Sesampainya di kafe bulan,
"Sayang... besok Aku ada pekerjaan keluar daerah, kamu baik-baik ya..." Bayu menatap teduh wajah Ica penuh dengan cinta.
"Hah..! Kok mendadak sih sayang? berapa lama?"
Tanya Ica dengan mimik muka cemberut.
"Iya, Aku gantiin sales yang mendadak mengundurkan diri sayang... Maafin Aku ya... Aku jadi gak bisa datang lihat kamu saat pameran kantor kamu, "
Bayu mengecup lembut tangan Ica.
"Bukan hal itu, tapi yang jadi masalah Aku sudah pengajuan cuti setelah pameran, satu minggu cuti jadi sia-sia kalau kamu gak ada, kamu belum jawab berapa lama?"
Ica menatap Bayu sedikit kesal.
"Tiga minggu sayang.."
"Tuh kan, mana lama lagi!!"
Ica memalingkan wajahnya.
"Hey....hey.. Cinta.... Sayang....jangan gitu dong... sini coba lihat Aku,,"
Bayu menarik dagu Ica kembali menatapnya.
"Kamu jangan gini ya sayang, kalau kayak gini Aku jadi gak tenang ninggalin kamu, Gini deh.. ntar Aku pulang mau dibawain oleh-oleh apa? Ehm...tapi jangan yang mahal-mahal ya sayang..hehheh Aku gak punya banyak uang."
Bujuk Bayu mengusap Pucuk kepala Ica.
Seketika senyum manja Ica kembali terkembang.
"Aku gak minta apa-apa sayang, Aku juga gak kepingin apa-apa, yang Aku mau Pacarku ini kembali dengan selamat untuk Aku... itu sudah cukup"
"Iya sayang, makasih ya..."
Bayu tersenyum, menatap wajah manis Ica, gadis yang selalu membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
Selepas makan siang,
Bayu mengantar Ica kembali kekantor.
"Semangat ya sayang....! Oh iya, katanya mau tinjauan?? Jam berapa?"
Tanya Bayu sebelum ia meninggalkan Ica.
"Ini sebentar lagi juga mau pergi, katanya selepas makan siang."
Jawab Ica.
"Ya udah, hati-hati ya... jaga selalu hati kamu untuk Aku ya sayang"
Bayu mengusap bahu Ica.
"Siap....oke pacarku..."
Ica berbalik masuk kekantornya, sesaat setelah motor Bayu menghilang dari pandangannya.
Setengah berlari Ica menaiki tangga, dan masuk keruang kerjanya, tak berapa lama setelah Ica duduk dikursinya.
"Ca...siap-siap ya...!
Brama melongokkan kepala dari pintu.
Ica hanya mengangguk, kemudian menyiapkan segala berkas yang diperlukan, termasuk laptopnya.
Baru saja Ica beranjak dari kursinya,
Pak Leo masuk keruangan Ica.
"Ica, sukses buat tinjauannya ya..saya percayakan semua sama kamu ya.."
"Iya Pak, "
Jawab Ica mantap.
Dalam 10 menit,
Ica, Brama, Nindy dan Rudy sudah berada dalam satu mobil.
"Ica, kok diem aja?"
Tanya Brama diperjalanan.
"Gak apa-apa, cuma memang lagi gak ada yang mesti dibahas buat jadi bahan obrolankan?"
Jawab Ica dengan menoleh sesaat.
Sepanjang perjalanan, mereka saling diam, hanya terdengar lantunan lagu dari musik yang mereka putar.
Hampir satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di lokasi, tim EO menyambut kedatangan mereka, setelah diajak berkeliling disekitar lokasi untuk meninjau dan memeriksa stand, kini mereka masuk disebuah ruangan,
Meeting terakhir sebelum pameran pun dimulai.
----------------
Dikediaman Bayu pradipta,
"Nanti disana kamu tinggal dimana Nak?"
Tanya seorang perempuan paruh baya, berwajah teduh, dan memiliki hati bagai malaikat menurut Bayu.
Dia adalah Umi Hasanah, Seorang Ibu yang berjuang sendiri menyekolahkan putra semata wayangnya, dikarenakan kecelakaan yang merenggut suaminya yang berprofesi tukang ojek disaat Bayu baru masuk SMA
"Disana Disiapkan tempat tinggal Mi.. umi jangan khawatir ya.."
Jawab Bayu sembari membereskan pakaian yang akan dibawanya.
