Di pagi hari yang cerah, ada seorang gadis yang masih tertidur di ranjang miliknya.
Tok... Tok... Tok...
Ada suara ketukan pintu di depan kamar gadis tersebut, "Syaffa!! Cepat bangun! Kamu gak kerja emangnya sayang?!" teriak seseorang di depan pintunya sambil mengetuknya dengan keras.
Orang itu pun masuk kedalam kamar gadis yang sedang tertidur pulas. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat gadis tersebut, dan langsung menarik selimutnya.
"Anak ini!! Udah jam segini masih aja molor," ucap orang tersebut dengan kesal.
Orang tersebut adalah Mamanya Syafa yaitu Lee Eun Hee. Setiap membangunkan putri satu-satunya itu selalu aja darah tingginya naik. Seorang dokter tapi suka bangun telat.
Eun Hee pun menarik selimut Syafa dan langsung menjewer telinganya.
"Anak nakal! Bangun sekarang dan pergi kerja!" teriak Eun Hee di telinga Syafa.
Syafa yang diteriakan ditelinga, langsung menutup kepalanya menggunakan bantal.
"Hm... Bentar lagi mom. Syafa masih ngantuk banget. Syafa baru pulang jam 3 pagi tadi," ucapnya dengan suara orang mengantuk.
"No honey. Wake up now. Kamu gak ada shift pagi emangnya?" tanya mommy Eun Hee.
Syafa langsung berdiri dan duduk di tepi ranjangnya sambil mengusap matanya.
"Syafa, nanti malam ikut mommy dan daddy untuk bertemu sahabat mommy ya," ucap mommy Eun Hee.
"Tap-tapi mom, Syafa ada shift malam juga nanti. Makanya Syafa mau tidur seharian ini," ucap Syafa.
"Tenang saja honey. Pertemuannya di restoran dekat rumah sakit kok. Kan bisa izin sebentar aja, mau kan Sya," mohon mommy Eun Hee.
"Ne Eomma. Syafa neun nolyeoghal geos-ida Eomma," jawab Syafa pasrah.
"Ya udah. Eomma akan tunggu dibawah, cepat turun untuk sarapan. Mengerti!" ucap Eun Hee tegas.
Mommy EunHee pun keluar dari kamar Syafa dan kembali ke dapur.
Sedangkan Syafa kembali menarik selimutnya dan berencana untuk tidur lagi.
Tiba-tiba ada lagi yang masuk kedalam tanpa izin.
"Ya ampun, perempuan satu ini sudah seperti putri tidur aja! Bangun lo biawak janda," teriak Jiaz sambil menarik selimut Syafa.
"Koko, Syafa masih ngantuk lah. Syafa shift malam nanti, mau tidur dulu." jawab Syafa sedang suara mengantuknya.
"Gak! Anak gadis gak boleh lama-lama bangun.
Bangun gak lo!!" kata Jiaz dengan menarik tangan dan badan Syafa sampai terduduk.
"Iiihhhh Koko!! Nyebelin banget sih!" ucap Syafa kesal.
"Biarin. Ya penting lo bangun sekarang! Kalau tidak, akan gue laporkan sama Appa. Mau lo!" ancam Jiaz.
Syafa yang tidak mau berurusan dengan Appa nya, karena orang yang sangat tegas dan paling tidak suka dibantah orang lain.
Syafa pun berjalan ke kamar mandi dengan lesu, sedangkan Jiaz yang melihatnya hanya memasang smirk smile nya.
"Kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan. Gak usah malas-malasan lagi!" teriaknya, supaya Syafa mendengarnya di kamar mandi.
"Iya iya Koko idiot," jawab Syafa sambil mengumpat.
Jiaz yang mendengar adiknya mengumpat, hanya bisa geleng kepala. Lalu pergi turun menuju ruang makan.
Di ruang makan, sudah ada Appa dan Eomma nya.
"Mana adikmu Jiaz? Udah bangun belum?" tanya Eomma EunHee.
"Sudah kok Eomma, mungkin bentar lagi turun," jawab Jiaz sambil mengambil sarapannya.
Eomma EunHee mengangguk saja, sedangkan Appa Dewei berkata, "Selalu aja terlambat sarapan. Gimana mau urus suami entar tuh anak," kata Appa Dewei datar.
"Sayang, jangan dulu bahas tentang suami. Nanti Syafa gak setuju pula kalau dijodohkan," ucap Eomma EunHee.
