Senyuman itu membuat Hannah menelan ludah dengan gugup dan sedikit ketakutan.
"Hannah," panggil Erlangga.
"Iya, ada apa?" Dia mengangguk dengan gemetar.
"Sudah berapa lama kamu menikah denganku? Itu terhitung sejak kamu mendapat ijazah," tanyanya tiba-tiba.
"Emmmm…" Dia merenung sejenak, mencoba menghitung hari di dalam hatinya, "Sekitar satu tahun sepuluh bulan atau lebih."
Kemudian dia tiba-tiba menyadari bahwa dia telah menikah dengannya selama lebih dari setahun, dan sekarang putranya sudah berusia sepuluh bulan.
"Satu tahun, sepuluh bulan, dan tujuh hari." Dia mengatakan dengan tepat berapa lama mereka menikah.
"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?" Dia bertanya dengan sedikit bingung.
"Bukan apa-apa, tiba-tiba terpikir olehku bahwa sepertinya kamu sudah lama tidak kembali ke rumah ibumu. Meskipun kita kesana hampir setiap minggu, orang tuamu pasti tetap merindukanmu," jelasnya acuh tak acuh.
