Saat itu sudah malam ketika Rosa Remora bangun tiba-tiba, dia panik, tetapi ketika dia melihat wajah Aori Fozza yang menawan dan tampan, dia menghela nafas sedikit. Mungkin dia terlalu bahagia sekarang, jadi dia sedikit takut jika kebahagiaan ini tiba-tiba menghilang.
Ketika dia tidak bisa melihatnya, dia takut kehilangan dirinya dalam sekejap mata. Dia akhirnya mengerti mengapa dia memegang tangannya dengan panik setelah dia bangun sebelumnya. Ternyata dia merasakan yang sama saat ini. Jiwa adalah hal yang paling rapuh, dan saat ini dia hanya ingin menggenggam hal yang paling berharga dalam hidupnya.
"Ada apa? Mimpi buruk lagi?" Aori Fozza memegang tangan Rosa Remora dan dengan lembut mencium punggung tangannya.
"Tidak, aku hanya takut aku tidak akan melihatmu ketika aku bangun." Bibir Rosa Remora sedikit terangkat, dan dia menatap Aori Fozza dengan penuh kasih sayang, dan dia merasa sangat lega hanya dengan melihatnya seperti ini.