Syafa yang sudah turun sampai di depan pintu ruang makan pun terkejut mendengar perkataan Eomma dan Appa nya.
"APA?!!" teriak Syafa terkejut.
Ketiga orang yang berada di meja makan pun menolehkan kepalanya.
"Udah datang sayang, ayo sarapan dulu." ajak Eomma EunHee.
Syafa hanya menganggukan kepalanya pelan sambil berjalan ke meja makan dan duduk disana.
Jiaz yang melihat Syafa sudah duduk pun mengejek, "Tuan putri sudah bangun. Gimana rasanya dibangunin oleh pangeran yang tampan ini," ucap Jiaz kepedean.
"Gak usah sok ketampanan deh lo. Bikin jijik aja dengarnya," kata Syafa dengan memasang ekspresi jijiknya.
Jiaz langsung memukul pelan kepala Syafa, "Gak ada sopan santun nya sama Koko nya sendiri," ucap Jiaz kesal.
Eomma EunHee yang melihat pertengkaran kedua orang di hadapannya pun melerai, "Kalian berdua, gak bisa damai sekali aja di rumah hah!" ucap nya kesal.
Sedangkan kedua orang yang bertengkar tadi pun terdiam mendengar perkataan Eomma mereka.
"Sekarang cepat sarapan. Jiaz, kamu gak ke kantor. Syafa, nanti ikut Eomma bertemu dengan sahabat Eomma." kata Eomma EunHee.
"Tapi Eomma, Syafa mau istirahat di rumah. Nanti malam Syafa harus masuk shift malam lagi," jawab Syafa dengan suara yang lemas.
"Gak ada tapi-tapian, kamu harus ikut Eomma nanti. Paham!" kata Eomma EunHee tegas.
Syafa hanya menganggukan kepala nya pelan.
Sedangkan Appa Dewei yang sudah selesai sarapan langsung berdiri dan bersiap berangkat ke rumah sakitnya.
"Eomma, Appa berangkat dulu. Hati-hati nanti di jalannya," nasehat nya.
"Oke pa," jawab Eomma EunHee sambil menyalim suami nya.
"Jiaz, cepatlah berangkat. Jangan sampai seorang boss membuat contoh yang tidak baik untuk karyawannya. Dan Syafa, ikut Eomma nanti, jangan membantah!" ucap Appa Dewei tegas ke kedua anak nya, lalu berjalan keluar rumah dan langsung pergi.
Eomma EunHee langsung melihat kearah anak-anaknya, "Cepat kalian selesaikan sarapan kalian, lalu bubar barisan masing-masing!" ucap Eomma sambil berdiri dan berjalan ke kamar nya untuk siap-siap untuk pergi.
"Dan satu lagi, siap sarapan cuci piring ya Syafa. Lalu ganti bajumu, biar langsung pergi kita. Mengertikan?" tanya Eomma EunHee.
Syafa hanya mengangguk pasrah aja. Eomma EunHee pun akhirnya pergi dari ruang makan.
Sedangkan Jiaz kembali menggoda adiknya, "Ciee...cieee... Mungkin nanti akan bertemu calon suami ya Sya. Selamat cuci mata disana," ucap Jiaz sambil berdiri dan pergi begitu saja.
"KOKO!!!!" teriak Syafa kuat saat mendengar perkataan Koko nya.
Jiaz yang berjalan sambil ketawa mendengar teriakan adiknya. Tiba-tiba ada telpon masuk.
"Ada apa sih Vander? Pagi-pagi udah berisik aja lo," ucap Jiazhen kesal.
"Hn... Tolong jemput gue di bandara. Gue malas telpon supir. Cepat dan harus sekarang!" perintah orang yang berada dibalik telpon.
Jiazhen mengerutkan keningnya mendengar perintah orang tersebut, "Gue sialan! Gue bukan anak buah lo, kalau minta tolong itu yang lembut napa! Gak ada sopannya dikitpun!" ucap Jiazhen kesal sambil berteriak.
Sedangkan orang yang tadi menelpon tersebut pun langsung mematikan teleponan nya. Dan itu membuat Jiazhen makin naik darah.
"Dasar calon adek ipar sialan! Awas aja lo nanti!" katanya kesal sambil masuk kedalam mobilnya, lalu mengendarainya menuju bandara.
Siapa yang membuat Jiazhen kesal sampai segitunya?.
Ikutin terus kelanjutannya ya kk😘