"Pasti asyik bermain dengan Ardi. Apa lagi aku sudah lama tidak main, setelah terkahir kali melakukannya dengan Samudra." Melati berdecak, sambil menjilat air liurnya yang keluar begitu saja kala membayang bagaimana sentuhan demi sentuhan Ardi mengenal kulitnya.
Terutama saat benda besar milik Ardi masuk ke dalam bibir bawahnya yang sudah lama tidak dimasuki oleh kejantanan seorang pria.
Tiga puluh menit berikutnya, terdengar suara klakson mobil yang memasuki area parkir. Melati berlari ke arah jendela untuk melihat mobil tersebut. Firasatnya mengatakan itu adalah mobil Ardi, sehingga dia segera mempersiapkan diri agar terlihat menyedihkan saat di depan Ardi.
Selagi Melati bersiap, Niken dan Ardi memasuki ruangan dengan tergesa-gesa. Bi Luna yang memang sedang mengepel di sana langsung mengehentikan pekerjaannya.
"Nyonya dan Tuan sudah melihat?" tanyanya heran.