"Kamu disana jaga diri ya Nak, jangan sampai telat makan, jangan mandi malam, trus kalau keluar malam, jangan lupa jaketnya,"
Umi Hasana sangat mengkhawatirkan Bayu Putranya yang akan berjauhan darinya dalam 3 minggu kedepan.
Bayu begitu sangat memahami kekhawatiran Uminya, ia maklum sebab saat ini hanya Bayulah satu-satunya orang terkasih yang Uminya miliki setelah kepergian Abinya.
Bayu mendekati Umi Hasanah kemudian merangkul pundaknya.
"Umi tenang saja, jangan khawatir, Bayu akan selalu ingat pesan Umi, Umi juga Jaga diri ya,, jangan lupa istirahat"
"Bay, kapan kamu ajak Ica kesini lagi? Umi sudah kangen sama Dia"
Tanya Umi Hasanah sembari menyeka sudut matanya yang terasa basah.
"Nanti ya Umi, sekarang-sekarang ini Ica lagi sibuk banget, nanti deh.. tunggu Bayu pulang Bayu janji bakalan ajakin Ica kesini ya..."
Jawab Bayu sambil tersenyum, Umi Hasanah meninggalkan Bayu yang masih sibuk dikamarnya.
Bayu menoleh meja yang ada disisi kamarnya, meraih ponsel yang tergeletak diatasnya, lalu mengetikkan pesan.
"Sayang, sudah pulang??"
Tak lama menunggu, sebuah balasan diterima.
"Sebentar lagi pacar... Nanti malam jadi ya..."
"Siap sayang...Jam delapan aku pasti datang...tungguin Aku ya sayang"
Ica membereskan Tasnya, dan bersiap untuk pulang.
Didalam mobil,
"Bu, kita nanti sekalian mampir buat ambil seragam SPG ya ditukang jahit."
Celetuk Nindy.
"Oh...oke Nin, nanti kasih tau aja dimana tukang jahitnya"
Jawab Ica.
"Dimana Nin?"
Sambung Brama.
"Itu Pak, nanti simpang tiga lampu merah,kita belok kiri ya pak, Arumi taylor papan namanya."
Jelas Nindy.
"Oh..Oke..nanti kamu bilang ya kalau udah dekat"
Sambung Brama lagi.
Tak berapa lama, mobil yang mereka kendarai berjalan melambat.
"Nah itu pak didepan dikit"
Ujar Nindy.
Mobil berhenti, Nindy turun ditemani Rudy.
"Ca.. nanti malam Aku kerumah ya..."
Brama menoleh Ica yang sedang mengotak atik ponsel miliknya.
"Kan Aku dah bilang Aku ada janji sama Bayu!"
Jawab Ica malas.
"Ehm...ya gak pa-pa lah...Boleh ya....?"
Brama sedikit memaksa.
"Lagian mau ngapain sih... Aku mau pacaran loh sama Bayu, ntar kamu malah jadi obat nyamuk!"
Sindir Ica.
"Hahah...iya..Aku gak mau ganggu kalian loh, Aku cuma kangen Mama , kak siska, terus sama Cika juga... dah lama juga gak ketemu"
Jawab Brama penuh percaya diri.
"Loh..tunggu..tunggu, kok kamu tau ada mereka dirumah? Tau dari mana?"
Tanya Ica heran.
"Ehm... Itu, kemarin Aku sempat lihat didepan mini market arah rumah kamu waktu Aku mau pulang"
"Ohh...gitu ya??"
Ica manggut-manggut.
"Jadi gimana, boleh ya...?"
Tanya Brama lagi.
Ica menarik nafas dalam-dalam..
"Terserah kamu aja Bram..."
Sepuluh menit berlalu,
Nindy dan Rudi kembali kemobil dengan sebuah kantong besar yang berisi seragam SPG.
"Udah selesai Nin?"
Tanya Ica menoleh kebelakang.
"Udah Bu, ini"
Jawab Nindy sembari menunjukkan isi kantong pada Ica, yang disambut anggukan oleh Ica.
Baru beberapa menit mobil melaju, Brama kembali meminggirkan mobilnya ketepi jalan.
"Loh..kok berhenti Bram??"
Tanya Ica heran.
"Ehm...tunggu sebentar ya, Aku mau isi pulsa dulu, tuh di depan"
Ujar Brama menunjuk sebuah konter pulsa tak jauh dari tempat mereka berhenti.
Ica mengangguk, meski sedikit heran melihat Brama keluar dan sedikit berlari kearah konter yang dimaksud.
"Tumben banget isi pulsa di konter,"
Batin Ica.
Bersambung***