Chereads / Princess Of The Night / Chapter 4 - BAB 4: Blood Harvest festival

Chapter 4 - BAB 4: Blood Harvest festival

saat darah itu menetes ke atas meja batu, seluruh ukiran meja batu menyala dengan warna merah, di ikuti oleh monumen besar yang menyala merah dan memperlihatkan banyak ukiran yang sangat rumit.

pemandangan yang aku saksikan di depanku sangat mirip dengan adegan di negeri dongeng. jika aku tidak melihatnya sendiri aku tidak akan pernah mempercayainya meski kepalaku terbentur tiang.

tanah lapang yang semula gelap sekarang diwarnai oleh cahaya merah. aku memperhatikan ke atas monumen, di sana aku menyaksikan bulan putih cerah perlahan tertutupi oleh bayangan. ya, ini adalah gerhana bulan. setelah bulan tertutup bayangan dan menyisakan lingkaran cahaya cincin, aku merasakan bahwa lingkungan sekitar berubah menjadi lebih dingin dan sangat sunyi. lingkaran cincin cahaya yang tadinya berwarna putih, kini berubah menjadi merah terang.

ini bukan kesunyian saat tidak ada orang, di sini masih ada banyak orang. tapi kesunyian ini adalah kesunyian yang mencekam, baik suara serangga maupun angin yang berhembus tidak terdengar sama sekali, bahkan bintang-bintang di langit pun tidak terlihat.

monumen batu yang tadinya hanya bersinar, kini cahayanya menjadi lebih kuat hingga pada akhirnya monumen itu menembakkan pilar cahaya ke langit, saat itulah sebuah gerbang hitam setinggi tiga atau empat meter muncul dihadapan ku.

perlahan pintu gerbang itu terbuka, dari dalam munculah seorang pria yang terlihat berusia di awal tiga puluhan tahun. berambut coklat pendek, tingginya sekitar 1,8m dengan mata merah menyala, tapi di dalam sorot matanya tersimpan kelembutan saat menatapku. dia menggunakan jubah hitam longgar dengan Bros merah yang bentuknya mirip seperti yang di kenakan ibu. hanya saja yang ini berwarna merah. Grey Engard V, dia adalah ayahku.

Grey:"Emilia. ayo masuklah"

dengan senyum di wajahnya, ayah mengundangku masuk ke dalam gerbang yang menakutkan itu.

Rose:"ayolah sayang"

sebelum aku sempat menolak, tangan ku sudah di raih dengan lembut oleh ibuku dan membawaku masuk.

pandanganku kabur sejenak. setelah kembali normal yang aku lihat adalah lorong yang terbuat dari batu bata abu-abu yang hanya diterangi oleh obor yang menyala merah.

di sepanjang koridor terdapat Banyak patung-patung kesatria dengan berbagai senjata di tangannya.

kami terus berjalan di sepanjang koridor, selama perjalanan, kami harus melalui lima pintu yang terbuat dari baja dengan ukiran rumit di atasnya.

menurut penjelasan yang di katakan ibuku, proses meneteskan darah di awal dimaksudkan untuk membuka kelima pintu ini. jika hanya seorang yang meneteskan darah, maka yang terbuka hanyalah gerbang awal. kelima orang itu harus dari kelima keluarga besar. tempat ini memiliki total 6 gerbang. satu sebagai pintu masuk dan yang lima sisanya adalah pintu menuju aula utama yang harus di buka dengan lima keluarga besar dan keluarga utama. Engard V, Blutige, Turmfalke, Blutjager, Rosenblut, dan Blitz.

keluarga Engard V adalah keluarga utama yang bertanggung jawab atas kelima keluarga besar.

kelima orang yang tadi, di tambah ayah kembali meneteskan darah di depan pintu besar terakhir. pintu terakhir ini lebih besar sekitar lima meter dengan ukiran seorang wanita yang memiliki dua belas Pasang sayap kelelawar.

setelah darah di teteskan, pintu kembali memancarkan cahaya merah berdarah, dan perlahan terbelah terbuka. di dalamnya seperti sebuah aula besar melingkar dengan sebuah kolam renang lingkaran berukuran sekitar dua meter dengan dalam setengah meter.

Rose: kalian bawa persediaan nya kemari"

ibu berteriak kepada lebih dari seratus orang berjubah hitam untuk membawa sesuatu masuk ke dalam. aku melihat yang mereka bawa adalah banyak kotak pendingin darah. sudah jelas apa yang ada di dalamnya.

mereka membawanya masuk dan menuangkan isinya ke dalam kolam. saat semua isinya dituang, kolam yang semula kosong berubah menjadi kolam darah merah kehitaman yang kental.

pemandangan seperti ini adalah hal yang sangat menakutkan bagiku. aku tidak bisa membayangkan, berapa banyak orang yang akan di perah untuk mendapatkan darah sebanyak ini.

seketika ruangan itu dipenuhi dengan aroma anyir darah. mata semua orang yang hadir, termasuk Lila dan ibu berubah menjadi merah menyala.

awalnya aku tidak merasakan apapun hanya takut dan jijik tapi setelah beberapa saat, tubuhku tiba-tiba mulai memanas dan tenggorokanku kering. pikiranku kacau dan tidak mampu lagi berfikir jernih.

tanpa pikir panjang aku langsung terjun masuk ke dalam kolam. meskipun darah di dalam kolam baru di keluarkan dari dalam kotak pendingin, tapi saat darah menyentuh kulitku, aku merasa seperti terbakar.

