"Omong kosong!" bentak si Raja Golok Pedang.
Dia bangkit dari posisinya. Matanya semakin merah membara. Kemarahan dalam tubuhnya makin mencuat hingga ke ubun-ubun kepala.
Saat ini, tokoh kosen itu terlihat lebih sangar daripada sebelumnya. Siapa pun sudah bisa melihat kalau sekarang, si Raja Golok Pedang sudah menyalurkan seluruh kekuatannya.
Sebagai tokoh dunia persilatan yang sudah mempunyai nama, tentu dia merasa malu kalau dikalahkan dengan mudah oleh seorang tokoh angkatan muda seperti Li Yong. Apalagi, di sekelilingnya banyak pula tokoh-tokoh yang sederajat dengannya.
Sementara itu, empat tokoh lainnya pun sudah berada dalam keadaan siap. Mereka siap setiap saat apabila tenaganya memang diperlukan.
"Sekarang, mari kita akhrii duel ini. Aku ingin melihat, siapakah di antara kita yang lebih kuat. Kau, atau aku," katanya dengan penuh kebencian.
Li Yong tidak panik. Dia tetap tenang. Semakin besar bahaya yang akan dihadapi, maka semakin tenang pula keadaannya.