Chereads / A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 9 - Kebaikan Aleysa

Chapter 9 - Kebaikan Aleysa

"Yahh handphone aku low lagi. Aku charger dulu kalo gitu. Takut ada yang penting."

Di dalam mobil Hans memang bisa mencharger handphone tanpa Hans harus bingung untuk mencharge handphonenya dimana. Ketika handphone Hans baru saja menyala, Nenek dari Hans udah meneleponnya.

"Nenek? Kenapa Nenek telepon aku segala si? Pasti nenek suruh aku untuk pulang ke rumah. Males banget," pikir Hans di dalam hatinya.

Namun walaupun begitu Hans tetap mengangkat telepon dari Neneknya. Neneknya itu adalah orang yang sangat di takuti oleh semua keluarganya. Dia juga termasuk orang yang paling penting di keluarganya. Karena hanya Neneknya itu lah yang bisa mengontrol keuangan di keluarga. Termasuk perusahaan milik keluarga. Jika Neneknya marah dengan seseorang walaupun itu keluarganya sendiri, Neneknya bisa saja mengeluarkan orang itu dari daftar nama keluarga. Bahkan dia bisa tidak mendapatkan apa-apa dari keluarga itu. Sedangkan keluarga itu adalah keluarga yang terhormat dan kaya raya. Mana ada yang mau keluar dari keluarga tersebut. Maka dari itu semuanya selalu menuruti apa kata Neneknya itu.

"Iya, hallo Nek?"

"Hallo. Kamu itu dimana Hans? Kamu ini bagaimana si. Di rumah ada istri kamu, kamu malah pergi ga jelas seperti ini. Dimana kamu?"

"A... Aku. Aku habis ketemu sama klien, Nek."

"Jangan banyak alasan kamu. Kamu pulang sekarang juga. Nenek tunggu di rumah."

"I... Iya Nek."

Ternyata dugaan Hans itu benar. Neneknya menyuruhnya untuk pulang ke rumah sekarang juga. Hans pun menurutinya. Karena jika tidak, Hans akan mendapatkan masalah nantinya.

"Terpaksa aku harus pulang sekarang juga. Kalo engga, Nenek pasti bisa marah banget sama aku."

Hans pun memutar balikkan mobilnya. Hans mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantor dan segera pulang ke rumah.

********

Di rumah Hans.

Aleysa memang adalah wanita yang baik. Didikan dari Ayahnya itu berhasil membuat Aleysa menjadi wanita yang baik. Walaupun Aleysa tahu jika Hans tidak mencintainya, tetapi Aleysa tetap bersikap seperti layaknya istri kepada suami. Aleysa bahkan malam ini sudah menyiapkan makan malam untuk Hans. Tetapi Hans tidak juga kunjung pulang. Hingga akhirnya Neneknya Hans datang menghampiri Aleysa.

"Aleysa. Kamu masuk ke dalam kamar aja. Tadi Nenek udah telepon Hans. Hans itu lagi jalan pulang."

"Iya, Nek. Ga apa-apa aku tunggu di sini aja. Nenek istirahat duluan aja."

"Yaudah kalo gitu. Nenek ke kamar dulu ya."

"Iya, Nek."

Karena hari sudah sangat malam, akhirnya Neneknya Hans masuk ke dalam kamar duluan untuk istirahat. Sedangkan Aleysa masih setia menunggu Hans di ruang tamu. Tidak lama kemudian Hans tiba di rumah.

"Mas. Kamu udah pulang?" tanya Aleysa.

"Kamu ga usah sok perhatian deh sama aku. Mau kamu perhatian seperti apapun, aku ga akan pernah ada rasa sama kamu. Karena rasa cinta aku cuma untuk Emily. Paham kamu?" jawab Hans dengan nada yang sangat tinggi.

Aleysa hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya. Aleysa tidak menjawab perkataan Hans satu kata pun. Padahal kalau wanita lain, sudah pasti dia akan ikutan emosi mendengar perkataan Hans itu. Sedangkan Hans langsung masuk ke dalam kamarnya. Tepatnya sekarang sudah menjadi kamar dirinya dan juga Aleysa.

