"Dah. Assalamualaikum." Ardi tidak dapat menyampaikan selamanya dengan benar karena Niken begitu kasar menariknya.
Melati terlihat murung. Sangat jelas dirinya tidak menyembunyikan rasa kecewa yang mengungkung tinggi di lubuk hatinya.
Baru saja beberapa menit dia memiliki kesempatan untuk mengagumi Ardi dengan penampilan barunya. Sungguh, luar biasa. Melati tidak henti-hentinya berdecak kagum dengan ketampanan Ardi.
Jas hitamnya menambah aura ketampanan pria yang dulu berniat menikahinya. Mengingatnya kembali, agaknya sedikit membuat Melati menyesali perbuatannya di masa lalu. Meninggalkan Ardi yang dengan serius ingin menikahinya. Namun, harus dia tinggalkan demi pria tak bertanggung jawab.
Melati menggenggam erat-erat pisau di tangan kirinya. Potongan-potongan memori lamanya dirangkai kembali, dijadikan satu menjadi mimpi buruk baginya.
Luna terus memperhatikan gerak gerik Melati. Terlebih lagi raut wajah kesal plus marah Melati, agaknya sedikit membuat Luna bertanya-tanya.