Chereads / A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 44 - Kembalinya Aleysa

Chapter 44 - Kembalinya Aleysa

Sekarang Aleysa sudah mulai mengobati semua luka yang ada di wajah Hans. Dengan sangat hati-hati Aleysa mengobatinya. Wajah Hasan dan wajah Aleysa sekarang ini sangat dekat. Bahkan hembusan wajah mereka berdua saling terasa satu sama lain. Entah kenapa juga Hans merasa jantungnya berdebar sangat cepat ketika dekat dengan Aleysa seperti ini.

"Kenapa aku jadi deg-degan kaya gini ya? Masa iya aku udah mulai punya hati sama Aleysa. Engga, engga. Semua itu ga boleh terjadi," pikir Hans di dalam hatinya.

"Aw. Sakit banget. Kamu bisa obatin aku ga si," ucap Hans.

"Maaf Hans maaf. Sakit banget ya?"

"Iyalah. Udah, udah obatinnya."

"Tapi belum selesai Hans."

"Udah ga apa-apa. Aku udah ga kenapa-kenapa. Lagian juga hari udah semakin malam. Kita harus cepat sampai di rumah."

"Yaudah deh kalo gitu Hans."

Sekarang Hans dan Aleysa melanjutkan perjalanan mereka berdua ke rumah. Sudah tidak ada lagi berhenti-henti di jalan. Karena hari sudah semakin malam dan pastinya semua orang di rumah sudah sangat khawatir dengan keadaan Aleysa saat ini.

******

Hari sudah semakin malam. Tetapi Catline dan Ershad belum juga bisa menemui Aleysa. Mereka berdua belum tahu jika Aleysa sudah berhasil ditemukan oleh Hans.

"Udah malam Catline. Lebih baik sekarang kita pulang aja ya," ucap Ershad.

"Tapi kak Aleysa belum ditemukan kak. Aku belum tenang kalo belum bisa temuin kak Aleysa."

"Iya aku paham perasaan kamu sekarang seperti apa. Tapi kamu juga harus istirahat. Jangan sampai kecapean. Nanti kalo kamu sakit, kakak kamu pastinya akan sedih juga kan. Sekarang kita pulang aja dulu ya."

Catline menganggukkan kepalanya. Akhirnya Catline dan Ershad pulang ke rumah setelah mencari Aleysa di sekitaran Jakarta. Hampir semua tempat sudah mereka datangi tetapi tetap saja mereka berdua tidak bisa menemui Aleysa.

Setelah beberapa waktu dalam perjalanan, sekarang ini Catline dan Ershad sudah tiba di rumah. Di rumah masih ada Mamahnya Hans, adiknya dan juga suami dari adiknya Hans. Sedangkan Neneknya Hans sudah istirahat di dalam kamarnya. Karena kondisi Neneknya yang sudah tua membuat dirinya harus segera istirahat supaya tidak jatuh sakit.

"Selamat malam semuanya," ucap Catline.

"Malam. Gimana? Kamu udah ketemu sama kakak kamu?" tanya Mamahnya Hans.

"Belum Mah. Aku sama kak Ershad belum bisa temui kak Aleysa."

"Aduh, kalian berdua aja yang udah cari Aleysa dari tadi siang belum ketemu. Gimana Hans."

"Kak Hans? Kak Hans cari kak Aleysa juga?"

"Iya. Tadi setelah dia pulang dari kantor, dia langsung pergi lagi untuk cari Aleysa. Kenapa? Kamu kaget ya karena orang macam Hans yang kasar seperti itu bisa peduli juga sama Aleysa?"

"Eng... Engga Mah. Ga gitu maksud Catline."

Ketika semua orang sedang saling membahas tentang Aleysa, tidak lama kemudian Aleysa dan Hans tiba di rumah. Keadaan Aleysa sekarang ini baik-baik saja. Justru keadaan Hans lah yang babak belur kali ini.

"Aleysa? Hans?" ucap Mamahnya Hans yang membuat semua orang tertuju matanya kepada Aleysa dan Hans.

"Kak Aleysa. Akhirnya kakak pulang juga. Kakak ga kenapa-kenapa kan kak?" teriak Catline.

"Engga. Kakak ga kenapa-kenapa dek. Kakak baik-baik aja. Untung aja ada kak Hans yang tolongin kakak. Tapi ya sekarang gitu. Kak Hans jadinya yang babak belur."

"Yaudah kalo gitu Ershad, kamu bantu Hans masuk ke dalam kamarnya ya," perintah Mamahnya Hans.

"Baik Bu. Marih Pak Hans."

"Ga usah. Saya bisa sendiri. Saya ga sudi dibantu sama kamu."