"Ya Tuhan. Berilah aku kesabaran untuk menghadapi suami ku. Aku tau kalo pernikahan kami itu emang secara paksaan. Tapi aku juga mau menjaga amanah dari Ayah. Semoga aja suatu saat nanti sikap Mas Hans bisa berubah ke aku," ucap Aleysa di dalam hatinya.

Setelah itu Aleysa masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar Hans sudah tidur di tas tempat tidurnya. Hans terkejut dengan kedatangan Aleysa di sana.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Hans.

"Maaf, Mas. Tapi aku takut kalo Nenek liat aku ada di luar, nanti Nenek marah sama kamu."

"Jangan mentang-mentang kamu selalu di bela sama Nenek, kamu jadi bisa bersikap seenaknya ya. Aku ga mau tidur satu ranjang sama kamu. Kamu tidur aja tuh di sofa."

"I.... Iya, Mas."

Dengan sabarnya Aleysa menerima perlakuan buruk Hans kepadanya. Walaupun Hans dan Aleysa satu kamar, tetapi mereka tidak satu ranjang. Hans tidur di atas kasurnya, sedangkan Aleysa tidur di atas sofa yang ada di dalam kamar mereka.

*******

Sebelumnya Aleysa memang sudah terbiasa bangun pagi dan berberes rumah. Pagi ini setelah bangun dari tidurnya, Aleysa langsung pergi ke dapur untuk masak. Padahal di sana sudah ada asisten rumah tangga yang biasa melakukan itu semua. Tetapi kali ini Aleysa mau masak untuk suami dan keluarga barunya.

"Udah, Bi. Biar saya aja yang masak," ucap Aleysa.

"Ga apa-apa Nyonya? Biar saya aja. Nyonya duduk aja. Istirahat."

"Aku bosan kalo istirahat terus. Udah ga apa-apa biar aku aja yang masak. Bibi bantu potong-potong sayuran aja ya."

"Yaudah kalo gitu Nyonya. Baru kali ini Nyonya ada yang mau masuk ke dapur. Bahkan sampai masak. Yang lainnya mah anti banget Nyonya buat masuk ke dapur aja juga."

"Wajar aja. Mereka semua yang ada di sini kan orang yang sibuk. Cuma saja aja yang ga sibuk, hehe."

"Iya si Nyonya."

Tidak lama kemudian Nenek dari Hans keluar dari dalam kamarnya dan dia melihat Aleysa yang sedang masak di dapur.

"Aleysa. Kamu ngapain di situ?"

"Aku lagi masak, Nek."

"Udah kamu ga usah masak. Biar Bibi aja yang masak."

"Ga apa-apa, Nek. Aku cuma mau masakin untuk Mas Hans dan yang lainnya aja."

"Ohh yasudah kalo kamu mau ya seperti itu. Nenek ke depan dulu ya Aleysa."

"Iya, Nek."

Aleysa pun melanjutkan memasak bersama dengan asisten rumah tangganya. Sedangkan Hans pagi ini baru saja terbangun dari tidurnya. Setelah bangun tidur, Hans labgsung pergi ke kamar mandi. Tetapi ada suatu hal yang membuat Hans terkejut. Di atas kasurnya sudah di siapkan handuk dan baju kantor untuknya. Sebelumnya Hans selalu menyiapkannya sendiri. Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Aleysa. Tetapi Hans bukannya senang, dia justru marah dengan Aleysa.

"Pasti ini semua ulahnya Aleysa. Kenapa si dia harus lakuin itu semua ke aku? Berharap kalo aku akan buka hati untuk dia kalo dia bersikap seperti ini? Hah, ga akan pernah," ucap Hans di dalam hatinya.

Akhirnya Hans justru mengambil handuk yang lainnya. Dan bahkan Hans juga memakai pakaian kantor yang lainnya. Dia tidak memakai apa yang sudah di siapkan oleh Aleysa untuknya.

Setelah semua orang yang di rumah itu bersiap-siap, kini saatnya semua anggota keluarfa berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Termasuk di dalamnya ada Aleysa dan Catline juga sebagai anggota keluarga baru di sana.

-TBC-