"Turunin aku!" Niken memberontak tepat saat Ardi membaringkan tubuhnya di ranjang.
Sebelum Ardi melakukan hal lebih lanjut, Niken lebih dulu menarik selimut. "Jangan coba-coba menyentuhku!" erangnya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Ardi mengernyitkan keningnya, "Kenapa, Sayang? Kok kayak gini si? Bukannya kemarin kamu bilang, pengen berdua-duaan sama aku, tapi kenapa selang kamu malah menjauh?"
Sebenarnya ini bukan kali pertama Ardi dihadapkan dengan sifat Niken yang seperti menganggapnya orang asing.
Niken bergumam. Bola matanya memutar ke kiri dan kanan, "Hem, karena di luar sedang ada ibu dan abah."
Pengakuan yang sulit Ardi telaah, "Apa hubungannya dengan ibu dan abah? Bukannya kita biasa melakukannya di depan ayah dan mama kamu?"
THEK ...
Skakmat. Niken pun mati kutu sekarang. Dia telah salah mencari alasan, sehingga akhirnya terjebak dalam kalimatnya sendiri.