketakutan.
" Makanya jangan suka ngledek mbak mu,"kata ibu
Ega berlalu untuk melanjutkan berbuka sambil terus tertawa.