Chereads / Aku Bukan Superman / Chapter 4 - Penyergapan!

Chapter 4 - Penyergapan!

Para prajurit tidak bisa tidak kaget saat melihat kelima orang yang dikepung.

"Sial, ini mah sama saja cari mati!" ujar salah seorang prajurit.

"Indra kemudian mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke arah salah seorang prajurit. Indra sangat mengharapkan sesuatu akan keluar dari telapak tangannya persis seperti saat ia mendobrak pintu, Sayangnya, tak ada yang terjadi.

Para prajurit sedikit merasa lega saat mengetahui fakta bahwa mereka belum tahu menggunakan kekuatannya. Meski lima orang itu tampak tidak berdaya, namun faktanya tidak ada yang berani mendekat. Hal itu karena listrik di area sekitar Indra sangat menakutkan. Sekali saja kena, maka sudah dipastikan akan meninggal seketika.

Para prajurit kemudian menembaki Indra dan yang lainnya. Indra tidak bisa tidak kesal saat merasakan timah panas mengenai tubuhnya, begitu juga dengan yang lain. Semakin banyak rasa sakit yang di derita Indra, detak jantungnya semakin kencang. Kini mata Indra berubah menjadi biru pekat bercahaya. Seketika di mata Indra, peluru-peluru itu seakan berhenti di udara.

Dengan di dorong perasaan kesal, Indra bergegas berlari dan berdiri di dekat seorang prajurit sebelum akhirnya di tendang oleh Indra. Para prajurit tidak bisa tidak kesal saat mereka tiba-tiba melihat Indra menghilang dari tempatnya dan seketika menghajar satu orang prajurit sampai tewas. Seiring gerakan Indra yang cepat, kini ia tidak lagi mengeluarkan listrik ditubuhnya dan tidak membahayakan sekitarnya. Akan tetapi, gerakannya sangat cepat seperti petir.

Tidak sampai disana, Indra langsung menghajar beberapa prajurit sampai tewas kemudian melarikan diri. Sesampainya diluar laboratorium, Indra di kagetkan dengan dua buah mobil pemadam kebakaran. Indra sempat terkesima sampai pada akhirnya dua semprotan air mengenai tubuhnya. Indra terpental cukup jauh hingga mengenai pada akhirnya tidak sadarkan diri.

Sementara itu, Dion dan tiga orang lainnya tidak bisa tidak merasa kesal. Ia tak menyangka Indra akan memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Mereka bertiga tidak ada pilihan selain berusaha melawan.

Meski Dion dan yang lainnya belum menyerang, akan tetapi tidak ada prajurit yang berani maju dan memilih untuk menyerang dari jarak jauh. Rangga tidak bisa tidak merasa marah saat ia bahkan tidak tahu apa-apa namun malah di serang secara brutal.

"Aku bersumpah akan membalas kalian semua." Rangga tidak bisa tidak bersumpah karena saking kesalnya. Mendengar hal itu, kapten tim merasa sangat frustasi. Sementara itu, dua helikopter pembawa berita ternyata sudah berada dalam posisi. Dengan cepat, berita tentang Indra, Dion dan yang lainnya menyebar ke seluruh dunia dengan begitu cepat.

"Cih, aku bersamamu Rangga. Sekarang aku kesal setengah mati, aku berjanji akan menghancurkan mereka." Resa tidak bisa tidak angkat bicara.

Kini amarah Rangga telah memuncak, tiba-tiba ia jatuh tersungkur. Lagi-lagi jantungnya berdetak kencang dan rasa nyeri di seluruh tubuh Dion kembali terasa seperti sebelumnya. Rambut Rangga berubah menjadi api biru. Rangga merasakan dirinya hilang kendali. Rangga lalu menyerang secara membabi buta.

Para prajurit tidak bisa tidak merasa kesal sampai pada akhirnya memutuskan mundur dan melarikan diri. Kini Rangga telah menggila dan tidak kenal mana lawan mana kawan. Resa dan yang lainnya diselimuti api merah dan biru yang berasal dari tangan Rangga. Resa merasa sangat kepanasan karena terus-menerus di bakar oleh Rangga.

"Sialan, ada apa denganmu Rangga?" Resa tidak bisa tidak merasa kesal saat ini ia sangat tersiksa. Giliran Resa yang merasakan detak jantungnya berdetak sangat cepat seakan-akan jantungnya akan copot. Seketika Resa dapat mengubah tubuhnya menjadi seperti pasir dan melayang di udara. Kini Resa bergerak keluar dalam bentuk pasir dan segera melarikan diri. Resa pergi entah kemana.

Sedangkan Rangga, Ia berjalan keluar mengejar para prajurit itu. Saat Rangga keluar mengejar prajurit itu untuk dibunuh, Dion tersungkur dan memegang dadanya. Hal serupa terjadi padanya. Kini Dion merasakan ia mampu mengendalikan tubuhnya sesuka hati. Ia dapat membuatnya menjadi seperti asap atau membuatnya menjadi sangat kuat. Dion kemudian mengikuti Rangga keluar.

