setelah sampai dipuskesmas segera aku dibawa ke ruang IGD dan disitu bu aster menemaniku karna memang beliau juga seorang bidan disitu dengan sedikit memberi aba-aba kepada suster jaga aku segera diperiksa dan sekali lagi kali ini aku harus ditespact karna sebelumnya aku mengalami flek flek hitam kecoklatan. karna khawatir dengan janinku bu aster memastikan kondisi janinku dan setelah dicek ternyata hasilnya masih tetap positif lalu segera aku diperiksa dan diperiksa, sementara suamiku menunggu diluar dengan penuh kecemasan.
setelah 1 jam berlalu akhirnya aku dirujuk rawat inap di Puskesmas karna kondisiku yang lemah tak berdaya sembari upaya bidan untuk menghentikan flek flek yang masih timbul.
lalu setelah dipindahkan di kamar inap akhirnya suamiku masuk dan segera menghampiriku karna menang hanya aku pasien satu-satunya dikamar itu.
suami minta ijin untuk pulang sebentar sembari mengabari keluarga mertuaku tenteng kondisiku dan sedikit khawatir dengan anakku yang semula dititipkan sebentar di rumah mertuaku. dan akhirnya rasa sakit itupun berangsur sedikit demi sedikit dan saking lelahnya karna rasa mulas yang Aku rasakan tadi akhirnya bisa tertidur. keesokan harinya aku dibangunkan oleh suster yang sedang berjaga untuk mengecek tensi darahku dan kondisiku. setelah dicek ternyata masih sama flek itu masih blum bisa hilang hingga akhirnya dokter yang bertugas pun datang memeriksa kondisiku dan bertanya sesuatu tentangku pada suster yang saat itu masih memeriksaku.
"ibu rawat disini dulu yaa sampai flek flek nya benar- benar sudah tidak ada" kata dokter memberi tahuku
"iya dok baik" jawabku pasrah
tak lama dokter pun keluar diiringi dengan suster yang barusan memeriksaku, dan setelahnya suamikupun datang dengan membawa sekantong baju ganti yang nantinya akan kupakai.
"apa kata dokter ?" tanyanya
"katanya aku harus rawat disini dulu sampai flek flek ku benar-benar hilang" jawabku pasrah
"iya gapapa kamu tenang yaa jangan pikir yang macam- macam kasian dedek nanti" katanya sembari mengelus perutku
" iya paa, tapi q takut" jawabku lagi
"sudah tenang disini kan banyak dokter banyak suster yang selalu bisa memeriksa kondisimu" katanya menenangkanku
" iya paa, gimana Rere ga nangis kah ga nyari aku? " tanyaku khawatir tentang putriku yang tiba-tiba kami tinggalkan
"dia gapapa tadi juga lagi main sama Sinta" jawab suamiku lagi
" ya sudah, aku kangen dengannya baru semalem tidak tidur dengannya rasanya aneh" jawabku
" sudah pasti tapi jangan terlalu khawatir pikirkan saja dedek dan kamu supaya bisa lekas sembuh dan pulang" lagi lagi suami menenangkanku.
tak lama sesudah kami berbincang seorang suster datang membawa makanan untukku dan meletakkannya di atas meja samping ranjang ku.
"sarapannya ya Bu" kata suster itu
"terima kasih sus" jawabku
"aku suapi yaa?" tanyanya menawarkan dia membantuku
"aku bisa sendiri pa, aku kan masih bisa duduk" jawabku sembari mencoba untuk duduk.
tak lupa q meminum obat yang tadi diberikan suster sebelum diperiksa oleh dokter juga.lalu q berbaring lagi karna memang kondisiku masih lemah setelah kemaren menahan sakit mulasku.
