"Apa nya yang sempurna. Manusia dingin seperti dia ini susah diajak bicara. Pantas aja masih jomblo berkarat," sindir EunYoung.
Alvandi yang mendengar sindiran mommy nya pun mengerutkan keningnya, sedangkan Syafa berusaha menahan tawa nya.
"Husshh... Gak sopan ketawain orang," tegur EunHee ke Syafa sambil menyengol lengan Syafa. Sedangkan Syafa langsung terdiam.
"EunYoung-ah, kamu tidak boleh berkata begitu tentang putramu loh," nasehat EunHee.
"Habisnya di otaknya hanya ada kerja terus. Gak pernah mikirin tentang pendamping hidup," ucap EunYoung sambil melirik Alvandi.
"Syafa juga begitu EunYoung-ya, selalu aja di rumah sakit. Gak pernah pulang kalau tidak disuruh pulang," sindir EunHee juga.
Sedangkan Syafa yang mendengarnya pun mengecutkan bibirnya, "Eomma, Syafa tidak seperti itu lah. Eomma gak boleh fitnah sembarangan," protes Syafa kesal.
EunYoung yang mendengar protes Syafa pun hanya tersenyum. Sedangkan Alvandi, "ciihh... dasar cewek merepotkan," batin nya.
Makanan mereka pun datang, lalu mereka berempat pun makan dalam diam.
Setelah selesai makan, EunHee pun berbicara, "EunYoung-ah, ayo kita berbelanja," ajak EunHee ke eunYoung.
"Ya sudah ayo EunHee-ya," balas nya sambil berdiri.
Sedangkan Syafa pun menarik pelan baju Eomma nya, " Eomma, Syafa gak bisa ikut. Tadi ada pesan dari suster. Membilang kalau ada operasi dadakan," ucap Syafa sambil melihat ketiga orang yang ada disana.
"Aahh... baiklah. Pergi sana, nanti pasienmu mati pula," sindir EunHee.
Syafa pun mengambil tasnya lalu berdiri dan membungkukan badannya.
"Maaf Ajuhmma, Syafa pergi dulu," ucap nya sopan ke eunYoung.
"Iya gak apa-apa nak. Hati-hati ya. wait the minute, Al antar Syafa ke rumah sakit sana. Biar cepat sampai nya," suruh mommy EunYoung.
Alvandi pun hanya diam dan menelpon supirnya.
"Pak Fei, to long bawa mobil ke Kuta Beachwalk sekarang. Saya tunggu 10 menit," perintahnya lalu segera mematikan sambungan telponnya.
"Biar pak Fei aja yang mengantarnya mom. Al ngantuk, mau tidur. Al pulang duluan," pamitnya ke eunYoung dan menyalam tangan mommy nya, lalu pergi begitu saja.
Syafa yang melihatnya pun menatap nya tajam," Dasar anak tidak punya sopan santun banget tuh orang. Pria menyebalkan," ucap nya kesal
"Eomma dan Ajuhmma, Syafa pergi kerja dulu ya," pamitnya sambil menyalam kedua orang yang disitu.
"Hati-hati honey. Nanti malam kita bertemu lagi di rumah ya," ucap Eomma EunHee.
Syafa pun hanya menganggukan kepalanya, lalu pergi dari restoran tersebut.
Syafa menaikkin taksi yang kebetulan lewat dari situ. Dan 30 menit, dia pun sudah sampai di rumah sakit. Begitu sampai dia langsung disapa sama dokter yang begitu akrab dengannya. Yaitu dokter Vianca.
"Echa, tumben datang. Bukannya kamu masuk shift malam ya," tanya dokter Vianca.
"Tadi ditelpon sama Jazlyn kak, aku duluan dulu ya kak. Lagi ada operasi dadakan," jawab Syafa yang sudah pergi ke arah ruang operasi.
"Lo udah datang Sya. Cepat masuk kau kedalam, udah di tunggu sama dokter lain," ucap Jazlyn ke Syafa.
Syafa langsung masuk kedalam ruang operasi tersebut. Dan mulai operasi nya.
6 Jam kemudian.
Operasi sudah selesai, Syafa segera keluar dari ruang operasi dan langsung membuka masker lalu membuangnya ke tempat sampah.
Dia pun segera berjalan ke ruangannya untuk beristirahat sejenak.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya.
Tok... Tok.... Tok...
"Masuk," jawab Syafa dari dalam.
Orang yang mengetuk pintu pun masuk kedalam, ternyata Jazlyn dan Vianca lah yang datang.
"Ayo kita makan malam dulu, lo udah capek kan operasi begitu panjang tadi," kata Jazlyn.
"Iya... Ayo makan malam dulu, kan gak lucu kalau dokternya yang sakit kan," timpal Vianca juga.
"Kalian kesini hanya untuk mengajakku makan gitu? Padahal aku malam keluar dari rumah sakit, Jaz sana belikan aja makanan untuk kita," perintah Syafa.
Jazlyn yang mendengar perintah Syafa pun segera memukul kepala Syafa menggunakan buku laporan yang dipegangnya.
TUK...
"Aduh sakit idiot! Kenapa lo pukul kepala gue. Nanti gue lupa ingatan, gimana?" ucap Syafa.
"Kalau aku lupa ingatan dan melupakan Avander gimana hah!! Pujaan hatiku Avander," ucap Syafa sambil melihat wallpaper HP nya.
"Astaga, lo masih suka sama Pro Player gaming yang bernama Avander. Apa coba tampan nya dia, orang biasa gitu. Culun lagi," ucap Jazlyn
"Apa katamu!! Avander adalah gamers yang paling tampan menurutku, dia juga pintar, keren lagi biarpun pakai kacamata," ucap Syafa dengan mata berbinar.
