"Hebat, kalau begitu kita berteman sekarang, namaku Richard Muller, siapa namamu?" Richard Muller bertanya penuh dengan kegembiraan.
"Namaku Rosa Remora!" Rosa Remora menjawab dengan santai.
"Rose?" Richard Muller membuka lebar matanya.
"Hei, kamu sangat pintar, kamu benar-benar bisa mendengar nama Inggris aku dari nama asliku."
Rosa Remora menertawakan dirinya sendiri. Karena Richard Muller tidak mahir berbahasa Indonesia, dia akan mendengar kata Rosa Remora dan dia akan menjadi Rose dalam bahasa Inggris. Tetapi juga karena kebetulan inilah dia dapat menebaknya. Sebuah nama yang mengingatkannya pada identitas lain.
"Itu nama yang bagus, seindah wajahmu." Ketika Richard Muller tertawa, ada lesung pipit yang dalam di sebelah kiri.