Melihat gadis cantik yang masih berada di dekat pintu sedang tertunduk, Nenek segera menghampiri Naya dan mengajaknya untuk duduk.
"Kenapa berdiri disitu Cu?ayo kita duduk, Nenek akan menyuruh asisten rumah tangga untuk mengambilkan air minum untuk Kalian berdua !"ajak Nenek seraya menuntun gadis cantik itu untuk duduk di kursi ruang tamu.
"Bi-bibi,tolong ambilkan minum juga makanan buat den Gabriel sama non Naya !"teriak sang Nenek kepada asisten rumah tangganya.
"Iya,Eyang."jawab asisten rumah tangga dari kejauhan.
Mereka bertiga duduk di kursi ruang tamu,sementara Naya seperti tidak nyaman dia berkali kali melihat benda bundar yang melingkar di pergelangan tangannya.
Gabriel yang melihat itu seolah mengerti kalau kekasihnya ingin segera berpamitan.
"Nek,kayanya Aku harus segera antar Naya pulang,ini udah hampir sore,"imbuhnya seraya bangun dari tempatnya duduk.
Nenek pun ikut bangun,begitu juga dengan Naya.
"Lhoh,kenapa buru-buru,kalian kan baru aja sampai,masih cape,lagian bisa nanti malam Kamu antar Naya pulang,kan Hasan juga belum pulang kerja Bil."jelasnya
"Tidak Nek, Aku akan mengantarnya sendirian saja, Aku tidak mau mengganggu pekerjaan paman."jawabnya
"Iya Nek,besok Naya harus kerja,kalau Naya pulang malam dari sini takutnya besok Naya enggak bisa masuk kerja lagi Nek,karena lelah."imbuh Naya seraya berjalan menghampiri Nenek dan memegang tangan wanita tua itu.
"Naya pamit ya Nek,tapi Naya minta ijin untuk mengambil tas dan pakaian dulu di kamarnya Gabriel !"imbuhnya.
"Ya sudah kalau begitu."jawabnya.
Gadis cantik itupun buru-buru pergi ke lantai dua untuk mengambil tas dan pakaiannya. Di tengah perjalanan Dia berpapasan dengan asisten rumah tangga.
"Eh non,mau kemana?ini bibi udah bawain minuman sama makanan,mau di simpan dimana?"tanyanya
"Iya Bi,Aku mau ke atas Bi,mengambil tas dan pakaian ku, minuman sama makanannya taruh saja di ruang tamu,disana ada Nenek dan Gabriel."jelasnya.
"Non mau pulang?kenapa buru-buru Non,kenapa enggak nginep lagi aja?"imbuhnya.
"Iya Bi,lain kali saja Aku nginep lagi,besok Aku harus kerja,tidak enak sama atasanku kalau libur terlalu lama. Ya sudah Bi, Aku ke atas dulu ya."jawabnya
Asisten rumah tangga itu hanya mengangguk dan Dia pun meneruskan pekerjaannya membawa makanan dan minuman ke ruang tamu,sementara Naya melanjutkan langkahnya menuju lantai dua untuk mengambil tas dan pakaiannya di kamar Gabriel.
Sesampainya di dalam kamar Gabriel,gadis itu melihat ke sekeliling ruangan dan menatap ke arah tempat tidur, Ia teringat akan kejadian pagi itu, Dia pun menatap ke dinding yang berada di pojokan kamar tidur itu,Ia juga kembali mengingat kejadian yang Gabriel lakukan kepadanya,tanpa Ia sadari bulir bening sudah menganak sungai di kedua kelopak matanya,gadis cantik itu buru-buru tersadar dan Ia segera mengusap kedua kelopak matanya,agar bulir bening itu tidak menetes ke pipi indahnya.
Dengan cepat gadis itu mengambil tas dan merapihkan pakaiannya,tidak butuh waktu lama baginya untuk merapikannya, setelah selesai Ia pun segera turun ke lantai dasar untuk menemui kekasihnya dan berpamitan kepada Neneknya.
Sesampainya di ruang tamu, Naya tidak melihat Gabriel, Ia pun bertanya kepada Nenek.
"Nek,dimana Gabriel?"tanyanya.
"Dia sedang keluar,ada telpon dari Clintnya,sini duduk dulu di samping Nenek,"jawab wanita tua itu seraya mengajak Naya untuk duduk di sampingnya.
Gadis bertubuh ramping itu pun segera duduk di samping sang Nenek dan mengambil secangkir teh yang ada di hadapannya.
"Naya minum dulu ya Nek."ucapnya
"Nay,apa Nenek boleh bertanya sesuatu kepada Kamu?"ucap wanita tua itu seraya mengusap kepala gadis yang duduk di sampingnya.
"Iya Nek,boleh."jawabnya sambil menyeruput secangkir teh yang Ia pegang
"Apa Kamu serius dengan Cucu Nenek?apa Kamu sudah tahu sifat buruknya dan bagaiman keluarganya?"tanyanya.
