Mendengar penuturan tersebut, membuat Niken membulatkan matanya. Tidak tahu sebelumnya, kalau Tantenya itu tidak pandai memasak. Fatma pun terkekeh, "Benar yang Mba katakan. Jangankan memasak, bahkan masuk dapur pun aku jarang. Hehehe, tapi sekarang aku mulai belajar memasak. Ya, seperti yang Mba dan lainnnya lihat. Semua ini adalah masakan yang aku buat sendiri. Ya, walaupun sedikit dibantu pelayan juga. Aku pastikan, semuanya murni dari hasil pemikiran aku sendiri."
Fatma pun menjatuhkan pandangannya pada sang putri tercinta, yang sejak tadi tampak gusar. Dia menggenggam tangan Tea, mengelus-elusnya pelan. Matanya berkedip satu kali, sebagai isyarat pada putrinya untuk tetap tenang.
Tea pun mengangguk perlahan. Tidak ada kalimat yang bisa diutarakannya sekarang, selain ucapan syukur pada Sang Maha Cipta karena masih memberinya kesempatan hidup untuk terus berbakti pada wanita yang telah melahirkannya itu.
"Ada pertanyaan buat kalian." Bambang pun membuka pembicaraan.