"Aku tidak akan pergi. Ini adalah tempat tidurku. Jadi aku berhak untuk tidur di sini. Jika kau keberatan, maka kau bisa tidur di tempat lain," ujar Hendar dengan santai.
Pria itu malah membuat Baby kian kesal. Dengan jawabannya, telah menciptakan pertengkaran di antara mereka berdua.
Baby bisa saja melawan, tetapi dia memilih menahan. Hendar melihat kepalan tangan Baby yang membulat.
Awal mula pernikahan, Hendar merasa risih setiap kali melihat Baby mengepalkan tangannya. Dia takut nantinya Baby akan meninjunya. Tapi, sekarang Hendar sepertinya mulai nyaman?
"Baiklah. Miliki saja tempat tidurmu ini! Lagipula aku juga tidak tertarik dengan barang-barang milikmu!"
"Lebih baik aku pergi saja. Aku lebih baik tidur di kandang sapi, daripada harus tidur satu ranjang dengan pria sepertimu! Cih, malas sekali!" cela Baby kasar.
Kata-katanya bukan hanya omong kosong belaka. Dengan perasaan yang berkecamuk Baby memutuskan pergi dari kamarnya.