Suasana berubah menjadi tegang.

"Yaudah kalo gitu biar aku aja ya yang bantu kamu masuk ke kamar."

"Ga perlu juga. Aku bisa sendiri."

Kemudian Hans langsung pergi begitu saja menuju ke kamarnya. Dia benar-benar tidak mau dibantu siapa-siapa kali ini. Sedangkan Aleysa masih terdiam di ruang tamu bersama dengan yang lainnya.

"Aleysa. Kamu kemana aja si? Kamu itu udah buat semua orang di sini pusing tau ga cari kamu," tanya Mamahnya Hans dengan nada yang sedikit tinggi.

"Maaf Mah. Jadi tadi itu aku di culik sama orang yang ga aku kenal. Aku di sekap di salah satu rumah kosong yang ada di hutan. Untungnya aku bisa keluar dari sana dan aku ketemu sama Hans di jalan. Tapi ketiga penculik itu berhasil ikutin aku dan Hans akhirnya di hajar sama mereka semua," jelas Aleysa.

"Ya ampun. Tapi kakak ga kenapa-kenapa kan?" tanya Catline.

"Iya kakak ga kenapa-kenapa kok dek. Kamu ga usah khawatir ya."

"Makanya kamu lain kali kalo mau diantar sama Ershad ga usah sok-sokan nolak deh. Kamu itu butuh dia. Dan lagian juga dia kan keduanya emang untuk jaga kamu. Kamu itu udah buat semua orang susah. Terutama Hans. Paham kamu?"

"Iya Mah. Sekali lagi aku minta maaf sama Mamah."

"Yaudah kalo gitu sekarang semuanya bubar. Bubar. Semuanya kembali ke kamar kalian masing-masing."

Mamahnya Hans, adik dari Hans dan suaminya kembali ke kamar mereka masing-masing. Tetapi sebelum kembali ke dalam kamarnya, adik dari Hans juga sempat memarahi Aleysa.

"Dasar tukang bikin ribut. Gara-gara sejak ada kamu rumah ini jadi kacau. Ayo beb kita ke kamar sekarang."

"Iya sayang."

Setelah itu baru mereka berdua masuk ke dalam kamar mereka. Sedangkan Aleysa, Catline dan Ershad masih ada di ruang tamu.

"Kak, kakak beneran ga kenapa-kenapa kan? Kakak ada yang luka ga?" tanya Catline dengan khawatirnya.

"Engga dek. Kakak ga kenapa-kenapa."

"Kakak ga usah dengarin apa kata Mamah, Danisa dan suaminya itu ya. Mereka semua emang kalo ngomong sukanya nyakitin hati. Sekarang kak Aleysa lebih baik istirahat aja. Pasti kakak capek banget kan."

"Iya dek. Kamu juga istirahat ya."

"Iya kak."

Akhirnya Aleysa masuk juga ke dalam kamarnya untuk istirahat. Begitu juga dengan Catline dan Ershad. Akhirnya mereka berdua bisa istirahat dengan tenang malam ini. Karena Aleysa sudah ditemukan dengan keadaan selamat. Apalagi yang menemukannya adalah Hans. Orang yang tidak mereka semua sanga-sanga selama ini.

*******

Ketika Aleysa masuk ke dalam kamar, Hans baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Setelah itu Hans langsung beranjak ke sofa yang ada di dalam kamarnya.

"Hans. Kamu kenapa di sofa? Kamu biasanya kan tidur di kasur," tanya Aleysa.

"Malam ini kamu aja yang tidur di kasur. Tapi kamu jangan kesenangan dulu. Itu semua karena kamu habis di culik aja. Aku ga mau sampai kamu bikin susah aku lagi karena kamu sakit nantinya."

"Engga. Aku ga apa-apa kok tidur di sofa. Aku baik-baik aja. Kamu yang seharusnya tidur di kasur. Karena kamu itu kan harus kerja setiap harinya. Jadi tubuh kamu harus fit."

"Kalo aku bilang kamu tidur di kasur ya di kasur. Jangan di bantah. Kenapa si kamu sukanya ngebantah aku."

"Iya maaf. Yaudah kalo gitu aku tidur di kasur malam ini."

"Yaudah."

Hans langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kemudian dia membelakangi Aleysa. Sedangkan Aleysa sedang senyum-senyum sendiri. Karena sekarang Hans sudah mulai perhatian dengannya. Walaupun itu hanyalah sebuah perhatian kecil dan disampaikan dengan cara yang sedikit kasar. Karena sudah pasti Hans gengsi jika harus memberikan perhatian secara lembut kepada Aleysa.

-TBC-