Rachel harus beradu cepat untuk menembakan pistolnya dengan laki-laki yang menyerang El Thariq.
Dan-
"Dor!"
"Dor!"
"Aaa!" jerit Rachel kencang. Matanya terpejam berbarengan dengan telunjuknya yang menekan pelatuk senjata laras pendek itu.
Dua suara letusan yang terdengar hampir bersamaan itu membuat gadis itu nggak berani membuka mata. Jantungnya seolah berhenti berpacu.
"Apa El terkena tembakan?" tanyanya dalam hati.
Karena tak lama dari suara dua tembakan itu, ia mendengar suara seseorang roboh ke lantai. Tapi, ia lega karena berikutnya, ia mendengar suara sepasang langkah yang mendekat ke arahnya. Suara langkah kaki itu berasal dari tempat El berdiri.
"Ah ...," desah Rachel lega.
Orang itu menepikan tangannya yang masih teracung memegang pistol. Lalu, ia memeluknya.
"El," ucap Rachel lirih. Tangannya sedikit gemetar.
El Thariq memeluk Rachel erat, mencium puncak kepalanya dan mengusap-usap punggung gadis itu dengan lembut.
"Kamu baik-baik saja?" tanya EL Thariq lembut.