"papa ga makan?" tanyaku pada suamiku
"tadi sudah sarapan dirumah, masih kenyang nanti saja" jawabnya
"aku kangen Rere pa" kataku lagi
"iya nanti biar tak jemput sekalian Sinta untuk menengokmu jika diperbolehkan dengan dokter" jawab suami lagi
"iya pa" kataku singkat
"aku kedepan ya mau rokokan" ijin suami padaku sembari beranjak dari duduknya
"iya pa" jawabku seraya memainkan ponselku untuk sekedar membuka jejaring sosial untuk bertegur sapa dengan teman teman Mayaku.
setelah siang suami minta ijin untuk pulang menjemput anakku karna mau dibawa kesini hanya untuk menghilangkan rasa kangenku.
"setelah makan aku jemput Rere dan Sinta yaa" kata suamiku meminta ijin padaku
" iya pa" jawabku
" kamu ada yang perlu ato diinginkan untuk dibawakan? tanya suami lagi
"belikan aku kripik-kripik ato makanan ringan biar mulutku tak pahit" jawabku
" iya nanti aku belikan" jawab suami sembari bangkit dan segera keluar meninggalkan kamar rawatku.
sore hari suamikupun tiba dengan Rere dan Sinta adiknya. segera Rere menyalamiku dan akupun langsung menciumnya Karna rasa kangen setelah semalam kutinggalkan.
" ma, mama sakit yaa? kata papa mama sakit" tanya anakku sambil melihatku terbaring
" iya sayang mama sedang tidak enak badan" jawabku padanya
"mama cepet sembuh ya biar bisa cepet pulang dan main lagi denganku" kata Rere lagi menyemangatiku
" iya sayang, Rere jangan nakal ya dirumah uti sama kung" jawabku
" iya ma, aku ga nakal kog" jawabnya sembari lari kepelukan mas Ardy.
"gimana mbk, masih sakit ta?"tanya Sinta padaku
" sudah ga sakit sin, cuma ini masih ada flek makanya harus rawat inap untuk berhentiin flek flek nya " jawabku
" apa mungkin karena jalan kaki pas acara kemaren ya mbk kan lumayan juga jalannya" tanya Sinta lagi padaku
" mungkin juga, ya semoga aja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sin" kataku menyemangati
"iyalah mbak semoga saja ya mbak, cepet sehat mbak semoga fleknya cepet berhenti" kata Sinta lagi
"aammiinn" jawabku mengaminkan.
kamipun terlihat mengobrol santai dengan diselingi canda tawa Rere yang super lincah tingkahnya ada-ada saja yang membuat semua orang tertawa.
senjapun tiba tak terasa akhirnya Sinta dan Rere terpaksa harus pulang karna takut semakin larut kasihan juga Rere. dan merekapun berpamitan padaku.
"aku antar Rere dan Sinta dulu ma" kata mas Ardy meminta ijin
" iya pa, hati-hati" jawabku
" mbak aku pulang dulu yaa?" Sinta pun berpamitan
"titip Rere ya sin" jawabku lagi seraya menciumi Rere yang sedang memelukku.
" iya mbak, assalamualaikum" katanya mengucap salam
"wa'alaikum salam" balasku.
setelah mereka pamit pulang sepi sudah kamar ini karna memang hanya aku sendiri yang ada di ruang inap itu. tapi sesekali terlihat suster yang lewat dan sesekali mengecek kondisiku.
tak terasa sudah seminggu aku dirawat di Puskesmas itu tapi flek itu tak bisa dihentikan dan pagi hari ke 7 dokter memeriksa kondisiku dan bertanya pada suster yang sedang bertugas saat itu.
" sudah berhenti flek nya?" tanya dokter pada Bu aster yang saat ini ikut datang memeriksaku.
