Beberapa hari berikutnya. Melati sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Niken pun menyewa travel, sebagai tumpangan kembali ke Jakarta.
Melati duduk di kursi depan, samping pengemudi. Sementara Niken dan Ardi saling merajut cinta di belakang.
Tak khayal Niken terus menunjukkan sisi manjanya pada sang suami. Ardi pun terlihat begitu bahagia karena Niken sudah tidak marah padanya.
Melati meremas ujung bajunya. Setiap desahan manja Niken yang sengaja dibuatnya, mampu memantik percikan api cemburu Melati.
Niken terus memperhatikan gerak gerik Melati. Netranya menangkap kalau saat ini wanita berstatus kekasih Ardi itu sedang kesal, mungkin sedang mengumpat berulang kali di dalam hatinya. Walaupun Niken tidak bisa membaca pikiran orang lain, setidaknya dia merasa demikian.