Gadis cantik itu menaruh kembali cangkir yang Ia pegang dan menatap ke arah wanita tua di sampingnya seraya tersenyum dan memegang kedua tangan wanita itu.
"Nek, Naya sudah tahu semuanya,walaupun Gabriel belum bercerita banyak,tapi Naya mengerti semuanya,Naya juga tahu sifat Gabriel seperti apa,insha Allah Nek,Naya akan selalu ada di samping Gabriel dan jika Allah berkehendak,Naya ingin hidup bersama dengan Gabriel selamanya. Melewati suka duka bersama dan Naya siap menerima segala kekurangannya."jawabnya
Mendengar jawaban dari Naya, wanita tua itu mulai meneteskan bulir bening yang membasahi wajahnya yang sudah keriput. Melihat itu Naya buru-buru mengusap bulir bening yang menetes di wajah Nenek tua itu.
"Kenapa Nenek menangis?"tanyanya seraya mengusap lembut pipi sang Nenek.
"Terimakasih Nak,akhirnya Nenek bisa tenang,mendengar jawaban dari Kamu, Nenek bahagia, Gabriel adalah cucu Nenek yang paling berbeda di antara cucu-cucu yang lainnya,hanya Dia yang tinggal bersama Nenek,padahal Dia memiliki keluarga yang lengkap,tapi Dia merasa kurang kasih sayang dari ayah dan ibunya,sehingga Dia memilih tinggal bersama Nenek, Nenek cuma ingin melihatnya bahagia dan menemukan pasangan hidup yang bisa memahaminya."jelasnya seraya memeluk gadis cantik itu.
Tidak berapa lama Gabriel datang dan melihat pemandangan yang begitu mengharukan Ia pun menghampiri kedua wanita yang berarti dalam kehidupannya.
"Kalian berdua kenapa berpelukan, seperti anak-anak saja."tanyanya sambil tertawa cengengesan.
Mendengar itu Nenek dan Naya melepaskan pelukan mereka.
"Apa Kamu sudah selesai Sayang beres-beres nya?"tanyanya kepada kekasihnya seraya mengambil secangkir teh dan meminumnya.
"Iya sudah selesai,kenapa Kamu minum sambil berdiri,tidak sopan tahu?"imbuhnya.
"Maaf tuan putri."jawabnya seraya tersenyum.
"Ya sudah, Kita jalan sekarang?"tanyanya.
"Iya."
Naya pun bangun dari tempatnya duduk.
"Nek, Aku pamit ya."ucapnya seraya mencium punggung tangan wanita tua itu.
"Iya, hati-hati di jalan ya Nak."jawabnya seraya mengusap kepala gadis cantik itu dan mencium keningnya.
Gabriel pun menghampiri sang nenek dan mencium punggung tangan wanita tua itu.
"Bil, hati-hati ya,jangan ngebut-ngebut kalau bawa mobil, kapan-kapan Kamu ajak lagi Naya main kesini, Nenek akan segera membicarakan soal hubungan kalian kepada ayah dan ibu Kamu Bil."imbuhnya
"Tidak usah Nek,biar Gabriel saja nanti yang bicara langsung sama Ayah."jawabnya
Mereka berdua pun segera berjalan keluar dari rumah tersebut dan menuju garasi mobil. Setelah mereka berada di dalam mobil,roda empat itupun melaju keluar gerbang rumah mewah dan menuju jalan raya,di perjalanan Gabriel melihat mobil ibunya yang melaju hendak menuju ke rumah neneknya.
"Bukankah itu mobil Ibu Kamu Sayang?"tanyanya.
"Iya,sudah tidak aneh Sayang,hampir setiap hari Ibuku berkunjung ke rumah Nenek."jawabnya.
Roda empat itupun terus melaju.
Di dalam mobil,Naya terus memainkan ponselnya, Ia mengirim pesan kepada Adiknya, memberitahu kalau dia pulang hari ini.
[Dek, Kakak pulang hari ini,sekarang Kakak sedang di jalan menuju ke rumah,tolong sampaikan kepada Ayah dan Ibu ya Dek] tulis Naya di gawai pintarnya.
"Kamu sedang mengirim pesan ke siapa Sayang?"Gabriel mencoba melihat ke arah ponsel kekasihnya.
"Aku mengabari Dimas,"jawabnya singkat.
"Kenapa Kamu bertanya Sayang,tidak biasanya?"sambungnya
"A-aku tidak,tidak apa-apa."jawabnya dengan sedikit gugup.
Melihat reaksi kekasihnya Naya hanya tersenyum dan menaruh kembali gawai pintarnya ke dalam tasnya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya mobil sampai di halaman rumah Naya.
"Akhirnya kita sampai di rumah kamu sayang." Ucap Gabriel.
Gabriel turun dari mobil dan membukakan pintu mobil dimana Naya duduk di dalamnya.
"Terimakasih sayang." Ucap Naya sambil tersenyum kepada kekasihnya.
"Ayo Kita masuk,"ajak Naya.