Selain sebagai mahasiswi yang begitu pusing dengan masalah skrisinya dan asmanya yang sedang tidak mendukungnya saat ini. Ratna juga rajin menulis puisi di kampusnya yang terkenal dengan sebutan Pujangga Kampus , Karena bakat menulis sudah banyak di mana mana baik di koran dan kumpulan puisi dalam bukunya tak heran ada orang yang mau mengkontrak karyanya bahkan bisa bagi komisi dengan penerbit yang mengkontraknya dari ratusan hingga jutaan Ratna dapatkan. Uang pendapatannya mamanya yang menyimpannya untuk keperluan kuliah di bank.
Namun kali ini Ratna vacum beberapa bulan untuk mengerjakan skripsinya sudah menunggunya. Hingga beberapa orang yang datang kerumah dan kampusnya .
Saat di kampusnya Ratna dengan tiba saja di panggil oleh rektor dengan perantara salah satu mahasiswa menyuruhnya ke kantor.
" Ratna Rat Ratnasari !! tunggu " kata Agung sambil berlari menuju Ratna
Ratna berhenti sejenak dari langkahnya bersama ke tiga sahabatnya Yuli, Eka ,Sari. Dengan baju kebesarannya yang di kenakan karena mereka akan menemui Hajan sabahatnya yang sedang cuti kuliah setelah melahirkan beberapa bulan lalu.
" Rat! di tunggu pak rektor sekarang harus kesana ada hal penting " ucap Agung yang tersengal sengal
Dengan penasaran Ratna menuju ruang Rektor bersama Yuli, Eka, Sari di dalam sudah ada beberapa penerbit buku yang sudah di dalam ruang rektor mengenakan jas senada .
" Permisi pak!. Ada apa bapak memanggil saya pak ?" tanya Ratna dengan membawa beberapa buku paket yang di bawanya
" Sinih duduk ." ajak pak Teguh
" Begini Punjangga Ratna. kedadangan kami akan mengkontrakmu untuk melanjutkan berbagai novel dan puisi yang telah kamu buat beberapa bulan sebelumnya yang hampir selesai kita sudah berusaha memberi kabarmu tapi kontakmu tidak aktif" ucap pak Bahar yang menerangkan begitu jelas maknanya kemari
" Bagaimana ya pak. Ratna mau melanajutkannya tapi di depan mata Ratna sedang di hadapi skripsi pak jika setelah skripsi bagaimana pak ya itu pun jika bapak berkenan . Iya Ponsel Ratna di tahan sama kaka " jawab Ratna menggaruk kepalana uang tidak gatal
" Kamu siap habis skripsi dalam 2 bulan menyesaikan novel dan puisi dari kami. Padahal sudah banyak pembaca yang menunggu karya kamu terbit looh sayang pengemarmu yang menunggumu Ratna." jawab Pak Bahar menatap Ratna tajam
" Iya pak Ratna Siap menyelesaikan mudah mudahan gak sampai 2 bulan sudah selesai. Bapak rektor yang saya hormati jika ada yang menanyakan lagi mohon dengan sangat untuk memberitahu Ratna tolak dahulu dan terimakasih sebesar besarnya. Ratna pamit pulang ya pak " ucap Ratna yang mencium tangan semua tamu dan pak Rektor
*
*
*
Sesampainya di cafe yang sudah di tentukan Hajan sudah menunggunya bersama suaminya yang sedang makan salah satu makanannya. Dengan tunik hijau lumut yang mereka kenakan
" Heeeeei Hajan " teriak semua sahabat Hajan yang melambai tangannya
" Heeeei!! duduk duduk kalian. Pasti capai kan " ucap Hajan yang mempersilahkan duduk
" Kita baik saja Jan. Mana anakmu kok gak di bawa" Tanya Yuli yang antusiasnya memandang Hajan
" Di rumah . udah alah kita menikmati semua kebersamaan kita ya" seru Hajan yang merangkul Yuli dan Eka
Hingga beberapa jam mereka berada di cafe mmebuatnya sudah terasa kenyang sekali dan lelah sudah menghampiri mereka. Suami Hajan sudah mulai gelisah di cafe
" Hajan aku duluan ya. masih ada tugas yang harus ku kerjakan ya . bye semua " ucap Ratna yang beranjak pergi dari kursi
Ratna berjalan ke luar cafe dengan buku yang di bawanya dangan mengerutkan dahinya yang begitu terik siang ini menuju mobil kak Dewa yang sudah terparkir dari tadi.
