Setelah Ratna menyelesaikan skripainya langsung Ratna dan keluarganya pergi ke kota Z untuk berlibur di sana. Dengan suasana sejuk, jarang orang berlalu lalang dengan kendaraan kecuali sepeda dan becak atau delman. Sesampainya di koa Z tepatnya agak pelosok membuat Ratna tidak bisa berkomunikasi dengan sahabatnya maupun Rendi dengan kendati demikian kak Dewa tidak kehabisan akal dengan membuat Ratna tertawa lepas Dewa menganjaknya ke sebuah kebun teh milik nenek yang Ratna belum tahu desa ini adalah desa papanya tinggal.
" Hayooo mikirin apa ? ngalaun aja! mikirin kakakmu ini ganteng ya ? " Sapa Dewa yang mengagetkan Ratna
" iiih kak Dewa .... bikin kaget aja GR banget si kak ganteng kagak jelek iya tapi aku sayang kok sama kak Dewa bawel hehe. Sebemarnya ini rumah tua milik siapa? apakah kita akan pindah kesini ?" tanya Ratna yang bersandar di bahu Kak Dewa
" Ayo sekarang ikut kaka ke kebun teh!" Jawab Dewa menarik tangan Ratna
Seaampainya di kebun Teh yang luas milik neneknya Dewa mencari keberadaan neneknya namun tak di temuinya. Banyak pasang mata melihat Ratna dan Dewa baik itu karyawan pemetik teh maupun warga yang baru melihatnya. Hingga kaki tangan papanya menghampiri Dewa yang sedang bersama Ratna
" Nak Dewa ya ?? sedang apa kemari nak? dengan ibu atau hanya berdua ?" tanya pak Sidik yang meletakan keranjang tehnya
" i.....iya pak kita mencari nenek. Nenek kemana ya pak ? ada mama di rumah !" Jawab Dewa dengan menggenggam tangan Ratna
" Ada itu di post. ayo saya antar ke nenek besar " jawab Pak Sidik yang berjalan mendahului
Sesampainya di post Dewa dan Ratna langsung duduk di sebelah nenek tapi Ratna yang belum tahu siapa nenek tua ini membuatnya berada di belakang tubuh Dewa sambil melihat hamparan kebun teh yang hijau tanpa mempedulikan Dewa yang sedang bercengkrama dengan nenek
" Nenek. Dewa rindu denganmu Nek . kenalin ini adik Dewa , Ratna nek tapi ia belum tahu kalau ini adalah kampung halaman Papa Nek!" ucap Dewa yang memeluk nenek
" Dewa cucu nenek. kapan kalian kemari kenapa tak ada yang memberi kabar nenek. Besok kalau kalian ke kota nenek mau ikut " ucap Nenek yang sambil memetik teh
" Oooh....tak bisa Nek. nanti yang akan mengamati kebun ini siapa ? kalau bukan nenek dan kakek? kalau pak Sidik harus bolak balik ke kota tidak menentu. Ratna ini nenek Sari , ibunya papa salim dulu " bantah Dewa pada nenek dan menarik baju Ratna
Sehingga membuat Ratna tersadar dari lamunannya dan berjalan menuju nenek Sari .
