kamar yang di tunjukkan oleh Lila berada di lantai dua. ruangannya cukup luas hampir setengah lapangan basket dengan perabotan lengkap termasuk ranjang dua orang dan meja rias berwarna putih dengan ornamen berwarna emas.
tap.....
pintu di tutup dan aku meminta Lila untuk menemaniku di dalam kamar. aku duduk di pinggir ranjang dan menunggu Lila mendekat.
Lila:"gimana?.apa kamu puas dengan kamarmu?"
Lila berjalan mendekat dengan wajah tersenyum. tanpa menunggu lama aku langsung menarik tangan Lila dan menekannya ke ranjang.
Emilia:"Lila. jujurlah, sebenarnya apa yang ingin kalian lakukan?!"
Lila:"ap, apa.... bukankah sudah ku bilang bahwa ini adalah upacara kedewasaan!"
Emilia:"bisakah kamu menjelaskannya dengan lebih jelas!"
aku menatap nya dengan serius. heh kenapa wajahmu Lila, kenapa kamu memerah?. aku tidak akan melakukan sesuatu yang aneh oke!. tapi karena ini menyangkut soal keselamatanku, aku harus memperjelas nya sekarang.
gulp....
Lila menelan ludah dan memalingkan wajahnya ke kiri dan bergumam pelan. terlalu pelan, apa yang kamu gumamkan. bahkan nyamuk terbang lebih keras dari suara mu.
Emilia:"ada apa?"
Lila:"a, ..anu, sebelum itu bisakah kamu turun dari tubuhku?"
benar, aku menekan Lila di kasur dan aku duduk di atasnya. tangan kananku menekan tangannya di kasur di atas kepala nya.
aghh, aku baru sadar. postur ini benar-benar ambigu, maafkan aku, maafkan aku. aku tidak bermaksud seperti itu.
Emilia:"um..um, maaf"
malu sekali, aku benar-benar lengah dan tidak memikirkan situasi seperti ini. ehemm.... mari kita lupakan.
Lila:"um.. tidak apa-apa"
Lila menjawabnya dengan pelan sambil menundukkan kepalanya dengan wajahnya yang memerah seperti apel. sejujurnya ini cukup menyenangkan. melihat Lila yang biasanya semangat dan ceria menjadi pemalu dan seperti gadis kecil adalah hal yang cukup baru untukku.
Emilia:"ehemm... jadi, haruskah kamu mulai menjelaskannya?!"
Lila:"sebenarnya kita bukanlah manusia"
bang.... ucapan Lila seperti Guntur yang menyambar di kepalaku. bukan manusia. lalu apa, monyet?.
Emilia:"bukan manusia?"
Lila:"um... sebenarnya kita adalah ras vampir. dan untuk upacara kedewasaan adalah saat dimana darah vampir harus di bangkitkan".
vampir?. baiklah, mungkin aku sedang berkhayal. tapi melihat wajah Lila yang serius ini, entah kenapa aku bisa mempercayainya.
Lila:"mungkin sulit bagimu untuk mempercayainya, tapi aku tidak berbohong padamu"
Emilia:"jadi aku vampir?"
baiklah aku vampir?, apakah ini film twilight atau sejenisnya. ini adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah aku alami.
Lila:"benar. dan bukan hanya kamu tapi aku dan semua orang yang hadir di villa ini semuanya adalah vampir".
Emilia:"jadi hari ini adalah dimana darah vampir ku akan di bangkitkan?"
Lila:"benar. sebenarnya darah vampir mu hampir bangkit dengan sendirinya, yang merupakan hal langka untuk kaum vampir saat ini".
Emilia:"apa maksudnya?"
Lila:"biasanya dimana darah vampir mulai menipis akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk bangkit dengan sendirinya, jadi harus menggunakan metode tertentu. jika bloodline itu dapat bangkit dengan sendirinya, berarti bloodline yang ada di tubuhmu lebih murni dari kita semua".
ini benar-benar di luar harapanku, sebenarnya jika ada sesuatu yang aneh di sini, aku mengira bahwa aku akan terlibat dengan sekte sesat, tapi siapa yang menduga bahwa akhir ceritanya akan menjadi seperti ini.
Emilia:"jika itu benar maka hal ini bisa menjelaskan kenapa orang tuaku tidak menua selama bertahun-tahun"
Lila:"itu benar. sebenarnya tuan dan nyonya Engard V berusia lebih dari seratus tahun. kita kaum vampir memiliki umur yang panjang, dan semakin murni bloodline nya Maka akan semakin panjang umurnya".
eh?, lebih dari seratus tahun?. kalau begitu aku seharusnya memiliki saudara kan?. hidup lebih dari seratus tahun dan hanya memiliki satu anak?, lelucon yang bagus.
Emilia:"kalau begitu aku pasti memiliki saudara kan?. soalnya jika yang kamu katakan memang benar, tidak mungkin setelah hidup selama itu hanya memiliki satu anak kan?"
