Sekarang Juhri pergi ke Lukman, Willy secara alami akan memperhatikan dan ingin bertanya tentang itu.
"Aku tidak bisa tidur kalau kamu tidak kembali."
"Yah, di halaman semakin sejuk. Biarkan ibumu memotong sepiring semangka. Ayo keluar untuk makan camilan dan bicara." Juhri melambaikan tangannya dengan penuh semangat. momentum, membuat Willy merasa di dalam hatinya kaget!
Ayah yang bersemangat tinggi dalam ingatannya sepertinya kembali lagi.
Ada angin sepoi-sepoi yang sejuk di malam bulan Juli menemani Juhri dan Willy duduk di kursi kecil di halaman dengan mata saling berhadapan. Kue, camilan dan buah-buahan diletakkan di atas meja kopi.
Melihat pemandangan di depannya ini, mata Ida sedikit basah. Bahkan Luki merasa malu. Ini adalah rumah...
"Willy, Manajer Lukman memiliki evaluasi yang sangat tinggi terhadap kamu." Juhri memandang Willy dan mengatakan itu...
"Ayah, itu terutama karena pendidikanmu yang biasa."