"Itu, Niken kenapa? Kok mukanya ditutup kayak gitu?" tanya Mita penasaran.
Bambang pun ingin menanyakan hal serupa, tetapi Mita yang sudah lebih dulu bertanya.
"Dia malu, Ma. Maklumlah. Tadi kan kami baru selesai membuat cucu untuk mama dan ayah. Ya kan, sayang?" celetuk Ardi sambil menggoda istrinya di depan mertuanya.
Mita pun berlari kecil untuk menghampiri Niken, "Aduh sayang, jangan malu kayak gitu dong. Seharusnya kamu senang, bukannya malu."
Mita menarik tubuh Niken agar terlepas dari Ardi. Seketika itu juga memperlihatkan wajah Niken yang memerah seperti kepiting rebus. Mita pun tersenyum lembut, sedangkan Niken merengek dan melompat ke pelukan sang mama.
"Mama, ih." Dia seperti anak kecil yang sedang mengadu pada ibunya, "Ardi nakal, Ma. Omelin dia, Ma."
Mita pun menatap sang menantu, sambil mencubit gemas Ardi. "Kamu apaan anak saya satu-satunya ini, ah? Kamu udah bikin anak saya malu kayak gini. Nakal ya."