Lila:"tidak. kamu adalah satu-satunya. semakin tinggi tingkat vampirnya maka akan semakin sulit untuk memperoleh keturunan".
ayah dan ibuku yang malang. aku sebenarnya ingin mengajukan lebih banyak pertanyaan, tapi sebelum itu, aku sudah di panggil kembali ke bawah untuk menyiapkan sesuatu.
di bawah sepertinya lebih banyak orang yang datang. ibuku memakai jubah hitam longgar dengan Bros emas berbentuk sepuluh pasang sayap kelelawar di dada sebelah kirinya.ibu datang menghampiri ku.
Rose:"sayang. ayo ikut ibu, aku akan membantumu berganti pakaian"
aku mengikuti di belakang ibuku, jika aku perhatikan semua yang datang akan memakai jubah hitam longgar dan beberapa akan memakai Bros tertentu di dada sebelah kirinya.
kami sampai di ruang ganti, di sini terdapat banyak sekali pakaian dengan berbagai model dan warna yang di gantung dengan rapi.
Rose:"pakailah ini sayang"
ibu menyerahkan ku pakaian dan jubah yang berwarna putih serta topeng hitam yang aku tidak tau terbuat dari apa.
Emilia:"Bu, dimana ayah?"
dari tadi aku sepertinya tidak melihat ayah. apa dia tidak akan hadir dalam upacara ini?.
Rose:"ayah mu, dia sedang menyiapkan sesuatu di gerbang hitam"
lagi-lagi istilah yang sulit untuk aku pahami. yah... biarlah nanti aku juga akan tahu sendiri.
tapi yang membuatku lebih penasaran adalah hal lain.
Emilia:"aku tadi bertanya pada Lila tantang upacara kebangkitan darah. jika bloodline ku dapat bangkit dengan sendirinya, lalu kenapa aku harus melalui upacara ini?"
benar, bukankah upacara ini hanya untuk mereka yang tidak mampu membangkitkan bloodline nya. dan aku mampu membangkitkan nya sendiri, masihkah harus melalui hal misterius ini?.
Rose:"tentu saja. lagian kamu belum mampu mengontrol kekuatanmu, dan kita tidak tau kapan itu akan bangkit seutuhnya. mungkin kamu sudah merasakan akhir-akhir ini kan".
Emilia:"Bu maksudmu perasaan aneh itu?".
Rose:"itu benar. kebangkitan memerlukan darah manusia sebagai suplemen untuk memperbaharui dan membangkitkan sel-sel yang ada di tubuhmu. jika kamu tidak dapat mengendalikan keinginanmu, mungkin kamu akan mengamuk dan menghisap darah teman-teman sekolahmu".
jadi seperti itu. aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika waktu itu Lila tidak datang dan menolongku. membayangkan nya membuat bulu kuduk ku merinding.
tapi jika kebangkitan memerlukan darah manusia, apakah aku harus menghisap darah manusia?. ini mengerikan dan aku tidak mau membayangkannya.
seperti melihat pikiran ku, ibu menepuk kepalaku dan berkata dengan lembut.
Rose:"tidak perlu khawatir sayang. kamu tidak perlu menghisapnya secara langsung, kami sudah menyiapkan blood pool untukmu berendam".
oke, justru itu membuatku lebih panik dan merasa agak mual. berendam di kolam darah? seberapa menjijikkan nya itu?.
Rose:"jangan khawatir. darahnya kami peroleh melalui donor dan membeli di rumah sakit".
bukan itu masalahnya, masalahnya adalah aku harus minum dan berendam di dalam blood pool, itu mengerikan. hahhh.. sudahlah, aku tidak bisa berkata-kata lagi.
selesai berganti pakaian, semua orang keluar dari villa menuju mobil masing-masing. saat aku keluar dari pintu villa aku mengalami kejutan besar. di luar villa terdapat lebih dari seratus orang yang menggunakan jubah hitam. tapi jubah hitam yang mereka bawa lebih sederhana dan kasar Dari pada yang di kenakan ibu dan yang lainnya.
aku mengikuti ibuku masuk ke dalam mobil. kami duduk di kursi belakang yang nyaman. yang mengemudikannya adalah Sauvell.
setelah kami memasuki mobil banyak orang yang dari dalam villa termasuk Lila dan keluarganya juga memasuki mobil-mobil mewah dengan berbagai merek dan model.
dan orang-orang yang telah menunggu di luar mereka memasuki puluhan mobil Maserati GranCabrio V8 berwarna hitam pekat.
iring iringan mobil mewah ini benar-benar menarik perhatian orang-orang di jalanan.
iring-iringan melaju keluar kota dalam balutan malam. hingga sampailah di sebuah tanah lapang yang luas dengan monumen batu setinggi lebih dari lima meter.
di sekitar monumen terdapat lima meja batu dengan ukiran tertentu. lima orang termasuk ibuku berjalan maju dan meneteskan darah mereka di atas meja batu dengan lambang yang sesuai dengan Bros yang ada di dada kiri masing-masing.