" Aaah..... gak mungkin ini nenek Ratna. Lalu rumah tua itu jangan bilang milik papa kak? Kok beda banget dengan rumah kita di kota? Ayo kak kita pulang ke kota saja aku gak betah di sini terlalu dingin di sini ayo laah " Rengek Ratna pada Dewa
" Masa anak kuliah gak mawas diri. Malu dong dengan nenek jangan begini kamu harus lihat kenyataannya memang ini nenek kita , ini kebunnya dan rumah itu rumah milik papa kita. memang kamu di besarkan di kota tapi jangan lah kamu lupa dengan hal ini sejauh kamu melangkah kampung lah tempat ternyaman" Ucap Dewa memberi nasihat adiknya
Dengan seketika Ratna teringat dengan Kak Rendi dan membayangkan kebersamaan dengan Kak Rendi hampir setiap menit bersamanya tidak pernah lepas dari pandangannya. Dengan begitu Ratna belajar mencoba menerima kenyataannya dan menikmati lebih dalam lagi suasana di pegunungan bersama nenek dan kakeknya
" Nek, Kek kita pulang dulu ya pasti mama udah tunggu kita " ucap Dewa yang beranjak pergi
Sesampainya di rumah dilihat mamanya sedang tidur dengan pulasnya hingga Ratna dan Dewa pulang saja tidak mengetahuinya. Hingga hari telah berganti Ratna yang baru saja mandi langsung di tarik oleh kakanya menuju depan rumah yang di lihat sepeda onta sudah ada di depan rumah
" Lalu?? sepeda ini milik siapa??" tanya Ratna sambil menyisir rambutnya
" Kamu kan gak bisa mengendarainya ayo kita naik sepeda pagi pagi ini. kelapangan " ucap Kak Dewa yang memberinya tumpangan
Setelah beberapa putaran Dewa berkeliling kampung membuatnya lelah dan berkeringat hingga berhenti di sebuah lapangan yang luas rumput hijau memandang dengan beberapa sapi dan kambing yang memakan rumput yang segar beserta pemiliknya. Dewa mendekatinya dan bercerita untuk menitipkan adiknya bersamanya
" Salam kenal pengembara Sapi. kenalkan saya Dewa ini adik manja saya Ratna. Saya berencana menitipkan adik saya sebelum saya dan mama pergi ke kota lagi Saya cucu dari nenek Sari kalau tuan ada waktu senggang ajak Ratna keliling kampung buat hatinya senang di kota sudah tidak bisa saya handel dengan jalan pikirannya yang makin ke sini makin kacau. ini ada uang sedikit mulai besok tolong ajal dia mencari kesibukan pengembara muda. Sore hari bawalah ke tempat nenek Sari atau kakek Dullah jika kurang mintalah uang pada mereka " ucap Dewa memberi beberapa lembar Uang
" Ratna ayo pulang ! Main sapinya besok lagi ! Nanti mimpi minum langsung dari sapinya " teriak Dewa yang sembari pergi
" Cepat banget kaka ngobrol dengan pengembara itu. kan masih mau kejar kejaran dengan sapi kak " Ucap Ratna cemberut
Sesampainya di rumah sudah ada delman namun tidak ada kusir nya membuat Ratna dan Dewa mencari kusir delman sudah berkeliling rumah dan sekitar tetangga belum juga nampak membuatnya menunggu kusir datang hingga tertidur sambil memegang tali delman yang terikat di tiang rumah .
" Permisi nona lepaskan talinya " ucap pemilik delman yang berusaha melepaskan tali
Ratna pun terbangun dari tidurnya mamanya bersama pemilik delman tampak akrab dan Ratna menyadarkan diri sendiri yang di lihatnya mamanya dengan pemilik delman
" Sayang kenalin ini pak Didit . Pak Didit ini teman kecil mama. beliau juga yang membersihkan dan merawat rumah papa kamu. Kamu mau naik delmannya keliling kampung ? tanya mamanya
" Mau ma tapi sama kaka ya " jawab Ratna yang menggoyang tubuh Dewa yang masih tidur
" Udah sanah kamu saja biar kakamu istirahat. Capai sekali dia nanti sore harus nginep di rumah Nenek dan mama " jawab mama berbohong pada Ratna
Setelah Ratna pergi dengan pak Didi di rasa sudah jauh Dewa baru membuka matanya dengan melihat Ratna sudah pergi . Mamanya langsung memberi kode untuknya bersiap siap membawa barangnya ke kota . Ratna pun tak kunjung tiba membuat mama dan Dewa langsung pergi menggunakan angkutan pedesaan yang kebetulan lewat depan rumah tanpa berpamitan pada Ratna hanya meninggalkan uang dalam kopernya di kamar Ratna yang tertutup rapat terkunci . Kuncinya tergantung di dinding sebelah pintu kamar Ratna