Kepulangan Nalendra pun tanpa diketahui Niken, yang memang sejak ashar telah mengurung diri di kamar. Bahkan makan malam saja dia enggan banget keluar. Alhasil, Luna mengantar makanannya ke kamar. Ardi hanya bisa menuruti kemauan istrinya tersebut.
Dia sempat mengingat pesan Mita, kalau wanita sudah banyak maunya apa lagi saat masa awal kehamilan, maka itu disebut ngidam. Sebagai suami, sangat wajib menuruti kemauan istri yang sedang ngidam. Jika membangkang, maka nanti anaknya akan mengeluarkan air liurnya terus-menerus.
"Sayang," sebut Niken begitu manja, sambil mengelus-elus bidang dada Ardi yang terbuka.
Benar banget. Kedua anak manusia yang sedang berbahagia itu, memang tidak mengenakan pakaian sama sekali, hanya selimut sebagai penutupnya saja.
"Sayang," lirih Niken kembali, tapi yang diucapkannya hanya satu kata dan tidak ada kelanjutannya.
"Ya, kenapa, Sayang?" Ardi berbalik bertanya. Niken menggeser badan untuk merebahkan kepalanya di atas dada Ardi.
