Niken menghapus air matanya secara kasar. Denada menatapnya penuh haru juga, "Cengeng banget si? Akunya jadi ikut nangis 'kan," celetuk Denada, sambil menyeka kristal bening yang hampir menghancurkan riasan wajahnya.
"Ya, siapa suruh ikut nangis? Aku 'kan cuma senang aja lihat kamu akhirnya menikah juga. Apa lagi kita baru ketemu setelah belasan tahun berpisah," timpal Niken, sambil mengerucutkan bibirnya yang merah.
Denada cengengesan, menunjukkan deretan giginya yang putih, "Ya, sorry. Kamu tahu sendiri bukan? Kita tuh sahabat yang engga bisa dipisahkan."
Denada kembali memeluk Niken erat-erat. Niken pun begitu senang karena setelah belasan tahun berpisah, akhirnya bisa dipertemukan lagi.
Setelah berpeluang, Denada baru menyadari kehadiran Ardi yang sedari tadi senyum-senyum sendiri melihat kedekatan mereka.
