keesokan harinya aku terbangun dan langsung bergegas mandi lalu memasak dan segera menyiapkan untuk keperluan cafe seperti biasa. semoga aja semua bisa kembali tenang dimana aku dan mas Ardy serta Rere kembali dalam keluarga yang harmonis tanpa ada suatu hal yang memperkeruh suasana hati kami.
beberapa hari setelah kejadian itu aku dan mas Ardy tampak kembali harmonis, rumah tangga kami kembali ceria lebih sering bercanda bersama sangat bahagia rasanya seperti dulu.
tak lama setelah kami membuka cafe kami, ternyata mas Ivan kembali dari pekerjaannya yang sebentar itu. dan kali ini dia menemui mas Ardy entah untuk urusan apa yang jelas aku mulai cemas bilamana dia mulai mengusik rumah tangga kami lagi seperti dulu.
"assalamu'alaikum" mas Ivan mengucapkan salam
"wa'alaikum salam" jawab mas Ardy yang memang sedang ada diruang depan seperti biasa
lalu mereka pun duduk di depan membahas sesuatu yang entah aku tidak tau dan tidak mau tahu tentang apa itu, paling- paling mas Ivan berkeluh kesah tentang istri dan anak-anaknya lagi seperti biasa. yah memang mereka sudah sah berpisah tapi tanggung jawab mas Ivan tetaplah harus dipenuhi untuk anak-anaknya karna memang sudah kewajibannya juga menafkahi anak-anaknya. entahlah itu urusan pribadi masing-masing aku tidak mau turut campur.
tak lama setelah itu akhirnya mas Ardy pamit padaku entah mau kemana bersama mas Ivan.
"ma, aku keluar sebentar ya mau ngantar mas Ivan" kata mas Ardy setelah menghampiriku di kamar
karna memang sewaktu aku tau kalau mas Ivan datang aku langsung masuk kamar, malas saja menghadapinya pasti ada hal yang dibahasnya jika aku turut serta menemuinya didepan tadi.
" memang mau kemana?" tanyaku.
" ke rumah mas Andri, sebentar kog" kata mas Ardy lagi
" ya sudah jangan lama-lama takut Rere mencarimu" kataku melirik Rere yang saat ini sedang tidur
"iya ma" jawabnya sembari mengambil jaket
akhirnya setelah mas Ardy pamit padaku merekapun pergi dengan berboncengan.
setelah 1 jam berlalu akhirnya mas Ardy pulang tapi tidak dengan mas Ivan, mungkin tadi sekalian diantar pulang oleh mas Ardy atau entah kemana yang jelas aku merasa agak lega karna mas Ivan tidak ikut kembali kesini.
hari pun mulai gelap aku dan mas Ardy serta Rere berada diruang studio untuk sekedar mencoba alat-alat musik mas Ardy atau sekedar membersihkannya. kami kembali ceria didalam sambil bercanda menggoda Rere yang memang saat itu masih lucu-lucunya. tak selang beberapa lama mas Ardy mulai ingin membicarakan sesuatu padaku tapi sepertinya masih ragu tampak terlihat jelas di matanya ada sesuatu yang mengganjal.
"ma, aku boleh tanya sesuatu?" kata mas Ardy memulai pembicaraan
" iya pa, kenapa?" jawabku
" Emm, kamu ada tabungan ga?" tanyanya lagi
" ada sih tp ga banyak" jawabku lagi
" boleh aku pinjam?" mas Ardy bertanya ragu-ragu
" buat apa pa?" tanyaku
"mas Ivan kmaren ada sedikit masalah dengan mas Indra" kata mas Ardy lagi
"lah, memang ada apa lagi?" tanyaku curiga
"begini ma, jadi kemaren itu mas Ivan membantu bekerja dirumah mas Indra tp karna suatu hal mas Ivan ternyata belum membayar setoran yang biasanya harus disetor setelah 5 hari kali itu mas Ivan tidak menyetorkannya" mas Ardy menjelaskan padaku
" tapi tabungan ku nanti untuk tambahan bayar sewa rumah ini Lo" kataku lagi
"memang mas Ivan pasti mengembalikan? kondisi keuangan kita juga kurang bagus sekarang nanti kalo ada apa-apa bagaimana?" tanyaku cemas
karna memang aku paham bagaimana sifat mas ivan tentu aku agak keberatan meminjamkan uang padanya bukan karna aku pelit tapi karna memang mas Ivan sangat sulit dipercaya dan sifatnya yang kurang bertanggung jawab terhadap amanah juga sering kali dilalaikannya. kali ini akan meminjam uang padaku tentu aku harus banyak pertimbangan lagi.
