---------
Derap langkah sepasang kaki mungil Daehwi bergema disepanjang lorong kelas yang dilewati nya. Terkadang ia harus berhenti untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan lari nya kearah ruang kelas yang ditujunya. Ketika tinggal beberapa langkah saja, Daehwi langsung menurunkan kecepatan berlari nya. Ia tidak ingin menambah hukuman yang mungkin didapatkan nya, ketika ia sudah melanggar satu peraturan yaitu terlambat.
Tangan Daehwi sudah siap mengetuk pintu ruang kelas, saat pintu itu terbuka dengan sendirinya. Sosok itu berdiri dihadapan Daehwi. "Yak, apa yang kau lakukan 1 minggu yang lalu hah?" Jisung sang kepala asrama omega pria dan ketua kelas langsung menghakimi Daehwi sepihak.
Beranjak dari tempat duduknya karna Daehwi tidak memandang nya, Jisung berniat untuk menginterogasi teman asramanya yang sudah dianggap sebagai adik itu.
"Permisi, kau menghalangi jalan. Aku ingin keluar" sosok yang terus diperhatikan oleh Daehwi itu akhirnya mengeluarkan suaranya karna Daehwi terpaku diam pada tempat nya sekarang seperti patung.
"Ah, ya silahkan" setelah beberapa menit terdiam mencerna ucapan orang tersebut, Daehwi perlahan menyingkir dari depan pintu mempersilahkan orang itu keluar.
"Yaampun, Lee Daehwi bau mu sangat pekat. Kau sudah bertemu dengan alpha mu ya?" lagi, suara Jisung memecahkan pikiran yang berada di kepalanya.
"Yak," sentilan sayang dari Jisung membuat Daehwi mengaduh memegang jidatnya saat ini.
"Ahh, Jisung hyung maafkan aku"
"Kemari anak nakal" sambil mengapit kepala Daehwi pada lengannya, Jisung membawa Daehwi pada sebuah bangku kosong yang memang miliknya.
Beberapa omega yang memang adalah sahabat Daehwi mulai mengerumuni tempat duduknya ini seakan-akan meminta penjelasan akan peristiwa yang terjadi minggu lalu dan absen yang dilakukan oleh Daehwi setelah peristiwa itu.
"Hei, mengapa kalian seperti ini?" Daehwi memulai saat ia sudah duduk dibangku nya. Ia tidak ingin merasa seperti penjahat yang melakukan kejahatan berat sehingga harus diinterogasi seperti ini.
"Cepat jelaskan" seru Jisung menuntut
"Ayoo, aku ingin mendengar nya hyung" Seonho sang maknae yang menggilai anak ayam itu bertanya dengan binar-binar dimatanya.
"Jelaskan perlahan Daehwi, apakah alpha mu itu Kang Dongho?" tanya Kim Donghyun hyungnya yang paling pengertian menurut Daehwi.
"Eeeeeeeeehhhhh" kompak Jisung dan Seonho menoleh pada Donghyun.
"Kenapa? Aku hanya mendengar beberapa rumor." kata Donghyun tidak ingin disalahkan. Terlihat dari tatapan Jisung dan Seonho yang seolah mengatakan 'kenapa kamu tidak memberi tau kami?'
Daehwi yang terkejut mengetahui Donghyun telah mengetahui matenya hanya menundukkan kepala nya seraya mengangguk kecil. Jisung yang melihat persetujuan dari Daehwi itu secara reflek langsung menutup mulutnya. Seonho yang memang tidak mengenal siapa itu Kang Dongho hanya menatap bingung ekpresi Jisung hyung yang menurut nya memang selalu berlebihan itu.
"Pantas saja feromon mu sangat kuat Daehwi, baumu itu seakan-akan menyuruh ku untuk tidak mendekati mu" Donghyun yang memang sudah lebih dulu mendengar berita ini menanggapi kabar tersebut dengan candaan.