" Maaf kak menunggu lama. kalau saja kaka gak menyita hp ku pasti kaka gak menunggu begini lama" ucap Ratna yang memakai sabuk pengamannya
" Hmmm..... Bagaimana tadi di kampus lancar bimbingannya ? " tanya Kak Dewa yang menyetir
" Lancar si lancar kak ! tapi.... tadi di kampus ada beberapa orang dari pihak penulis ke kampus untuk menyelesaikan karyaku ka. Tapi udah ku jawab selesai skripsi ku janji menyelesaikannya kak" jawab Ratna yang menerangkan
Dengan macetnya di panas hari entah apa yang terjadi membuatnya tumben macet hingga antrian panjang membuatnya tambah panas hingga Ratna merasa bosan dan melihat orang berjualan es membuatnya terpancing.
" Kak aku mau beli es itu macet panjang inih kak " seru Ratna yang melepaskan sabuk pengamanan
" Hati hati "teriak Kak Dewa yang melirik ke arah Ratna
Ratna membeli es yang ada di gerobak es nya yang tak ada pembeli di sana hanya Ratna seorang yang membeli . Sembari menunggu pesanannya Ratna mengajak penjual bercerita kemacetan ini
" Pak kok kenapa ini macet sekali tumben di siang siang panas macet hampir tak bisa bergerak " tanya Ratna yang menunggu es
" Ada kecelakaan di depan kemungkinan mengantuk menabrakan ke krotoar. korban sudah di angkut ke rumah sakit. ini esnya " jawab penjual es yang menyerahkan esnya
Sesampainya di mobil sambil makan esnya selama perjalanan macet sampai di rumah Mama sudah menunggunya di ruang tv sambil menonton tv.
" Rat, besok temani mama ya ke cafe bintang bisa kan " tanya mamanya yang duduk bersama Ratna
" e... eeem bisa ma tapi setelah Ratna selesai Sidang ya ma . Aku mau istirahat ya ma" Jawab Ratna yang bergegas menuju kamarnya
Di dalam kamar Ratna bukannya tidur melainkan mengerjakan tugas nya dengan di temani musik dan beberapa cemilan yang menemaninya. Setelah lama mengerjakannya berniat untuk tiduran namun ada telefon yang masuk di lihatlah Kak Rendi yang menelefon nya langsung lah di angkatnya
" Haloo Ratna bagaimana kabarmu sekarang ? Bagaimana udah selesai kuliahmu " tanya Rendi
" iya kak. Kabarku baik dan kabar kaka dan pak Kades bagaimana? iya kak minta do'a nya besok mau sidang kak" jawab Ratna yang bersandar di kasurnya
" Semangat ya next time kita lanjut ya dan next time kaka ke jakarta ya ingin ketemu mama dan kaka kamu " jawab Rendi dengan cerianya
" Baik kak ya udah aku tutup ya mau istirahat capai banget sore ini kak. Salam ya buat pak kades dan ibu ya kak dari anak manis haha" jawab Ratna yang goda Rendi
Setelah menutupnya telefon namun Ratna belum bisa tidur masih membayangkannya dengan Rendi selamanya masih di sana hingga Ratna tertidur pulas dengan ponsel di dekap nya . Saat Dewa ingin melihat Ratna dan di lihatnya sudah tertidur pulas dengan lampu masih menyala
" Ratna Ratna mau tidur saja lampu masih menyala dan hp masih aktif " ucap Kak Dewa
setelah Dewa meletakan ponsel dan melihat terterakhir di lihat panggilan olehnya tertera Kak Rendi anak pak Kades membuatnya penasaran dengan Rendi. Dewa menyimpan nomor Rendi di ponselnya lalu meninggalkan Ratna