" belum tuh dok pdahal sudah dikasih segala macam obat untuk menghentikannya" jawab Bu aster
"wah, sepertinya harus dirujuk ke Rumah sakit untuk di USG, takutnya terjadi sesuatu" kata dokter lagi
"gapapa ya mbk Ita dirujuk buat USG ke Rumah sakit?" tanya Bu aster padaku
" iya Bu gapapa supaya tau juga kejelasanya janinku bu" jawabku
" ya sudah tak buatkan surat rujukan ya" kata dokter lagi sembari meninggalkan kamarku
" mas Ardy belum datang mbak?" tanya Bu aster
"belum Bu, mungkin sebentar lagi biar aku coba telp" jawabku seraya mengambil ponsel yang tadi kutaruh di meja samping.
akhirnya aku menelpon mas Ardy dan tak menunggu lama mas Ardy mengangkatnya
" halo kenapa ma? ada sesuatu?" tanyanya merasa cemas
" halo pa, kata pak dokter aku harus dirujuk ke rumah sakit untuk USG karna sampai saat ini flek nya ga berhenti" jawabku menerangkan.
"iya iya aku datang sekarang" jawab suami seraya menutup teleponnya
tak menunggu lama mas Ardy pun datang dan langsung mempersiapkan segala sesuatunya mungkin tadi sudah bertemu Bu aster dan dokter jaga di depan jadi dia sudah tidak bertanya tanya padaku detailnya.
tak menunggu lama akupun dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans puskesmas dan didampingi seorang suster jaga dan tentu ditemani mas Ardy juga.
setelah sekitar 30 menit perjalanan akhirnya kami sampai di rumah sakit tujuan dan segera aku dibawa keruang dokter spesialis kandungan dengan menggunakan kursi roda. karna memang saat itu masih agak ramai pengunjung akupun langsung dibawa masuk keruangan dokter itu dan langsung menyuruhku untuk berbaring di kasur guna untuk USG. dan setelah beberapa menit dokter memeriksa betapa terkejutnya aku dan suami bahwa kandunganku sudah kosong atau sudah tidak ada janin lalu dokter mengusulkan untuk segera melakukan curet untuk membersihkan sisa-sisanya. lalu dibawanya aku di sebuah ruangan IGD untuk persiapan operasi.
sesampainya diruang igd q ditemani mas Ardy di sebuah ranjang IGD.
"gapapa ma, belum saatnya" kata mas Ardy mencoba membuatku tenang
tapi air mataku tak bisa kubendung saat ini betapa hancurnya hatiku mengetahui bahwa aku kehilangan janinku tangis sejadi jadinya tumpah air mataku, mas Ardy memelukku serta menenangkanku.
ya Alloh cobaan apalagi ini..
akhirnya setelah menunggu kurang lebih 2 jam waktunya aku pindah kekamar operasi dan akupun sudah mengganti pakaianku untuk oprasi saat itu. dan ada rasa cemas, takut menyelimutiku bukan karna aku takut untuk masuk kamar oprasi tapi terlebih merasa cemas karna aku takut mas Ardy kecewa padaku karna kehilangan janinku.
tak lama proses oprasiku mungkin sekitar satu jam akhirnya aku dibangunkan suster yang berada di sebelahku rupanya tadi aku dibius total sehingga tidak mengetahui kondisiku sewaktu berada diruang oprasi.
"sudah bangun Bu? apa yang ibu rasakan?" tanya suster setelah memastikan aku bangun
"hanya pusing saja sus" jawabku setengah tak sadar
lalu aku mulai membuka mataku pelan-pelan ternyata aku sudah berada diluar kamar oprasi. dan suster sedikit mendorong ranjang ku untuk keluar dari ruangan itu.
"pindah ke kamar rawat ya Bu" kata suster lagi
aku yang masih agak lemah mengangguk tanda setuju, setelah keluar dan sampai didepan pintu mas Ardy tanpak menungguku dibalik pintu dan mengikuti kami dari belakang.
setelah sampai kamar inap, suster memberi tahu mas Ardy kalo hari ini masih belum diperbolehkan pulang karna kondisiku masih terlalu lemah tapi besok sudah boleh pulang jika sudah benar-benar kondisiku pulih dan kuat, mas Ardy tetap mendampingiku disamping ranjang ku sambil terus memegang tanganku untuk menguatkan hatiku..