"nanti seminggu lagi mas Ivan dapat gajinya tapi dia harus menyelesaikan setorannya terlebih dahulu" mas Ardy menjelaskan lagi
" tadi kan aku juga sudah ketemu dan ngobrol dengan mas Indra juga" katanya lagi
" memang berapa uang yang harus disetor mas Ivan?" tanyaku
" 1 juta ma" jawab mas Ardy
" tapi bener kan dia akan kembalikan, aku ga mau ada apa-apa nantinya yang memberatkan keuangan kita lagi" jawabku mengingatkan
" iya ma" jawab mas Ardy
" ya sudah besok pagi aku ambilkan" jawabku sedikit ragu
" iya ma" kata mas Ardy
setelah beberapa menit berlalu, maka malampun semakin larut dan kamu segera menutup cafe dan segera beranjak tidur dan menggendong Rere yang sedari tadi sudah tertidur di ruang studio.
keesokan harinya akupun segera mengambil uang di ATM yang akan kupinjamkan pada mas Ivan, dan setelah sampai dirumah segera aku berikan yang itu pada mas Ardy.
" ini pa, uangnya" kataku sembari menyodorkan yang pecahan seratus ribuan itu
" iya ma, bentar lagi langsung kuberikan pada mas Ivan biar segera diselesaikan masalahnya supaya tak berlarut-larut" kata mas Ardy.
"iya" jawabku singkat
sebenarnya kurang percaya melepaskan uang itu tapi aku melihat mas Ardy dan masih menghormatinya, oke aku lihat apakah mas Ivan bisa dikasih kepercayaan lagi ini terakhir kalinya gumamku
setelah beberapa jam akhirnya mas Ardy pulang dan kita mulai membuka usaha cafe setelah aku masak dan menyiapkan semuanya juga tak lupa setelah memandikan Rere tentunya., begitulah kegiatan kami hari-harinya tidak ada yang berbeda.
setelah 5 hari kemudian tak nampak mas Ivan sekalipun datang kerumah kami, dan akhirnya akupun mulai menanyakan pada mas Ardy.
" sudah 5 hari pa, mas Ivan ga kesini?" tanyaku hati-hati
" iya, coba nanti aku kerumah ibu mungkin mas Ivan masih dirumah" jawabnya
"iya" jawabku singkat
akhirnya mas Ardy pun benranjak kerumah ibunya untuk menemui mas Ivan dan setelah hampir 2 jam mas Ardy pun kembali dengan wajah yang bisa q tebak jika mas Ivan lagi lagi tidak bis menepati janjinya pada kami.
"mas Ivan pulang ma" kata mas Ardy seraya duduk disampingku
"pulang kemana? bukannya katanya udah cerai? tanyaku
" entahlah kata ibu Rayhan telpon suruh mas Ivan pulang" jawab mas Ardy lagi
Rayhan adalah anak sulung dari mas Ivan yang mungkin sekarang sudah masuk ke sekolah tingkat pertama. entahlah aku sudah benar benar ga ingin terlibat dengan kelurga mereka lagi semenjak kejadian itu.
" lalu bagaimana, uang kita kurang buat bayar kontrakan" tanyaku pada mas Ardy
" iya ma, nanti q akan nyoba nyari pinjaman ke temen-temen sampai mas Ivan kembalikan uang itu" Jawa. mas Ardy lagi
" ya sudahlah, mau gimana lagi toh juga udah terlanjur seperti ini kita mau diapain juga percuma" jawabku agak kesal dengan kelakuan iparku yang selalu membuat masalah dirumah tanggaku.