Anehnya, hanya Nina yang tidak terpengaruh oleh api Rangga. Kini Nina melihat Rangga dan Resa akan membunuh semua prajurit itu. Namun, Nina tampak tidak peduli dan segera lari lewat belakang. Ia melihat beberapa prajurit dan penembak jitu di sana. Nina kemudian berlari diikuti oleh beberapa orang yang mengejarnya. Lebih banyak yang mengejar Nina karena dirinya terlihat tidak berbahaya tidak seperti ke empat orang lainnya. Nina akhirnya berhasil kabur saat ia melompat ke dalam sungai. Seakan Nina telah menghilang.

Sementara itu, Indra sudah dari tadi di bawa oleh beberapa prajurit menggunakan sebuah mobil. Tampak Indra telah pingsan. Tangan dan kaki Indra diikat dengan karet yang tidak menghantarkan listrik.

"Sialan, apa salah kami? kalian menyerang tanpa alasan, maka hari ini aku juga akan menyerang dan membinasakan kalian." Rangga tidak bisa tidak bergairah saat memikirkan akan membunuh. Rupanya, jiwa pembunuhnya keluar.

"Kak Rangga, sisakan gadis itu untukku!" Resa tidak bisa tidak menahan godaan saat melihat seorang prajurit wanita yang cantik. Ternyata, Resa dulunya adalah seorang kriminal yang konon katanya, sudah banyak gadis dari yang muda sampai yang tua pun tak luput jadi korbannya.

"Baiklah!" ujar Rangga dengan tersenyum.

Rangga lalu melepaskan lebih banyak energi. Alhasil, api yang dikeluarkan oleh Rangga semakin panas. Benar saja, beberapa prajurit langsung terbunuh seketika.

"Satu, dua, tiga... tembak!" Seorang komando tidak bisa tidak memberikan arahan pada petugas pemadam kebakaran saat melihat api yang sangat panas berkobar-kobar.

Dua buah semprotan air bertekanan tinggi mengenai Rangga seketika. Melihat hal itu, Resa berubah menjadi layaknya sebuah pasir yang melayang di udara. Kini Rangga merasa dirinya dalam bahaya. Apalagi Rangga masih belum tahu banyak tentang dirinya. Rangga akhirnya memutuskan untuk melarikan diri.

Awalnya Resa berniat membantu Rangga namun ketika melihat Rangga melarikan diri, Rangga memutuskan untuk pergi juga. Sebelum itu, Resa menghadang para prajurit agar Rangga dapat kabur secepatnya. Melihat Resa membantunya, Rangga tidak bisa tidak berterima kasih dalam hatinya.

Salah seorang prajurit memukul Resa namun ternyata, tak peduli sekuat apa prajurit itu memukul, hasilnya akan sama saja. Setiap kali dapat serangan, entah itu kepala, tangan, badan, atau seluruh tubuh Resa, semuanya akan hancur menjadi butiran pasir. Namun setelah terurai menjadi butiran pasir, tubuh Resa kembali utuh lagi. Seolah tubuhnya memang lemah tapi tidak bisa dihancurkan.

Resa akhirnya sedikit tenang saat mengetahui tidak mudah untuk melukai dirinya. Karena keistimewaan itulah, Resa akhirnya berhasil kabur dengan sangat mudah. Semua orang yang menonton berita dan membaca koran tidak bisa tidak penasaran.

Sebagian besar orang menganggap berita itu hanyalah lelucon dan hoax dan sebagian yang lainnya menganggap itu benar adanya dan ada juga yang menganggap Indra dan yang lainnya adalah alien dari luar angkasa. Karena hal itu, banyak orang yang sangat menginginkan bertemu dan melihat langsung sosok seperti Indra dan yang lainnya.

Sementara itu, Indra terlihat dalam posisi terikat dan sedang di interogasi di sebuah ruangan gelap.

"Apa salahku, mengapa aku ditangkap. Aku bahkan tidak ingat apa-apa. Pernahkah anda berpikir apa yang akan terjadi jika anda seperti ini? Jika ke empat orang lainnya berhasil kabur, kelak mereka akan membalas dendam karena serangan kalian yang tanpa alasan." Indra tidak bisa tidak mengutarakan kekesalannya. Menurut Indra, ia seharusnya tidak mempunyai masalah dengan mereka.

Seorang gadis yang sedang menginterogasi Indra terlihat sedang berpikir. Gadis itu tidak bisa tidak mempertimbangkan hal yang telah mereka lakukan. Kali ini, gadis itu se-pemikiran dengan Indra. Gadis itu tidak bisa tidak khawatir saat memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Rangga, Resa, Dion, dan Nina.