"Hyuungg" rengek Daehwi malu. Ia sudah menutupi mukanya agar pipinya yang mulai bersemu merah saat ini tidak terlihat oleh teman-teman nya itu. Daehwi merasa aneh pada dirinya sendiri, ia sangat mudah tersipu sejak menjadi mate dari alpha nya yang mesum itu.
"Tapi dia memperlakukan mu dengan baik kan Daehwi?" Jisung bertanya ketika rasa syoknya sudah hilang.
"Hn, dia sangat baik padaku hyung" seru Daehwi sambil menganggukkan kepalanya lagi. Ia tidak ingin membuat teman-teman nya ini khawatir. Memang benar Dongho selalu menuruti apapun permintaannya, namun jika imbalan dari itu semua adalah dirinya sendiri rasanya itu tidak adil. Tenaga alpha nya itu sangat besar dan Daehwi hanya omega mungil yang tidak kuat menghadapi semua gairah dari alpha nya tersebut.
"Ayo hyung, jelaskan" rengek Seonho sambil menggoyangkan tangan Daehwi yang berada di atas mejanya. Sebelum menjelaskan kejadian itu seperti yang Seonho minta ia menatap sekeliling nya terlebih dahulu.
"Tenang saja Sungwoon songsaenim hari ini berhalangan hadir, namun ia memberikan kita tugas" jelas Jisung ketika menyadari pandangan yang diberikan oleh Daehwi.
Setelah mendengar penjelasan dari Jisung, Daehwi sempat menyesal bahwa ia harus berlari dari kamar asrama alpha nya sampai di kelas ini, namun tidak dipungkiri bahwa ia juga lega tidak perlu mendapat hukuman karena terlambat. Perlahan Daehwi mulai menjelaskan kejadian yang dialami nya minggu lalu, tentu saja dia melewatkan kegiatan intim yang dilakukannya dengan sang alpha. Bisa mati karena malu bila Daehwi harus menceritakan hal tersebut.
Siapa pun yang bersekolah di sekolah ini pasti mengetahui siapa itu Kang Dongho. Ya, alpha nya itu merupakan salah satu calon putra mahkota kerajaan. Kenapa salah satu? Karna selain Dongho, sebenarnya ada seorang putra mahkota lain yang seumur dengan Dongho. Namanya adalah Kang Daniel. Daniel sendiri sebenarnya adalah putra mahkota asli kerajaan ini karna ia terlahir dari mendiang permaisuri, sedangkan Dongho hanyalah anak dari selir raja.
Kisah rumit tentang anggota kerjaan ini tidak pernah terungkap. Hanya desas-desus serta gosip saja yang menyebar pada masyarakat. Keluarga kerajaan seakan menyepakati untuk bungkam akan masalah ini, tidak ada klarifikasi resmi yang dikeluarkan oleh keluarga kerajaan, bahkan sang raja sendiri.
Masih dengan suara yang perlahan, Daehwi menyudahi ceritanya tersebut. Ia mencoba meminta pendapat dari sahabat-sahabatnya ini. Walau bagaimanapun juga kini Dongho adalah mate nya, mereka adalah pasangan takdir yang telah ditentukan oleh Moon Goddess, bahkan bond mereka telah sempurna. Daehwi tidak ingin ditinggal sendirian, apalagi jika sang alpha akhirnya harus mendekam di penjara seumur hidupnya karena melakukan percobaan pembunuhan pada saudara tirinya itu yang merupakan tokoh utama pada cerita novel ini.
Iya, Kang Daniel adalah tokoh utama dicerita novel fantasi yang Daehwi jalani saat ini. Novel ini berjudul "Mate for the Prince". Dalan cerita ini Daniel yang merupakan pangeran mahkota harus terasing disebuah wilayah terpencil jauh dari lingkungan kerajaan karena nyawanya terancam. Daniel yang hidup bersama pengawalnya yang dia anggap sebagai orang tua hanya mengganggap dirinya sebagai pedagang dan orang biasa.