Sakit, sakit sekali. tubuhku seperti dicabik-cabik dan tulang serta otot di tubuhku seperti di hancurkan dan dikembalikan seperti semula, perasaan seperti ini terus berulang dan aku sendiri tidak tahu berapa kali aku pingsan. aku berteriak dan berteriak tanpa sadar, kesadaran ku menjadi semakin pudar.

(sudut pandang Lila)

Emilia. aku cukup kagum dengan mentalitas nya. dia bisa menerima keadaan dirinya dengan mudah. aku ingat saat pertama kali di beritahu bahwa aku vampir, aku hanya mengurung diri dan merasa jijik dengan diriku sendiri.

lagian saat upacara kedewasaan, itu sangat menyiksa dan menyakitkan. tapi kurasa dulu aku hanya diberikan secawan darah untuk di minum, sementara Emilia harus menggunakan blood pool, aku tidak bisa membayangkan seperti apa siksaannya.

aku terus memperhatikan kolam darah yang terus menyusut dengan mata telanjang. suara teriakan Emilia terdengar sangat menyakitkan. aku ingin membantu, tapi itu adalah hal yang tidak mungkin. sebagai seorang sahabat aku juga merasa sedih.

perlahan, darah di dalam kolam mulai mengering, baik di minum atau di serap oleh tubuh. saat ku perhatikan, perlahan rambut Emilia yang semula hitam berubah menjadi putih keperakan. bersamaan dengan itu tekanan yang sangat menakutkan terpancar dari tubuhnya.

bukan hanya aku, tapi semua orang yang hadir juga ikut merasakannya. tekanan yang terpancar semakin kuat dan kuat. beberapa orang yang lebih lemah mulai berlutut dan mengeluarkan seteguk darah. ini adalah tekanan dan ketakutan yang berasal dari garis darah. setelah beberapa lama, bahkan aku tidak mampu menahan tekanannya dan berlutut dengan keras di lantai.

"sepertinya darahnya tidak cukup"

"itu benar. aku mengira bahwa darah yang diperlukan akan cukup banyak, tapi tidak mengira bahwa itu akan sebanyak ini"

aku mendengar suara percakapan yang sedikit bergetar karena ketakutan dan kebahagiaan dari para pemimpin keluarga.

"lalu, bagaimana sekarang?"

suara yang familiar. ini adalah suara dari ibuku.

Grey:"jika diperlukan maka kita akan melakukan itu"

Rose:"apa kamu yakin?"

Grey:"itu tergantung dengan keputusan kelima keluarga kalian"

"keluarga Turmfalke setuju"

"keluarga Blitz setuju"

.....

suara ayah datang dengan persetujuan di ikuti oleh kepala keluarga yang lain. akhirnya persetujuan dari seluruh kepala keluarga tercapai, tapi aku tidak tau apa yang mereka maksud.

Rose:"huh... karena semua orang sudah setuju, maka kita akan melakukannya"

nyonya Rose menghela nafas dan berbalik menatapku yang tengah berlutut di lantai. dipandang dengan mata merah menyala itu firasat buruk dan perasaan bahaya menerjang hatiku seperti gelombang tsunami. ini bukanlah ancaman, tetapi tekanan dari vampir yang lebih tinggi.

Rose:"Lila sayang. pergilah dan bawa beberapa orang"

perasaan ku mengatakan bahwa aku akan di berikan tugas yang sangat mengerikan, tapi aku tidak tau dan tidak bisa menolak.

Lila:"maaf nyonya Rose. jika boleh tau, tugas apa yang anda berikan"

Rose:"kamu akan membawa orang-orang mu untuk melakukan sebuah tugas. kata sandinya adalah 'Blood Harvest festival'".

apa!?, aku pasti salah dengar. blood Harvest festival?. apakah para tetua menyetujui ini?. ini sangat mengerikan. tapi, sebagai vampir, ini tidak ada artinya untukku.

Lila:"baik nyonya, saya akan segera berangkat"

dengan susah payah berdiri dan menyeret kaki ku untuk berjalan keluar ruangan. aku pergi keluar dan mengumpulkan vampir yang masih sadarkan diri di bawah cahaya merah monumen batu.

Lila:"kita mendapatkan sebuah tugas"

seorang pria memakai jubah penutup kepala maju dan bertanya.

"jika boleh tahu, tugas macam apa ini?"

Lila:"Blood Harvest festival"

setelah mendengar ke tiga kata itu, beberapa orang tampak tidak percaya sama sekali. ya, aku tahu apa yang kalian pikirkan, tapi ini adalah tugas kita.

Lila:"tidak ada gunanya bengong saat ini. ayo cepat. kita harus berangkat segera"

"baik"

biar bagaimana pun, kami adalah vampir, jadi tugas seperti ini tidak perlu terlalu di pikirkan.

Kami berangkat di bawah penutup malam, sayap kelelawar terangkat dari punggung dan membawa kami terbang ke arah hiruk pikuk kota.

saatnya Blood Harvest festival.