"Ternyata Syafa menyukai Alvandi, calon suaminya sendiri," batin Vianca dengan tersenyum.
Jazlyn yang melihat Vianca yang tersenyum tiba-tiba seperti itu pun terheran.
"Ini lagi, kenapa senyum-senyum sendiri. Semua temanku pada gila semua hari ini ya," ucap Jazlyn sambil meremas rambutnya frustasi.
"Gak usah frustasi seperti itu lo. Dan gak usah lebay," ucap Syafa datar.
"Iya bener. Gak usah lebay gitu ah. Nampak kali jomblo ngenes mu Jaz," sindir Vianca.
"Apa katamu kak! Aku jomblo ngenes, tapi jomblo happiness ya. Enak kali tuh mulut ngerocos," protes Jazlyn.
"Sya, hari ini makan malam bersama yuk. Kita bertiga aja. Ya kan kak via," ucap Jazlyn.
"Boleh aja. Tapi jangan sampai larut malam ya. Kasihan anak dan suamiku nanti," kata Vianca.
Sedangkan Syafa berkata, "Tapi aku tidak bisa hari ini. Kan aku shift malam, sedangkan kak Vianca juga bukannya shift pagi ya," ucap Syafa.
"Hah lo shift malam juga. Gue lupa soal itu," kata Jazlyn.
"Gak heran sih kamu pelupa. Kebanyakkan nonton drakor terus," sindir Vianca.
"Kakak!!!" protes Jazlyn.
Sedangkan Vianca dan Syafa hanya ketawa melihat ekspresi tidak terima dari Jazlyn.
"Ya udah kita ganti sekarang aja makannya. Gimana?" tanya Vianca.
"Baiklah... Oke," jawab Syafa dan Jazlyn berbarengan.
Syafa pun langsung membereskan barang-barangnya dan mengambil tasnya.
"Ayo," ajak Syafa.
Mereka bertiga pun keluar dari ruangan Syafa, lalu berjalan keluar dari rumah sakit. Dan menaikkin mobil Vianca untuk pergi restoran yang biasa mereka datangin.
15 menit kemudian mereka pun sampai dan langsung masuk kedalam restoran, kemudian mereka mencari tempat duduk lalu memesan makanan.
Sebelum pesanan mereka datang, mereka bertiga kembali berbicara.
"Sya, semalam gue gak sengaja lihat berita tentang Avander loh. Dia menang kompentisi lagi," kata Jazlyn.
"Hah! Beneran? Avander menang lagi. Wow... Hahaha itu baru pujaanku," ucap Syafa senang.
"Mulai menghalu deh nih orang," sindir Jazlyn.
Sedangkan Vianca hanya tersenyum melihat kebahagiaan Syafa.
"SyaSya, kenapa kamu suka sekali melihat orang yang bernama Avander itu sih?" tanya Vianca.
Syafa langsung melihat ke arah Vianca, "Karna dia keren kk, menarik lagi, dan cara main game nya itu loh kk. Impian ku dari SMP dulu, waktu pertama kali lihat Avander di Tv dan di YouTube udah jatuh cinta sama dia. Pengen deh nikah sama dia," jelas Syafa sambil menghalu lagi.
"Al ternyata calon istrimu adalah fans beratmu," batin Vianca.
"Seberapa suka emangnya kamu sama Avander Sya?" tanya Vianca.
"Gak usah ditanya lagi kak. Dia bahkan menganggap Avander itu sebagai suami dan miliknya seutuhnya kak. Dan juga semua video YouTube yang diunggah Avander, dia like semua," jelas Jazlyn dengan memotong perkataan Vianca.
Syafa yang mendengar perkataan Jazlyn pun melototkan matanya, "Gak usah ikut campur lo Jaz," ucap Syafa datar.
Sedangkan Vianca tertawa pelan, " Sya, aku punya ticket nih untuk nonton idolamu itu. Dia kan akan tanding di Indonesia. Kamu udah tahu itu belum?" tanya Vianca.
Syafa hanya menggeleng pelan, "Gak tahu kak. Kakak suka juga sama Avander ya. Berarti kita sama dong kak. Gak macam tuh orang, suka nya sama Lee min Hoo aja," sindir Syafa ke Jazlyn.
"Apa katamu! Lebih tampan lagi Lee min Hoo dari pada Avander ya!" kata Jazlyn kesal.
Melihat akan ada pertengkaran, Vianca langsung menghentikan pembicaraan tentang semua nya itu, tapi pelayan sudah datang duluan untuk mengantarkan pesanan mereka bertiga.
"Udah... udah... Ayo dimakan dulu makanannya," ajak Vianca.
15 menit mereka makan dan kembali lagi ke rumah sakit. Vianca pun langsung pamit untuk memeriksa pasiennya lagi, begitu juga Jazlyn.
Syafa juga masuk kedalam ruangan kerjanya, dia lagi tidak ada pasien untuk diperiksa. Dia kemudian mengambil laptopnya, dan melihat channel Youtoube milik Avander lalu menontonnya.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya.
"Masuk," jawab nya dari dalam.
"Permisi dok, ada pasien kecerlakaan dan harus segera di operasi. Sekarang pasiennya sudah ada di ruang operasi dok," kata suster yang masuk tadi.
"Baiklah... Saya akan segera kesana," jawab Syafa.
Suster tersebut pun menganggukan kepalanya lalu pamit ke Syafa.
Syafa pun memakai jas dokternya, lalu keluar dari ruangannya menuju ruang operasi