Hal yang mengejutkan mengenai jati dirinya Daniel temukan tepat setelah kedua orang tua angkat nya itu terbunuh oleh segerombolan perampok pada saat mereka melakukan perjalanan ke kota sebelah untuk berdagang. Daniel yang berubah menjadi pangeran mahkota dalam semalam harus melalui berbagai macam rintangan terutama dari saudara tirinya yang sedari kecil telah didik menjadi pangeran mahkota menggantikan dirinya.
Sebenarnya Daniel tidak pernah terobsesi menjadi raja, karna sedari kecil dia diajarkan untuk hidup sederhana. Namun setelah bertemu dengan matenya yang merupakan tunangan saudara tirinya itu, mau tidak mau Daniel berjuang untuk belahan jiwanya itu. Terlebih Dongho mengincar matenya agar Daniel menyerah atas tahta kerajaan.
Daehwi sangat mengerti keadaan Daniel karna Daehwi juga adalah anak angkat di dunia aslinya. Walaupun ia harus bekerja keras karna orang tua angkat nya bukanlah orang kaya, Daehwi tidak pernah menyesal karna ia masih bisa hidup normal seperti orang lainnya. Hal inilah yang membuat Daehwi tetap membaca novel ini hingga tamat, walaupun tokoh dengan nama yang sama dengan nya harus mati dengan cara yang tragis yaitu ditangan kakak mate dari Daniel.
Getaran pada saku bajunya menginterupsi percakapan Daehwi dan teman - temannya tersebut. Nama Dongho💕 muncul dilayar depan HP nya sebagai id dari si penelepon. Tidak ingin mendapat teguran dari alpha nya Daehwi segera menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut.
"Apa yang sedang kamu lakukan omega?" adalah kalimat pertama yang keluar setelah Daehwi mengangkat telepon tersebut.
"Aku sedang dikelas alpha"
"Benarkah? Diruangan mana?"
"Aku dikelas OP2 alpha"
"Baiklah tunggu aku dikelas mu, aku akan kesana sekarang"
"Ttapi..... Alpha" belum sempat Daehwi menyerukan pendapatnya, sang alpha telah menutup panggilan mereka.
"Ada apa hwi? Jangan cemberut kan bibirmu, mukamu tambah jelek asal kau tau" cela Jisung ketika menyadari perubahan suasana hati Daehwi. Harus Daehwi akui hyungnya itu memang yang paling peka.
"Alpha ku akan kesini hyung"
"Apa? Kang Dongho akan kesini? Aku harus merapikan penampilan ku" oceh Jisung dan mulai mengeluarkan cermin serta bedak kecil yang selalu dibawa olehnya.
"Benarkah hyung?" entah apa yang dipikirkan oleh si anak ayam itu, namun ia mengikuti jejak Jisung dengan merapikan seragam yang dipakai olehnya.
"Tenangkan dirimu" ucap Donghyun sambil memegang bahu Daehwi karna keributan telah terjadi di lorong depan kelas mereka. Beberapa teman sekelas Daehwi pun sudah ada yang keluar kelas untuk melihat apa yang terjadi.
Ketika Taeyong, teman sekelas Daehwi kembali ke dalam kelas dan langsung berlari ke bangku nya untuk mengambil make-up yang selalu disimpan seperti Jisung, Daehwi tau bahwa alpha nya sudah berada disini. Di gedung kelas omega.
"Omega, bisakah kamu ikut denganku sekarang." walaupun itu adalah pertanyaan, tapi nada yang digunakan oleh Dongho seperti perintah.
Semua omega yang berada di dalam kelas mendadak berdiri dari tempat duduknya. Tentu saja baik itu hanya perkataan ataupun pertanyaan, sebagai omega mereka wajib mengabulkan keinginan dari alpha. Namun hal ini tidak berlaku bila sang omega telah memiliki mate dan ditandai oleh pasangannya.
Saat Daehwi berjalan mendekat kearah alpha nya, semua tatapan omega pria yang ada di kelas itu seakan-akan mengikuti dan menilai semua tindakan yang dilakukan olehnya. Bahkan lorong depan kelas yang semula ramai menjadi hening. Tatapan tajam dari siswa yang juga melihat dari jendela kelas kini menjadi momok tersendiri bagi Daehwi.
