"Niken, Sayang!" Mita berlari dari kejauhan. Jaraknya dengan sang putri tercinta sedikit jauh. Suasana Bandara yang ramai dan hampir berdesakan karena dia berada di lorong keberangkatan dan kedatangan, sehingga agak sulit untuk mencapai Niken yang ada di sana.
Niken sendiri tak menghiraukan sang mama. Matanya terus mengedar, mencari keberadaan sang sahabat.
"Ya Allah. Berikan aku kesempatan untuk bertemu dengan Nalendra, sebentar saja. Aku mohon Ya Allah." Niken begitu memohon dalam hatinya untuk bisa dipertemukan dengan Nalendra, walaupun itu hanya beberapa detik saja.
"Bagaimana sayang, apa kamu menemukan Nalendra?" tanya Mita demikian.
Niken menggeleng, "Engga, Ma. Nalendra kayaknya udah naik ke pesawat deh. Bagaimana ini, Ma?"
Niken menangis sejadi-jadinya. Mita membawa tubuh sang putri dalam pelukannya. Suasana Bandara yang berangsur-angsur sepi pun membuat suasana hening di sana. Niken menumpahkan seluruh air matanya dalam pelukan sang mama.