Erlangga secara pribadi ingin Hannah pulang ke rumah orang tuanya eseok setelah putranya bangun di pagi hari.
Sebelum pergi ke kantor, Bibi Tina memanggilnya, dan berkata bahwa si kecil sudah bangun.
Ketika Erlangga ke kamar, dia melihat lelaki kecil itu terbaring di tempat tidur sendirian, tidak menangis atau membuat masalah.
Mendengar pintu terbuka, dia hanya menoleh dan melirik ke arah ayahnya, lalu melihat ke langit-langit lagi, tanpa meminta pelukan.
Erlangga dengan enggan menarik sudut bibirnya. Tampaknya, seperti yang dikatakan Hannah, putranya memiliki dendam padanya.
Setelah melihat jam, dia melangkah maju dan menggendong putranya.
Begitu si kecil berada di pelukkannya, dia mulai menangis.
"Nino, kamu harus terbiasa sekarang. Ibumu sudah kembali ke rumah kelahirannya. Dalam waktu singkat, hubungan antar ayah dan anak kita akan sangat menyenangkan." Kata Erlangga dalam suasana hati yang baik.