Chapter 5 - Bab 5

Tahun Ajaran baru perkuliahan sudah dimulai, beberapa bulan sudah kami telah menjalani perkuliahan. Ternyata banyak juga teman seangkatan SMA ku yang tetap melanjutkan pendidikan di Universitas PELITA ini, bahkan ada yang satu kelas denganku dan via. Aku melanjutkan pendidikanku di jurusan perpajakan dan via pun mengambil jurusan yang sama denganku, berbeda dengan mas tirta dia mengambil jurusan Bisnis manajemen.

"Han, hani panggil mas tirta. Kamu masih ada kelas han?? kita jalan yuk kalau kamu udah selesai. Nanti aja kalau aku dapat libur dari kerjaan ya mas kalau sekarang aku takut terlambat, aku masih perlu pekerjaan paruh waktu ini untuk membayar yang tidak di cover dari beasiswaku. Han, ijinkan aku bayar semua pengeluaranmu yang ndak di cover beasiswamu ya. Jangan mas, masih cukup kok gajiku walaupun kecil tapi bisa menutupi pengeluaranku. Ya kamu jangan marah donk sayang aku ndak ada maksud buruk kok. Iya aku tau, tapi aku harap kamu jangan bahas tentang ini lagi, aku ndak pernah mau membebani siapapun akan hal apapun.

"Ya udah kita ke kantin aja yuk kelasku masih satu jam lagi, ajak mas tirta. Ya udah yuk tapi nanti aku langsung pergi kerja ya pas kelasmu dimulai. Oohhh kalau gitu kita ketempat kerjamu aja yuk. Jangan mas nanti kamu terlambat masuk kelas. Nggak terlambat kalau jalan sekarang, ayoo ajaknya sambil merangkul tubuhku berjalan ke arah parkiran mobilnya."

Sesampainya di rumah makan tempat ku bekerja, mas tirta malah memesan makanan. "Han, aku mau order nasi goreng spesial tapi kamu yang masak ya. Ya udah tunggu sebentar ya aku harus absen masuk kerja dulu. Oke sayang aku tunggu disini. Masuk aku keruang absen, ternyata semua pegawai sudah datang dan di ruang masak sudah melakukan persiapan masak karena biasanya pelanggan sudah mulai berdatangan memesan makanan saat sore hari menjelang atau jam pulang kantor. Selesai ku masak nasi goreng special untuk mas tirta langsung ku bawakan ke depan untuknya".

"Mas, ini nasi gorengnya ya, kamu nanti kalau bosan pulang saja istirahat ndak usah nungguin aku ya mas. Aaahhh daripada dirumah mendingan aku nungguin kamu disini sampai pulang han. Ya sudah aku masuk kerja dulu ya mas." ucapku berlalu masuk ke dalam lagi.

Lima jam sudah berlalu dan jam kerjaku sudah selesai, setelah selesai bersih-bersih dan mengganti baju seragamku yang sudah bau menyengat masakan, aku keluar menemui mas tirtaku yang masih menunggu ku selesai bakerja.

"Mas, aku sudah selesai, ayo kita pulang. Yuk aku antar kamu pulang dulu ya tapi nanti aku masih mau mampir aku malas dirumah ahhh. Ya sudah ndak apa-apa kita ngobrol-ngobrol saja dirumah". Sesampainya dirumah ku tawarkan dia "Mau ngobrol didalam apa diluar mas?? Kita ngobrol di luar aja ya biar adem, jawabnya. Ya sudah aku ambil obat nyamuk dulu sebentar ke dalam ya biar nggak ikut nongkrong nyamuknya. Hmmm jawabnya."

"Han, kita sudah semester empat sekarang ndak terasa sudah dua tahun kita menjalanlan perkuliahan kita ini hubungan kita juga sudah jalan 4.5 tahun. Kalau tahun depan kita selesai kuliah kamu mau menikah denganku han?? Aku masih mau kerja mas, setidaknya aku mau sedikit merapihkan rumah orangtuaku dulu sebelum aku benar-benar mengurus suami dan anak-anakku nanti. Kan nanti bisa sambil berjalan dengan berumah tangga han, aku janji akan membantu kamu juga. Mau ya sayang ucapnya sambil menggenggam tanganku. Ya nanti kalau memang sudah saatnya dan situasi kita memungkinkan, iya aku mau menjadi istrimu mas.

Makasih ya sayang kamu sudah menenangkan kegundahan hatiku akhir-akhir ini. Ya sudah di minum dulu mas teh nya. Kamu masih mau makan ndak mas, mau kalau nasi goreng buatan kamu. Malam begini makan yang hangat-hangat mau ndak biar aku masakan mie godok. Ya apa saja yang kamu siapkan pasti aku makan. Ya sudah tunggu sebentar ya mas."

Selesai makan dia pamit pulang karena sudah jam 10 malam ndak enak sama bapak dan ibu. Lalu dia berpamitan kepada orangtuaku. "Saya pamit ya pak, bu, besok pagi saya datang lagi menjemput hani ke kampus. iya hati-hati ya nak tirta sudah malam soalnya jangan lupa berdoa supaya selamat sampai rumah. Nggih pak, matursuwun. Terimakasih sudah di perbolehkan ngobrol sampai malam. Iya hati-hati nak".

Ayo mas aku antar sampai mobil, sebelum pulang dia ku salim tangannya, makasih ya mas udah dianterin, kamu hati-hati dijalan ucapku. Ya sudah sekarang kamu masuk ke dalam ucapnya sambil mengecup keningku.

Bersambung ...