"Ayo" Dongho menggenggam tangan Daehwi erat tidak mempedulikan tarikan nafas siswa-siswi yang menonton adegan mereka.
Daehwi tidak tau ia akan dibawa kemana saat ini oleh sang alpha namun tidak bisa dipungkiri bahwa perasaan bahagia tengah dirasakan olehnya. Daehwi merasakan perasaan dicintai dan bangga bahwa ia menjadi mate dari salah satu calon putra mahkota walaupun alpha nya adalah tokoh antagonis. Daehwi mulai merasakan benih-benih cinta timbul dalam hatinya.
'Gawat, aku dan Dongho baru resmi satu minggu bersama sebagai pasangan tapi aku sudah sayang kepada nya. Bagaimana jika 1 bulan atau bahkan 1 tahun? Bisa-bisa aku akan menjadi budak cinta untuknya' pikir Daehwi galau.
"Masuklah" kata Dongho setelah membukakan pintu mobilnya. Daehwi yang melihat nya saat ini seakan-akan bisa pingsan seketika itu juga ketika melihat senyuman manis dari Dongho.
Tidak ada percakapan selama perjalanan mereka, dan Daehwi juga tidak tau harus berkata apa untuk memulai pembicaraan. Selama perjalanan Daehwi hanya berdiam diri memandang pemandangan dari jendela dan menebak-nebak kemanakah tujuan mereka. Sesekali Daehwi akan menatap alpha nya itu. Tidak bisa Daehwi sangkal bahwa Kang Dongho sangat sempurna.
Daehwi yang jatuh cinta memang berbahaya. Bukankah 1 minggu yang lalu dia masih mengganggap Dongho sebagai preman? Namun kini sosok Kang Dongho sudah berubah menjadi idol di pikiran nya.
"Wah, pantai" sorak Daehwi seketika saat hamparan pasir pantai menyapa pandangannya. Suara gemuruh ombak juga menjadi alunan musik tersendiri baginya. Daehwi mulai bersenandung melantunkan lagu yang ia anggap sangat sesuai dengan keadaan nya saat ini setelah ia menurunkan kaca jendela mobil dan mengeluarkan tangannya untuk menikmati angin yang menerpa.
Ketika akhirnya mereka sampai ditempat yang dituju, Daehwi dengan tidak sabar membuka seatbelt nya dan berlari keluar menuju pinggir pantai. Terpaan ombak - ombak kecil yang menerpa bibir pantai, kini juga menerpa kaki mungil Daehwi. Berlarian dengan ombak membuat ia melupakan sang alpha yang sekarang sedang berjalan menuju kearah nya.
Setelah puas bermain dengan ombak, Daehwi berlari menuju alpha nya. Sungguh ia sangat bahagia saat ini. Sejak ia terdampar dalam novel ini, Daehwi tidak pernah sekali pun pergi ke pantai karna padatnya kegiatan yang dia punya.
"Apa kau bahagia?" Dongho memulai percakapan mereka.
Masih berdiri didepan Dongho, Daehwi hanya menganggukan kepalanya, jangan lupakan senyum lima jari yang tidak lepas dari bibir tipisnya.
"Jangan lupakan senyum itu. Aku sangat menyukainya" kata Dongho sambil menatap Daehwi dan mulai mengelus lembut pipi Daehwi.
Daehwi yang menyadari perubahan suasana ini, perlahan-lahan menurunkan senyumnya. Dari kedua mata indahnya memancarkan kebingungan yang sangat jelas. Daehwi yakin bahwa sang alpha tidak memiliki sifat romantis sama sekali. Di novel pun disebutkan demikian. Lalu apa yang sedang terjadi saat ini dengan alpha nya?
"Kang Daehwi, tunggulah aku" kalimat yang diucapkan oleh Dongho itu diakhiri dengan ciuman lebut di bibir Daehwi. Satu hal yang mungkin tidak akan pernah Daehwi lupakan dari ciuman mereka ini adalah air mata yang menetes dari mata sang alpha yang kini bercampur dalam ciuman lembut mereka.
Tbc